-->
lm2ehI3jonma4uzm1pDxTuKLeJW1muj7wMTB5q1K

Ngaji[combine]

Baper[oneright]

Review[oneleft]

Cerpen[three](3)

Lifestyle[hot](3)

Kisah[two]

Aksara[dark](3)

    Page

    Bookmark

    Kirim Pahala Bacaan al-Quran untuk Ahli Kubur Menurut Imam Syafii, Sampai!

    Apakah benar, kirim pahala bacaan al-Quran kepada ahli kubur itu tidak sampai menurut Imam Syafi’i? Dan apakah kebaiasaan Masyarakat NU yang berupa kirim pahala bacaan al-Quran untuk ahli kubur menyalahi pendapat Imam Syafi’i??

    Yuk kita bahas!



    Ada sebagian umat Islam yang menuduh masyarakat NU menyalahi pendapat Imam Syafii dalam masalah kirim pahala bacaan al-Qur’an untuk ahli kubur. Menurut mereka, Imam Syafi’i berpendapat bahwa kirim pahala bacaan al-Quran untuk ahli kubur tidak sampai. Oleh karenanya, masyarakat NU menyalahi pendapat Imam Syafi’i.

    Orang yang beranggapan demikian, berarti tidak utuh membaca pendapat Imam Syafi’i. Dia hanya membaca sepotong-sepotong dari pendapat Imam Syafi’i. Tak heran jika kesimpulannya salah dan tidak sesuai dengan pendapat Imam Syafi’i yang sebenarnya.

    Oleh karenanya, untuk menjawab tuduhan di atas, penulis uraikan tiga poin berikut:

    1.      Menurut Imam Syafi’i, membaca al-Quran di kuburan disunahkan

    Dalam kitab Riyad as-Shalihin, karya al-Imam Nawawi, salah satu ulama ahli hadis dan ulama fikih Syafi’i terkemuka dijelaskan, bahwa menurut Imam Syafii sunah hukumnya membaca al-Quran di kuburan.

    Redaksinya sebagaimana berikut:

    قَالَ الشَّافِعِيُّ رَحِمَهُ اللهُ : وَيُسْتَحَبُّ أنْ يُقْرَأ عِنْدَهُ شَيْءٌ مِنَ القُرآنِ ، وَإنْ خَتَمُوا القُرآنَ عِنْدَهُ كَانَ حَسَنَاً

    “Imam Syafi’i berkata: dan disunahkan untuk dibacakan sesuatu dari al-Quran di samping kuburan. Jika mereka (orang yang ziyarah kubur) menghatamkan al-Quran di samping kuburan, maka hal itu adalah kebaikan.”

    Dalam kitab al-Majmu’ Syarah Muhadzab, Imam Nawawi juga menulis:

    المجموع شرح المهذب (5/ 311)

    ويستحب إن يقرأ من القرآن ما تيسر ويدعو لهم عقبها نص عليه الشافعي واتفق عليه الاصحاب

    “Dan disunahkan membaca al-Quran di kuburan dan berdoa untuk ahli kubur setelahnya. Hal ini sebagaimana dinash (difatwakan) oleh Imam Syafi’i dan disepakati oleh Ashab (ulama-ulama) Syafi’iyah”.

    Penjelasan ini memberi pemahamaan bagi kita, bahwa menurut Imam Syafi’i, membaca al-Quran di kuburan bermanfaat untuk ahli kubur.

    Imam al-Mawardi juga menuqil pendapat Imam Syafi’i dalam ktiab al-Hawi:

    الحاوي في فقه الشافعي (3/ 26)

    فَأَمَّا الْقِرَاءَةُ عِنْدَ الْقَبْرِ فَقَدْ قَالَ الشَّافِعِيُّ : " وَرَأَيْتُ مَنْ أَوْصَى بِالْقِرَاءَةِ عِنْدَ قَبْرِهِ وَهُوَ عِنْدَنَا حَسَنٌ "

    “Adapun membaca al-Quran di kuburan, maka Imam Syafi’i berkata: Orang yang berwasiat agar dibacakan al-Quran di kuburannya, menurutku hal tersebut adalah kebaikan.”

     

    2.      Menurut Imam Syafi’i, doa orang yang masih hidup bermanfaat dan sampai pada ahli kubur

    Al-Imam Nawawi menjelaskan dalam kitab al-Adzkar, bahwa para ulama telah Ijma (sepakat) doa orang yang masih hidup bermanfaat dan pahalanya sampai pada ahli kubur. Karena dalilnya sangat banyak dan jelas. Tentu, Imam Syafi’i juga berpendapat demikian.

    Imam Nawawi menulis dalam al-Adzkar:

    أجمع العلماء على أن الدعاء للأموات ينفعهم ، ويصلهم ثوابه.

    “Ulama telah sepakat (Ijma’) bahwa doa untuk orang yang sudah mati itu bermanfaat untuk mereka dan pahalanya sampai pada mereka.”

    3.      Menurut Imam Syafi’i dalam riwayat yang masyhur kirim pahala bacaan al-Quran untuk ahli kubur tidak sampai

    Imam Nawawi menulis dalam Kitab Syarah Sahih Muslim:

    وأما قراءة القرآن فالمشهور من مذهب الشافعى أنه لا يصل ثوابها إلى الميت

    “Adapun bacaan al-Quran menurut riwayat yang terkenal, Imam Syafi’i berpendapat bahwa pahalanya tidak sampai kepada mayit.”

