Di kalangan ulama Ahlussunah wal Jamaah (Aswaja), bermimpi bertemu Rasulullah bukanlah hal yang aneh. Begitu banyak keterangan dalam kitab-kitab mengenai mimpi bertemu Rasulullah ini.
Bermimpi bertemu
Rasulullah adalah hal yang istimewa. Dalam sebuah hadis dijelaskan, orang yang
bermimpi bertemu Rasulullah, mimpinya pasti benar. Sebab setan tidak bisa
menjelma menjadi Rasulullah.
Kisah Ulama bermimpi bertemu Rasulullah/pinterest |
Bagaimana kalau dalam mimpi itu tidak sesuai dengan cirikhas Rasulullah sebagaimana dalam kitab-kitab? Insyaallah akan penulis jelaskan dalam artikel lain ya.
Dalam tulisan ini, penulis merangkum beberapa kisah ulama Aswaja yang bermimpi bertemu Rasulullah saw.:
1. Pernah Bermimpi Rasulullah, Laki-laki Ini Istikamah Membaca Sholawat
Suatu ketika, Syaikh
Abdul Wahid bin Zaid menceritakan pengalaman hajinya. Konon, tokoh sufi itu
naik haji dan ditemani seorang laki-laki. Laki-laki itu selalu membaca sholawat.
Saat berdiri, duduk, bergerak, atau diam lisannya selalu basah dengan
bersholawat kepada Baginda saw..
Sayikh Abdul Wahid bin
Zaid penasaran, kenapa laki-laki itu begitu istikamahnya. Lalu Sayikah Abdul
Wahid menanyakan hal itu.
Laki-laki itu pun
bercerita. Suatu ketika, laki-laki itu berangkat ke Makkah bersama ayahnya. Kunjungan
itu merupakan kunjungan pertama kalinya. Sepulangnya dari Makkah, laki-laki itu
dan ayahnya bermalam di sebuah rumah. Tiba-tiba laki-laki itu bermimpi
didatangi seseorang.
“Bangun! Sungguh ayahmu
sudah meninggal dan wajahnya menghitam,” kata orang itu dalam mimpinya.
Laki-laki itu kaget dan
terbangun. Dia langsung melihat ayahnya dan membuka kain yang menutupi wajah
ayahnya. Ternyata benar, ayahnya sudah wafat. Wajahnya menghitam. Laki-laki itu
kaget bukan kepalang. Ada rasa takut di hatinya.
Tapi, entah kenapa dia
sangat mengantuk. Kantuknya tidak bisa ditahan. Lalu, tanpa terasa laki-laki
itu tertidur.
Dalam tidurnya, dia
melihat ayahnya dalam kondisi mengerikan. Di sisi kepala sang ayah ada empat
orang yang membawa alat pukul yang terbuat dari besi. Syahdan, datanglah
seorang laki-laki yang berwajah tampan. Pakaiannya serba hijau.
“Kalian pergilah,” usir
laki-laki tampan itu. Kemudian, laki-laki tampan itu mengusap wajah mayit lalu menghampiri
si anak.
“Berdirilah, Allah telah
memutihkan wajah ayahmu,” ucap laki-laki tampan itu
“Siapakah engkau?” Tanya
laki-laki yang ayahnya meninggal.
“Aku adalah Muhammad,”
jawab laki-laki tempan.
Ketika bangun dari tidurnya,
teman Syakah Abdul Wahid itu melihat ayahnya. Wajahnya telah menjadi putih dan
cerah. Sejak bermimpi bertemu Rasullah itulah, lisan laki-laki itu selalu basah
dengan sholawat.
2. Kata Rasulullah: Umatku Membunuh Anakku
Suatu hari, Sayidina
Abdullah bin ‘Abbas terbangun dari tidurnya. Dia mengucapkan, “Innalillahi Wa
Inna Ilaihi Rajiun.” Kemudian, sahabat junior itu mengatakan bahwa Sayidina
Husain, cucu Rasulullah telah terbunuh. Abdullah bin Abbas sampai bersumpah
untuk meyakinkan teman-temannya. Tapi, teman-teman Ibnu ‘Abbas tidak percaya.
Setelah itu, Abdullah bin
‘Abbas bercerita bahwa dia bermimpi bertemu Rasulullah saw.. Dalam mimpinya,
dia melihat Rasululllah sedang membawa gelas kaca yang berisi darah.
“Apakah kamu tahu apa
yang diperbuat umatku setelah aku tiada? Mereka membunuh anakku Husain. Ini
darahnya dan darah sahabat-sahabatnya. Aku akan melaporkannya kepada Allah,”
kata Rasulullah.
Setelah mendapat 24 hari
dari mimpi itu, datanglah kabar bahwa Sayidina Husain terbunuh di hari Sayidina
Abdullah bin ‘Abbas bermimpi bertemu Rasulullah itu.
