-->
lm2ehI3jonma4uzm1pDxTuKLeJW1muj7wMTB5q1K

Ngaji[combine]

Baper[oneright]

Review[oneleft]

Cerpen[three](3)

Lifestyle[hot](3)

Kisah[two]

Aksara[dark](3)

    Page

    Bookmark

    Kisah Hikmah; Raja Zalim Cepat Mati

     Imam al-Ghazali dalam kitab Sirrul Alamin menulis sebuah kisah tentang bahayanya zalim kepada orang lain. Ketika seorang zalim pada orang lain, sebenarnya dia sedang menghancurkan diri sendiri.

    Dikisahkan, ada seorang raja muslim mengirim utusan pada raja Hindu. 

    Tujuannya untuk menanyakan kenapa raja Hindu kenapa bisa panjang umur, sedangkan raja muslim cepat meninggal dunia.

    Utusan itupun berlalu. Sesampainya di hadapan raja Hindu, utusan raja muslim mengutarakan pertanyaan rajanya.

    Raja Zalim




    Lalu, raja Hindu berkata kepada si utusan, “Lihatlah pohon yang banyak buahnya ini. Aku tidak akan menjawab pertanyaanmu sebelum pohon ini terpotong-potong.”

    Utusan raja muslim masih berada di negara raja Hindu. Hatinya tidak tenang karena harus menunggu jawaban. 

    Agar jawaban itu lekas didapatkan, si utusan memiliki keinginan untuk merobohkan pohon itu.

    Namun, tak lama kemudian terdengar suara keras sekali, seperti pohon roboh. Orang-orang berlarian. 

    Utusan raja segera menghampiri suara itu. Ternyata pohon yang penuh dengan buah itu sudah roboh ke tanah.

    Ternyata di tempat kejadian juga ada raja Hindu. Ketika raja Hindu melihat utusan raja Muslim, dia berkata, “Pulanglah! Ini jawabanku. Katakan juga pada rajamu, satu keinginan dapat merobohkan pohon ini. Lalu bagaimana dengan keinginan orang-orang yang didzalimi tidak dapat menghancurkan orang yang menzaliminya?”

    Kisah ini senada dengan hadis Rasulullah saw.,

    أن رسول الله صلى الله عليه و سلم بعث معاذ بن جبل إلى اليمن فقال اتق دعوة المظلوم فإنها ليس بينها وبين الله حجاب

    “Rasulullah saw. mengutus Mu’adz bin Jabal menuju Yaman (untuk mengajarkan agama). Lalu Rasulullah saw. bersabda, “Takutlah pada do’a orang yang didzalimi, karena antara do’anya dan Allah tidak ada hijab (maksudnya diijabah)”. (HR. Imam Turmudzi)

    Posting Komentar

    Posting Komentar

    ]> Don't show.