"Kisah rumah tangga yang dihancurkan pihak ketiga"
Al-Imam as-Sya’rani menjelaskan dalam kitabnya, al-Uhud al-Muhammadiyah tentang perusak rumah tangga. Dalam penjelasan itu, beliau banyak mengutip hadis-hadis nabi. Dianataranya menjelaskan, bahwa setan memang memiliki misi untuk menghancurkan sebuah keluarga dan rumah tangga.
Kisah rumah tangga yang hancur karena orang ketiga /pinterest |
Setan melakukan banyak siasat untuk merusak rumah
tangga seseorang. Bisa dengan menebarkan kecurigaan atau kebencian di hati
suami, bisa juga di hati istri. Jika tidak bisa, setan bisa saja mengirim pihak
ketiga yang tampak taat pada Pencipta.
Lalu, al-Imam as-Sya’rani menceritakan sebuah
kisah nyata. Kisah ini diceritakan oleh guru beliau, Syaikh Ali al-Khawwash,
salah satu tokoh sufi di masa itu. Menurut penulis, kisah ini sangat memilukan.
Bagaimana tidak, kisah rumah tangga harmnomis ternyata dihancurkan oleh pihak
ketiga yang terlihat agamis.
Jadi, Syaikh Ali al-Khawwas memiliki tangga,
seorang Qadi (pejabat pemerintahan). Dia memiliki istri yang sangat dia
sayangi. Baginya, sang istri tidak ada duanya. Tidak ada perempuan mana pun
yang bisa menggantikannya.
Sang istri juga demikian. Sang istri sangat
mencintai Qadi itu. Laki-laki memang banyak, tapi yang terpatri di hatinya
hanyalah suaminya. Keluarga mereka harmonis dan romantis. Siapapun tidak
mungkin bisa memisahkan mereka. Termasuk Iblis atau Setan sekalipun.
Suatu ketika, ada seorang perempuan tua mendatangi
rumah Qadi itu. Qadi mempersilahkannya masuk. Perempuan itu baik sekali. Sikapnya
sopan, wajahnya polos, dan penampilannya memancarkan kesalehan. Dia tampak
seperti orang berpuasa, rajin salat malam, dan di tangannya ada tasbih yang
terus berputar.
Sang Qadi dan istrinya tidak mempermasalahkan
andaikan perempuan tua itu tinggal di rumahnya. Perempuan tua itu
berterimakasih sebanyak-banyaknya. Permpuan tua itu pun tinggal bersama Sang Qadi.
Hari demi hari berlalu. Perempuan tua itu
benar-benar rajin beribadah. Di malam hari, perempuan tua itu beribadah lama
sekali. Di siang hari, dia berpuasa. Karena itulah, Sang Qadi dan istrinya
sangat hormat dan menyayangi perempuan tua itu.
Tapi, ada satu kesalahan (kalau dianggap
kesalahan) dari Sang Qadi, yaitu setiap malam dia tidak tidur di rumah. Sang Qadi
memiliki seorang guru yang saleh, seorang ulama. Dia sedang mendapatkan
bimbingan spiritual dari gurunya itu. Jadi, saat malam hari, Sang Qadi
menghabisan waktu bersama gurunya.
Hingga pada suatu malam, perempuan tua itu
menghampiri istri Qadi. Istri Qadi menyambutnya dengan hangat.
“Nduk, kamu ini sudah aku anggap seperti anakku. Aku
ingin kamu bahagia. Jika kamu sedih, aku ikut sedih,” kata perempuan tua itu
dengan polosnya.
Istri Qadi terharu. Tentu dia percaya pada perkataan
perempuan itu.
“Kamu tahu enggak, suamimu itu sebenarnya menikah
lagi. Buktinya, sekarang dia tidak ada di sini. Dia menginap di rumah istri
yang kedua,” lanjut perempuan tua itu.
Istri Qadi kaget. Hatinya sakit. Ada amarah, air
matanya ingin tumpah.
“Nduk, tapi kamu tidak perlu cemas. Aku punya
cara agar suamimu setia kepadamu. Gini, kamu ambil sepotong jenggot suamimu di
bagian belakang (dekat leher) menggunakan pisau. Nanti saya buat suamimu mentalak
istri mudanya dan selamanya tidak akan menduakanmu,” kata perempuan tua itu menjelaskan
panjang lebar.
Istri Qadi sedikit ceria. Ada harapan baginya
untuk memiliki suaminya seutuhnya. Dia pun menyetujui untuk melakukan petunjuk
perempuan tua itu.
Saat pulang, Sang Qadi istirahat di kamarnya. Dia
memejamkan mata, tapi tidak sepenuhnya tidur. Dia masih sadar dan merasakan apa
pun yang terjadi di sekitarnya.
Tak lama dari itu, istrinya datang membawa pisau.
Dia melihat dengan jelas, pisau itu sangat tajam. Lalu istrinya menyibak
jenggotnya di bagian belakang dan mengayunkan pisau ke arah jenggot. Seketika Sang
Qadi mengambil palu besar yang sudah disiapkannya dan dipukulkan ke istrinya di
bawah telinga. Istrinya langsung meninggal dunia.
Kok bisa Sang Qadi menyiapkan palu untuk
dipukulkan? Ya, begini. Setelah Qadi itu pulang dari rumah gurunya, perempuan
tua itu menghampiri Qadi. Sang Qadi menyambutnya dengan lembut.
“Tuanku, kamu ini orang baik. Aku tidak ingin
kamu mendapatkan keburukan. Sebenarnya, istrimu ingin menyembelehmu. Dia ingin
menikah lagi dengan orang lain setelah kamu meninggal dunia,” kata perempuan
tua itu dengan nada yang meyakinkan.
Si Qadi ragu. Dia tidak percaya. Dia sayang
istrinya, istrinya juga sangat menyayanginya.
“Kalau kamu tidak percaya, silahkan kamu istirahat
dan pura-pura tidur. Dan lihatlah apa yang akan dilakukan oleh istirmu,”
perempuan tua itu menejelaskan lagi.
Sang Qadi menuruti apa yang dikatakan perempuan
tampak salehah itu. Dia ingin membuktikan. Lalu, terjadilah apa yang terjadi.
Baca juga:
- Merinding! Inilah 4 Kisah Durhaka kepada Orang Tua dan Akibatnya
- Bikin Baper Guys, 6 Hadis Tentang Romantisnya Rasulullah Bersama Istri Tercinta
Kematian sang istri diketahui keluarganya. Lalu mereka
menangkap Sang Qadi dan menyerahkannya pada pihak yang berwajib. Lalu, Sang
Qadi juga dibunuh sebagai hukuman.
Perempuan tua itu keluar dari rumah Qadi dan
istrinya. Tasbih masih di tangannya. Dari mulutnya yang kotor itu terucap, “Subhanallah,
Subhanallah, Subhanallah”.
Ya, begitulah kisah rumah tangga karena pihak ketiga yang tampak taat beragama. Dan ternyata, perempuan tua itu melakukan
semuanya karena mendapat bisikan dari Iblis. Wallahu A’lam.
Maka, istriku, percayalah padaku!! (^_^)
1 komentar