Beberapa hari yang lalu, saya ketemu beliau. Keperluan saya untuk wawancara. Saya penelitian tesis di NH. Tapi, di pondoknya: Khairunnas Surabaya.
.Di Nurul Hayat, beliau dipanggil Ayah: Ayah Molik. Kalau dalam Bahasa Arab barangkali "Buya".
Banyak hal yang saya dapatkan dari beliau. Tidak hanya keperluan penelitian, tapi semangat untuk terus berkarya, berbagi dan produktif.
.
Di antara pelajaran yang beliau ceritakan adalah mengenai yel-yel Nurul Hayat.
.
Yel-yel Nurul Hayat:
"Nurul Hayat.... Semangat!"
"Nurul Hayat.... Mantap!
"Nurul Hayat... Ono Ae!"
.
"SEMANGAT"
Pria asal Bangkalan Madura ini meciratakan tentang filosofi yelyel ini. Kata beliau, kesuksan ternyata tidak ditentukan oleh gelar "S1, S2," atau titel apapun.
Kesuksesan itu ditentukan oleh kemauan. Ya, kemauan dan semangat.
"MANTAP"
"Kalau arti mantap?" tanya saya.
"Jangan tanggung! Jangan setengah-setengah!" jawab beliau.
Saya jadi ingat kisah mertua. Dulu embah pesan ke mertua, "Jangan jadi hewan angghey (bahasa Madura). Kalau terbang, nggak bisa tinggi. Kalau buat lubang di tanah, enggak bisa dalam".
"ONO AE"
"Ono Ae" dalam bahasa Indonesia "Ada saja". Maksudnya, Nurul Hayat mesti kreatif, adaptif, dan inovatif.
Ada saja yang baru. Ada saja yang fresh. Sehingga NH selalu berkembang di setiap zaman.
***
Saya sengaja menulis cerita Ayah Molik bagian ini. Sebagai remender untuk diri sendiri, bahwa untuk menjadi orang yang bermanfaat, tidak boleh biasa-biasa saja.
"Bismillah, sukses, Alftihah...!" (Ini yel-yel ust @Fauzi Palestin
Teruntuk Ayah Molik, Pimpinan @NurulHayatku... Terimakasih atas waktunya.
Posting Komentar