3. Sayidina Ali Benar, Sayidina Muawiyah Mendapatkan Ampunan
Umar bin Abdul Aziz
pernah menceritakan bahwa dia pernah bermimpi bertemu Rasulullah. Dalam mimpinya
itu, dia melihat Rasulullah sedang duduk. Di samping beliau ada Sayidina Abu
Bakar dan Sayidina Umar. Lalu, Umar bin Abdul Aziz mengucapkan salam dan ikut
duduk bersama mereka.
Syahdan, datanglah
Sayidina Ali dan Sayidina Muawiyah. Keduanya dibawa oleh seseorang dan
dimasukkan ke dalam sebuah rumah. Lalu, pintunya ditutup.
Tak selang beberapa lama,
Sayidina Ali keluar dan berkata, “Demi Allah, telah diputuskan untukku (bahwa
Sayidina Ali yang benar dalam perbedaan sikap dengan Sayidina Muawiyah)”. Lalu
Sayidian Muawiyah juga keluar. Sayidina Muawiyah mengatakan, “Demi Tuhan
Kakbah, Allah telah mengampuniku.”
4. Memohon Bacaan Istighfar dari Rasulullah saw.
Sebagaian masyaikh
bermimpi bertemu Rasulullah saw.. Dalam mimpinya itu, dia meminta kepada
Rasulullah agar berkenan membaca istighfar untuknya. Tetapi, Rasulullah tidak
berkenan. Beliau berpaling.
Lalu, masyaikh itu
berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya Sufyan bin Uyaynah bercerita dari
Muhammad bin al-Munkadir, dari Jabir bin Abdullah, bahwa sesungguhnya jika
engkau diminta, engkau tidak akan mengatakan “tidak”.
Rasulullah pun menoleh kepadanya dan berdoa, “Semoga Allah mengampunimu.”
5. Sayidina Umar Ditegur Rasulullah
Sayidina Umar bin Khattab
bercerita, bahwa dia pernah bermimpi bertemu Rasulullah (kemungkinan setelah
Rasulullah wafat). Dalam mimpi itu, Sayidina Umar mendapati Rasulullah enggan
melihatnya. Lalu Sayidina Umar bertanya, kenapa Rasulullah kenapa tidak
berkenan melihat Sayidina Umar.
Lalu Rasulullah menoleh
kepada Sayidina Umar dan berucap, “Bukankah Engkau mencium (wanita halalmu),
padahal kamu sedang berpuasa?”
Setelah kejadian itu,
Sayidina Umar tidak pernah mencium istrinya saat sedang berpuasa.
Kisah di atas disadur
dari kitab Ihya’ Ulumiddin, karya Imam al-Ghazali.
6. Kitab Akidatul Awam Diajarkan oleh Rasulullah Lewat Mimpi
Diceritakan dalam
kitab Jala’ al-Afham Syarh Aqidah al-Awam, bahwa pengarang ‘Aqidatul
‘Awam, Syaikh Ahmad Marzuqi al-Maliki al-Makki bermimpi bertemu Rasulullah. Di
sekeliling Rasulullah ada para sahabat.
Lalu Rasulullah
berkata pada Syaikh Ahmad Marzuqi:
“Bacalah
nadham tauhid! Nadham yang siapa pun
menghafalnya, maka akan masuk surga, akan meraih kebaikan, dan mengikuti
al-Quran dan Hadis.”
Syaikh Ahmad Marzuqi bertanya, “Seperti apakah nadham tauhid itu wahai
Rasulullah?”
Mendengar
pertanyaan itu, para sahabat yang ada di sekeliling Rasulullah angkat bicara.
“Dengarkanlah apa yang
dikatakan oleh Rasulullah,” kata para sahabat itu.
Kemudian,
Rasulullah membacakan nadham kitab tauhid keramat itu. Syaikh Ahmad Marzuqi
bemimpi Rasulullah sampai dua kali. Kitab Aqidatul Awam itu dipelajari hingga
kini di pesantren-pesantren NU.
7. Pendekar Akidah Bermimpi Bertemu Rasulullah
Imam Asy’ari yang
menjadi panutan NU dalam akidah Aswaja pernah bermimpi bertemu Rasulullah. Bahkan
mimpi itulah yang membawanya dari faham Muktazilah kepada faham Ahlussunah Wal
Jamaah.
Dikisahkan dalam
kitab Thabaqat as-Syafi’iyah, bahwa pada suatu malam di bulan Ramadan,
Imam Asy’ari bermimpi bertemu Rasulullah saw.. Dalam mimpinya itu, Rasulullah
berkata, “Wahai Ali, tolonglah madzhab yang diriwayatkan dariku. Karena sesungguhnya
madzhab itu benar.”
Baca juga:
Mimpi itu berulang
sampai tiga kali. Imam Asya’ari pun membuang faham Muktazilahnya dan pidanh ke
faham Aswaja. Sejak itulah Imam Asyari menjadi pendekar yang membela faham
Islam yang benar.
Itulah kisah para ulama
yang bermimpi bertemu Rasulullah saw.. Semua ulama yang diceritakan di atas
merupakan ulama panutan Aswaja. Semoga kita bisa bermimpi Baginda. Amin.
Posting Komentar