    Dari tiga poin ini, tentu kita perlu berpikir lebih keras mengenai pendapat Imam Syafii tentang kirm pahala bacaan al-Qur’an ini. Jika tidak, kita bisa salah faham dan menyesatkan umat. Oleh karenanya, kita butuh membuka kitab-kitab ulama madzhab Syafi’iyah.

    Dalam kitab Fath al-Wahhab karya Imam Zakariya al-Anshari dijelaskan seperti ini:

    وما قاله من مشهور المذهب محمول على ما إذا قرأ لا بحضرة الميت ولم ينو ثواب قراءته له أو نواه

     ولم يدع

    “Adapun pendapat Imam Syafii yang masyhur (yang berupa kirim pahala bacaan al-Quran tidak sampai) itu maksudnya jika membaca al-Quran tidak di dekat mayit dan tidak meniatkan pahala bacaannya untuk si mayit, atau berniat pahala bacaan al-Qurannya untuk mayit tapi tidak berdoa setelahnya.”

    Jadi poinnya sebagaimana dijelaskan oleh Syaikh Jamal dalam kitab Hasyiyatul Jamal, pahala bacaan al-Quran sampai pada ahli kubur jika:

    1.      Al-Quran dibaca di dekat mayit atau di kuburan, maka pahalanya sampai pada mayit.

    2.      Setelah membaca al-Quran berdoa agar pahala tersebut sampai pada mayit, maka pahala bacaan al-Qurannya sampai pada mayit.

    3.      Jika hanya diniati agar bacaan al-Qurannya sampai pada mayit, maka tidak sampai.

    Hal ini juga senada dengan penjelasan Imam Nawawi. Imam Nawawi menulis dalam kitab al-Majmu:

    المجموع شرح المهذب (15/ 522)

    واختلف العلماء في وصول ثواب قراءة القرآن، فالمشهور من مذهب الشافعي وجماعة أنه لا يصل. وذهب أحمد بن حنبل وجماعة من العلماء وجماعة من أصحاب الشافعي إلى أنه يصل، والمختار أن يقول بعد القراءة: اللهم أوصل ثواب ما قرأته، والله أعلم اه وقال ابن النحوي في شرح المنهاج: لا يصل إلى الميت عندنا ثواب القراءة على المشهور. والمختار الوصول إذا سأل الله أيصال ثواب قراءته، وينبغى الجزم به لانه دعاء،

    “Ulama berbeda pendapat mengenai sampainya kirim pahala bacaan al-Quran untuk mayit. Menurut riwayat Masyhur dalam madzhab Imam Syafi’i dan segolongan ulama, pahalanya tidak sampai.”

    “Sementara Imam Ahmad bin Hambal dan sekelompok ulama, dan sekumpulan ulama Syafi’iyah berpendapat sampai.”

    “Adapun pendapat yang dipilih (agar pahala bacaan al-Quran sampai pada ahli kubur), adalah setelah membaca al-Quran disetai doa, “Ya Allah, sampaikanlah pahala yang aku baca kepada si fulan…”

    Dengan demikian, amaliyah warga NU yang berupa kirim pahala bacaan al-Quran untuk ahli kubur atau disebut Tahlilan tidak bertentangan dengan pendapat Imam Syafi’i. Karena warga NU membaca al-Qurannya di samping kuburan si mayit. Jika warga NU mengirimkan pahalanya dari rumah, mereka berdoa setelah membaca al-Quran agar pahalanya samapi pada ahli kubur.

    Kirim Pahala Menurut Sebagian Ulama Syafi’iyah

    Sebagian ulama Syafiiyah berpendapat, pahala bacaan al-Quran sampai pada mayit dengan tiga hal. Pertama, dibaca di samping mayit atau kuburan. Kedua, berdoa setelah membaca al-Quran agar pahalanya sampai pada mayit. Ketiga, cukup diniati agar pahalanya sampai pada mayit.

    حاشية الجمل *  (16/ 15)

    ( قَوْلُهُ : أَمَّا الْقِرَاءَةُ إلَخْ ) قَالَ م ر : وَيَصِلُ ثَوَابُ الْقِرَاءَةِ إذَا وُجِدَ وَاحِدٌ مِنْ ثَلَاثَةِ أُمُورٍ ؛ الْقِرَاءَةِ عِنْدَ قَبْرِهِ وَالدُّعَاءِ لَهُ عَقِبَهَا وَنِيَّتِهِ حُصُولَ الثَّوَابِ لَهُ وَهُوَ قَضِيَّةُ مَا اسْتَنْبَطَهُ السُّبْكِيُّ مِنْ الْخَبَرِ

    “Imam Ramli Saghir berkata: pahala bacaan al-Quran sampai pada mayit jika ada tiga perkara: yaitu dibaca di dekat kuburan, berdoa setelah membaca al-Quran, dan niat agar pahalanya sampai pada mayit. Hal ini sesuai dengan hasil istinbat Imam Subuki pada hadis Rasulullah saw..”

    Kesimpulannya, irim pahala bacaan al-Quran untuk ahli kubur menurut Imam Syafi'i sampai dengan dua syarat. Pertama, dibaca di dekat mayit atau di dekat kuburan. Kedua, berdoa setelah membaca al-Quran agar pahalanya sampai pada mayit.

    Alakullihal, mengirim pahala bacaan al-Quran untuk ahli kubur memang ada perbedaan pendapat di kalangan ulama Salaf. Dalam madzhab Syafi’i juga ada khilaf. Oleh karenanya, tidak perlu ribut dalam masalah khilafiyah ini. Wallahu A’lam. 

    Posting Komentar

    Posting Komentar

    ]> Don't show.