-->
lm2ehI3jonma4uzm1pDxTuKLeJW1muj7wMTB5q1K

Ngaji[combine]

Baper[oneright]

Review[oneleft]

Cerpen[three](3)

Lifestyle[hot](3)

Kisah[two]

Aksara[dark](3)

    Page

    Bookmark

    Hikmah Shalat Sunnah Rawatib; Membangun Rumah di Surga dan Kebahagiaan di Dunia

     Apa hikmah shalat sunnah rawatib? Yuk kita kaji.

    Selain mewajibkan shalat Fardu, Allah swt. juga menganjurkan shalat sunnah. Diantara shalat sunnah itu adalah sunnah Rawatib.

    Hikmah Shalat Sunnah Rawatib/www.mymasjid.ca


    Shalat sunnah yang dilakukan sebelum dan setelah shalat Fardu. Shalat sunnah ini juga dekenal dengan sunnah Qobliyah (sebelum Fardu) dan Bakdiyah (setelah shalat Fardu).

    Pahala Shalat Sunnah Rawatib

    Jika menengok hadis, pahala shalat sunnah Rawatib ini begitu besar. Yaitu, Allah akan membangunkan rumah di surga bagi orang yang melakukan shalat sunnah Rawatib.

    Rasulullah bersabda,

    ما من عبد مسلم يصلي لله تعالى كل يوم ثنتي [ اثنتي ] عشرة ركعة تطوعا غير فريضة إلا بنى الله له بيتا في الجنة أو إلا بني له بيت في الجنة ] رواه مسلم

    “ Tidaklah seorang muslim yang setiap harinya shalat 12 rakaat karena tathowwu’ (sunnah) selain yang difardukan, kecuali Allah akan membangunkan rumah untuknya di surga (HR. Imam Muslim).

    Hukum Shalat Sunnah Rawatib

    Setelah menganalisis beberapa hadis, para ulama Fikih membagi sunnah Rawatib menjadi dua bagian. Pertama, Mua’kkad (sangat dianjurkan), yaitu dua rakaat sebelum Subuh, dua rakaat sebelum dan sesudah Zuhur, dua rakaat setelah Maghrib, dan dua rakaat setelah Isyak serta shalat Witir.

    Kedua, Ghairu Mu’akkad (tidak begitu dianjrukan), yaitu menambahi dua rakaat sebelum dan sesudah Zuhur, empat rakaat sebelum Ashar, dan dua rakaat sebelum Maghrib.

    Hikmah Shalat Sunnah Rawatib

    Mengenai hikmah shalat sunnah rawatib ini, Syaikh Ali Ahmad Al-Jurjawi mengatakan dalam kitabnya Hikmah at-Tasyri’ Wa Falsafatuh, setidaknya ada empat hikmah sunnah shalat Rawatib.

    Pertama, penyemangat bagi shalat Fardu. Lumrahnya, manusia berwatak cepat bosan. Makanan misalnya. Mereka pasti bosan jika setiap kali ingin makan, menu makanannya itu-itu saja. Untuk menghilangkan kebosanan, menu makanan harus diganti.

    Begitu juga dengan shalat. Jika hanya shalat Fardu, kita akan bosan. Untuk menghilangkan kebosanan itu, Allah mensyariatkan sunnah rawatib atau sunnah Qobliyah dan Bakdiyah Shalat. Dengan demikian, shalat bervariasi dan berganti-ganti. Dari sunnah ke fardu, dari fardu ke sunnah.

    Kedua, menjernihkan hati dan fikiran. Ketika ingin mengerjakan shalat Fardu, hati buth benar-benar bersih dari keduniaan. Sehingga hati dan pikiran bisa khusyuk, hanya fokus pada Allah swt..

    Maka, Shalat sunnah rawatib yang Qobliyah menjadi media tercapainya hal itu. Dengan shalat sunnah sebelum shalat fardu ini pikiran mengenai kesibukan duniawi bisa diminimalisir. Sehinggga, ketika shalat Fardu dilaksanakan, hati kita bisa khusyuk.

    Ketiga, beralama-lama bermunajat dengan Allah swt.. Bermunajat dengan Allah adalah hal yang paling manis dan menentramkan hati. Ketika shalat sunnah Qobliyah dengan benar, maka hati kita bersih sehingga kita bisa khusyuk menjalankan shalat fardu.

    Kekhusyukan dalam shalat akan mengantarkan kita kepada kebahagiaan yang tiada tara. Agar kebahagiaan itu tidak begitu singkat, Allah mensyariatkan sunnah Bakdiyah. Sehingga rasa tentram karena bermunajat kepada Allah memiliki waktu yang lebih panjang.

    Keempat, penyempurna kekurangan shalat fardu. Diakui atau tidak, shalat dengan khusyuk tidak mudah. Dari awal kita khusyuk, di tengah shalat kita lalai. Bahkan, kadang kita lupa megerjakan sunnah-sunnah dalam shalat Fardu. Maka, hikmah Shalat sunnah Rawatib berfungsi sebagai penyempurna untuk kekurangan-kekurangan ini.

    Dengan demikian, hikmah shalat sunnah Rawatib sangat banyak dan manfaatnya juga besar. Orang yang melakukan shalat sunnah rawatib akan mendapatkan rumah di surga dan ketentraman jiwa di dunia.

    Shalat Fardu menjadi sempurna. Sebab, andai terjadi kekurangan dan ketidak sempurnaan kerena meninggalkan kesunahan dalam shalat fardu, maka shalat sunnah Rawatib menjadi pelengkapnya.

    Tentu, pahala dan hikmah sunnah Rawatib ini tidak bisa diraih dengan hanya membalikkan telapak tangan. Harus ada keiginan dan usaha yang kuat. Berusaha mentadabburi bacaan, berusaha membuang pikiran keduniaan, dan berusaha membangun kekhusyukan. Wallahu A’lam.

    Posting Komentar

    Posting Komentar