Apa hikmah shalat sunnah rawatib? Yuk kita kaji.
Selain mewajibkan shalat Fardu, Allah swt.
juga menganjurkan shalat sunnah. Diantara shalat sunnah itu adalah sunnah Rawatib.
Hikmah Shalat Sunnah Rawatib/www.mymasjid.ca |
Shalat sunnah yang dilakukan sebelum dan
setelah shalat Fardu. Shalat sunnah ini juga dekenal dengan sunnah Qobliyah
(sebelum Fardu) dan Bakdiyah (setelah shalat Fardu).
Pahala Shalat
Sunnah Rawatib
Jika menengok hadis, pahala shalat sunnah Rawatib
ini begitu besar. Yaitu, Allah akan membangunkan rumah di surga bagi orang yang
melakukan shalat sunnah Rawatib.
Rasulullah bersabda,
ما من عبد مسلم يصلي لله تعالى كل يوم ثنتي [
اثنتي ] عشرة ركعة تطوعا غير فريضة إلا بنى الله له بيتا في الجنة أو إلا بني له
بيت في الجنة ] رواه مسلم
“ Tidaklah seorang muslim yang setiap harinya shalat 12 rakaat
karena tathowwu’ (sunnah) selain yang difardukan, kecuali Allah akan
membangunkan rumah untuknya di surga (HR. Imam Muslim).
Hukum Shalat
Sunnah Rawatib
Setelah menganalisis beberapa hadis, para ulama
Fikih membagi sunnah Rawatib menjadi dua bagian. Pertama, Mua’kkad
(sangat dianjurkan), yaitu dua rakaat sebelum Subuh, dua rakaat sebelum dan
sesudah Zuhur, dua rakaat setelah Maghrib, dan dua rakaat setelah Isyak serta shalat
Witir.
Kedua, Ghairu Mu’akkad (tidak begitu
dianjrukan), yaitu menambahi dua rakaat sebelum dan sesudah Zuhur, empat rakaat
sebelum Ashar, dan dua rakaat sebelum Maghrib.
Hikmah Shalat
Sunnah Rawatib
Mengenai hikmah shalat sunnah rawatib ini, Syaikh
Ali Ahmad Al-Jurjawi mengatakan dalam kitabnya Hikmah at-Tasyri’ Wa
Falsafatuh, setidaknya ada empat hikmah sunnah shalat Rawatib.
Pertama, penyemangat bagi shalat Fardu. Lumrahnya,
manusia berwatak cepat bosan. Makanan misalnya. Mereka pasti bosan jika setiap
kali ingin makan, menu makanannya itu-itu saja. Untuk menghilangkan kebosanan, menu
makanan harus diganti.
Begitu juga dengan shalat. Jika hanya shalat
Fardu, kita akan bosan. Untuk menghilangkan kebosanan itu, Allah mensyariatkan sunnah
rawatib atau sunnah Qobliyah dan Bakdiyah Shalat. Dengan
demikian, shalat bervariasi dan berganti-ganti. Dari sunnah ke fardu, dari
fardu ke sunnah.
Kedua, menjernihkan hati dan fikiran. Ketika ingin mengerjakan
shalat Fardu, hati buth benar-benar bersih dari keduniaan. Sehingga hati dan
pikiran bisa khusyuk, hanya fokus pada Allah swt..
Maka, Shalat sunnah rawatib yang Qobliyah
menjadi media tercapainya hal itu. Dengan shalat sunnah sebelum shalat fardu ini
pikiran mengenai kesibukan duniawi bisa diminimalisir. Sehinggga, ketika shalat
Fardu dilaksanakan, hati kita bisa khusyuk.
Ketiga, beralama-lama bermunajat dengan
Allah swt.. Bermunajat dengan Allah adalah hal yang paling manis dan
menentramkan hati. Ketika shalat sunnah Qobliyah dengan benar, maka hati
kita bersih sehingga kita bisa khusyuk menjalankan shalat fardu.
Kekhusyukan dalam shalat akan mengantarkan
kita kepada kebahagiaan yang tiada tara. Agar kebahagiaan itu tidak begitu
singkat, Allah mensyariatkan sunnah Bakdiyah. Sehingga rasa tentram karena
bermunajat kepada Allah memiliki waktu yang lebih panjang.
Keempat, penyempurna kekurangan shalat fardu. Diakui
atau tidak, shalat dengan khusyuk tidak mudah. Dari awal kita khusyuk, di
tengah shalat kita lalai. Bahkan, kadang kita lupa megerjakan sunnah-sunnah
dalam shalat Fardu. Maka, hikmah Shalat sunnah Rawatib berfungsi sebagai
penyempurna untuk kekurangan-kekurangan ini.
Dengan demikian, hikmah shalat sunnah Rawatib
sangat banyak dan manfaatnya juga besar. Orang yang melakukan shalat sunnah
rawatib akan mendapatkan rumah di surga dan ketentraman jiwa di dunia.
Shalat Fardu menjadi sempurna. Sebab, andai
terjadi kekurangan dan ketidak sempurnaan kerena meninggalkan kesunahan dalam shalat
fardu, maka shalat sunnah Rawatib menjadi pelengkapnya.
Tentu, pahala dan hikmah sunnah Rawatib
ini tidak bisa diraih dengan hanya membalikkan telapak tangan. Harus ada keiginan
dan usaha yang kuat. Berusaha mentadabburi bacaan, berusaha membuang pikiran keduniaan,
dan berusaha membangun kekhusyukan. Wallahu A’lam.
Posting Komentar