Lumrahnya seorang rasul, Nabi Muhammad SAW maksum sejak kecil. Arti maksum adalah Allah menjaganya dari perbuatan haram dan maksiat.
Sejak masih muda, Nabi Muhammad SAW sudah dihiasi dengan akhlak dan karakter yang indah dan terpuji.
Beliau jujur, bisa dipercaya, peduli, suka membantu orang yang membutuhkan, dan menjauhi perbuatan-perbuatan yang menghinakan.
Oleh karena itulah, masyarakat Makkah menjuluki beliau al-Amin (dapat dipercaya).
Nabi Muhammad Maksum sejak kecil/(Shutterstock) |
Rasulullah saw. mengungkapkan sendiri dengan lisan beliau yang mulia, bahwa beliau menghindar dari aktivitas-aktivitas hina dan jahiliyah.
Rasulullah saw. tidak pernah mabuk-mabukan, main perempuan, dan lain
sebagainya.
Nabi Muhammad muda memang pernah berkeinginan menjadi anak muda nakal sebagaimana pemuda seusianya.
Hanya saja Allah selalu menjaga Muhammad muda
dari perbuatan-perbuatan buruk sehingga tak sampai melakukannya.
Hal demikian pernah diceritakan oleh Rasulullah SAW
dalam riwayat Imam al-Hakim yang artinya:
ما هممت بشيء مما كانوا في
الجاهلية يعملونه غير مرتين، كل ذلك يحول الله بيني وبينه، ثم ما هممت به حتى
أكرمني الله بالرسالة. قلت ليلة للغلام الذي يرعى معي بأعلى مكة: لو أبصرت لي غنمي
حتى أدخل مكة وأسمر بها كما يسمُر الشباب، فقال: أفعل، فخرجت حتى إذا كنت
عند أول دار بمكة سمعت عَزْفا فقلت: ما هذا؟ فقالوا: عُرْس، فجلست أسمع، فضرب
الله على أذني، فنمت فما أيقظني إلا حر الشمس، فعدت إلى صاحبي، فسألني فأخبرته، ثم
قلت له ليلة أخرى مثل ذلك ودخلت مكة فأصابني مثل أول ليلة، ثم ما هممت بعده بسوء
“Aku tidak pernah berkeinginan untuk melakukan perbuatan jahiliyah sebagaimana yang dilakukan oleh masyarakat kecuali dua kali.
Namun, Allah
menghalangiku dari perbuatan itu. Setelah itu, aku tidak pernah berkeinginan
melakukannya lagi hingga Allah mengangkatku menjadi seorang rasul.
Ceritanya, waktu itu, aku berkata kepada seorang temanku yang mengembala
kambing bersamaku di dataran tinggi Makkah, “Maukah kamu mengawasi kambingku? Aku
ingin mendatangi Makkah dan begadang seperti yang dilakukan oleh para pemuda.”
Temanku menjawab, “Iya, aku akan akan mengawasi kambingmu.”
Aku pun pergi ke Makkah. Sesampainya di rumah pertama di Makkah,
aku mendengar sebuah suara nyanyian.
Aku bertanya, “Acara apa ini?”
Orang-orang menjawab, “Ini acara pernikahan”.
Maka aku duduk untuk mendengarkan. Akan tetapi, Allah SWT menutup telingaku, lalu aku tertidur dan terbangun ketika matahari sudah tinggi.
Aku pun kembali pada temanku. Temanku bertanya kepadaku,
“Apa yang kamu lakukan?”
Aku menjawab, “Aku tidak melakukan apa-apa”.
Di suatu malam yang lain, aku meminta lagi kepada temanku untuk mengawasi kembalaanku. Temaknu menjawab, Iya.
Lalu aku mendatangi Makkah. Akan
tetapi, Allah menutup telingaku dan membuatku tertidur seperti sebelumnya.
Setelah itu, aku tidak pernah menginginkan untuk melakukan
keburukan sebagaimana yang dilakukan oleh orang jahiliah hingga Allah mengutusku
menjadi rasul.”
Menurut Syekh Ramadhan al-Buthi dalam Fiqh Sirah, ada dua inspirasi yang bisa dipelajari dari kisah masa muda nabi ini.
Pertama, Nabi Muhammad SAW adalah manusia biasa. Beliau memiliki keinginan sebagaimana keinginan pemuda pada umumnya.
Beliau
ingin begadang, menikmati
hiburan yang melalaikan, dan seterusnya.
Kedua, Nabi Muhammad muda memang menginginkan untuk melakukan perbuatan Jahiliyah, akan tetapi Allah SWT selalu menjaga nabi agar terhindar dari perbuatan hina itu.
Sebab, Allah SWT mempersiapkannya untuk mengemban dakwah sebagai penyempurna akhlak mulia.
Sebenarnya, mudah sekali bagi Allah untuk menciptakan Nabi Muhammad seperti malaikat. Sejak kecil tidak memiliki nafsu dan keinginan nakal.
Akan tetapi, Allah ingin menampakkan kepada umat manusia, bahwa Allah selalu menjaganya sejak kecil hingga dewasa karena Allah mempersiapkannya untuk membawa dakwah yang mulia.
Dengan demikian, Nabi Muhammad maksum atau dijaga oleh Allah swt
sejak kecil.
Oleh karenanya, ketika Nabi Muhammad SAW diutus menjadi rasul, kebanyakan orang musyrik percaya bahwa Nabi Muhammad benar-benar rasul.
Karena mereka tahu tentang pribadi dan karakter baik Nabi Muhammad SAW sejak kecil. Akan tetapi, orang-orang musyrik itu enggan menerima.
Di antara alasannya,
karena takut kehilangan jabatan, penghasilan, atau kemuliaan sosial.
Abu Jahal pernah berkata kepada Nabi:
إنا لا نكذبك يا محمد، ولكن نكذب ما جئت به
Sesungguhnya kami tidak mendustakanmu wahai Muhammad, tapi kami
mendustakan ajaran yang kamu bawa.
Kisah keindahan karakter Nabi Muhammad saw. sejak kecil adalah kisah di awal-awal beliau berdakwah.
Diriwayatkan, ketika Rasulullah mendapatkan wahyu untuk memberi peringatan kepada keluarga beliau, Rasulullah naik ke bukut safa. Lalu Rasulullah memanggil, wahai bani fihr, wahai bani adi.
Panggilan Rasulullah ini dimaksudkan untuk orang-orang Quraisy.
Kemudian berkumpullah orang-orang Quraisy di bukit safa. Orang
yang tidak bisa datang, akan mengirim seseorang untuk melihat apa yang terjadi.
Lalu, Rasulullah saw berkata, “Apakah kalian percaya, jika aku
mengatakan bahwa di lembah itu ada pasukan kuda yang akan menyerang kalian?”
Baca juga:
Orang-orang yang hadir menjawab, “iya. Engkau tidak pernah
berdusta kepada kami. Yang kami tahu tentangmu, selalu berkata jujur”
Lalu, Nabi berkata lagi, “Sesungguhnya aku memberi peringatan
kepada kalian dari siksa yang amat pedih.”
Jadi, Nabi Muhammad SAW adalah manusia biasa tapi istimewa. Muhammad muda
juga memiliki keiginan yang sama dengan pemuda lain, hanya saja Allah selalu
menjaganya. Nabi Muhammad maksum sejak kecil.
1 komentar