Dahulu, orang Arab Makkah memiliki kebiasaan menyusukan bayinya pada orang desa. Hal itu bertujuan agar bayi mereka memiliki karakter yang kuat, bahasa Arabnya bagus, dan badannya kekar. Oleh karenanya, Muhammad yang masih bayi juga disusukan kepada seorang perempuan yang bernama Halimah.
Halimah Sa'diyah mendapatkan berkah saat menyusui Nabi Muhammad/fr.freepik.com |
Ada kisah yang sangat dramatis saat Halimah menerima Muhammad kecil sebagai anak susuannya. Hal ini dikarenakan bayi yang akan menjadi rasul itu anak yatim. Sehingga eksistensinya sangat disepelekan. Tapi ternyata, malah di sana banyak berkah yang bertebaran.
Kisah lengkapnya
sebagaimana berikut:
1.
Halimah
adalah orang yang tak punya
Kala itu zaman paceklik.
Hidup serba sulit. Maka perempuan-perempuan Bani Sa’ad mengadu nasib menuju
Makkah. Mereka menerima jasa menyusui bayi. Dari sanalah mereka akan
mendapatkan upah untuk bekal hidup.
Di antara
perempuan-perempuan itu ada seseorang yang bernama Halimah. Dia berangkat
bersama suami tercintanya. Dibawanya anaknya yang masih bayi. Halimah bukanlah
orang yang berada. Hal itu terlihat dari kendaraannya yang berupa keledai
beserta unta tua.
Bayi Halimah itu sangat
rewel dan selalu menangis. Sampai-sampai Halimah dan suami tidak pernah bisa
tidur. Bayi itu menangis karena dia kelaparan. Halimah dan suami Halimah
sendiri juga kelaparan. Mereka tidak punya bekal yang cukup untuk makan. Unta
tuanya itu sudah tak lagi mengeluarkan air susu.
Halimah dan suami terus
melangkah. Mereka tidak patah arang. Mereka tetap berharap di Makkah mendapatkan
bayi yang bisa memperbaiki kehidupan. Halimah melihat kendaraannya sangat
kelelahan. Apa lagi tidak makanan untuk diberikan pada hewannya itu.
2.
Tidak
ada wanita yang mau menerima Muhammad kecil
Sesampainya di Makkah,
para perempuan itu mencari bayi yang hendak disusukan. Muhammad kecil pun
ditawarkan kepada mereka. Akan tetapi, mereka itu tidak ada yang mau
dikarenakan nabi anak yatim. Padahal biasanya mereka mendapatkan upah dari ayah
bayi.
Tak selang beberapa lama,
para perempuan itu sudah mendapatkan bayi untuk disusui. Hanya Halimah yang
belum mendapatkannya. Para rombongan itu pun siap-siap pulang. Halimah tidak
mau pulang dengan tangan kosong. Akhirnya dia terpaksa menerima Muhammad kecil.
“Aku tidak ingin pulang
tanpa membawa bayi. Aku akan mendatangi bayi yatim itu. Aku akan menyusuinya,”
ungkap Halimah Sa’diyah pada suaminya.
“Iya, semoga Allah
memberi kita berkah karenanya,” jawab si suami.
Halimah pun mendatangi
rumah nabi. Dia utarakan keinginannya. Ibu nabi mengiakan. Halimah Sa’diyah pun
membawa calon nabi itu. Sungguh, Halimah terpaksa membawanya. Halimah tidak
punya pilihan lain. Andaikan masih ada bayi selain Muhammad, Halimah akan
mengambil bayi itu.
3.
Halimah
Sa’diyah mendapatkan berkah yang melimpah
Sesampainya di tempat
berkumpul, Halimah Sa’diyah menyusui Muhammad kecil. Beliau menyusu sesukanya
sampai selesai. Bayi Halimah juga disusuinya sampai kenyang. Lalu mereka berdua
tidur pulas. Padahal sebelumnya, bayi Halimah Sa’diyah itu tidak pernah tidur
karena air susu Halimah tidak bisa membuatnya kenyang.
Kemudian suami Halimah
mendatangi unta tuanya. Dia takjub. Ternyata air susu milik unta itu penuh.
Maka suami Halimah memerasnya. Hasil perasan itu dibagi dua; dirinya dan
Halimah Sa’diyah. Air susu itu membuat mereka merasa kenyang. Mereka pun bisa
istirahat dengan nyaman pada malam itu.
Melihat hal itu, para
teman-teman Halimah Sa’diyah menyadari apa yang terjadi pada Halimah. Maka
mereka mengatakan, bahwa Halimah telah mendapatkan berkah.
“Ketahuilah demi Allah
wahai Halimah, sungguh kamu mendapatkan seseorang pembawa berkah,” kata
seseorang pada Halimah.
“Aku juga berharap
begitu,” jawab Halimah.
Ketika Halimah pulang
bersama rombongan, keberkahan itu juga ia rasakan. Bagaimana tidak, kendaraan
Halimah begitu perkasa. Bahkan lebih perkasa dari kendaraan orang-orang.
Padahal sebelumnya, kendaraan Halimah begitu lemahnya.
Hal itu membuat rombongan
heran. Sampai-sampai mereka mengatakan, “Wahai putri Abu Dzuaib, tunggulah
kami. Bukankah ini kendaraanmu yang kemarin?”
“Iya,” kata Halimah
Sa’diyah.
“Sungguh, kendaraanmu
sangat kuat,” kata mereka lagi.
Tidak hanya itu, keanehan
dan keajaiban juga terjadi ketika Halimah Sa’diyah sampai di rumahnya.
Bagaimana tidak, Halimah mendapati tanahnya sangat subur dan banyak rumputnya. Kambing-kambing
Halimah pun terlihat kenyang dan memiliki banyak susu. Halimah Sa’diyah bersama
suaminya memerasnya lalu meminumnya.
Padahal kala itu,
kambing-kambing tetangganya tidak memiliki susu. Karena kambing-kambing mereka
tidak kenyang seperti kambing Halimah Sa’diyah. Halimah dan suami terus saja
mendapatkan keberkahan dari Allah. Halimah juga sangat menyayangi Muhammad
kecil. Oleh karenanya, Halimah sangat sedih saat masa menyusui sudah selesai.
4.
Malaikat
Jibril membelah dada Nabi Muhammad saw..
Ketika masa menyusui
selesai, Halimah membawa lagi Muhammad kecil pada ibunya. Halimah sangat sedih
harus berpisah dengan anak susuannya itu. Maka, Halimah meminta pada ibunda
nabi agar membiarkan nabi tinggal bersamanya. Halimah Sa’diyah akan merawatnya
sampai besar.
“Andai saja engkau
membiarkan anakku (anak susuan) ini tinggal bersamaku sehingga dia besar. Aku
takut dia terkena penyakit Makkah,” kata Halimah pada ibunda nabi.
Ibun nabi juga merasa
berat melepaskan anaknnya. Halimah terus merayu. Akhirnya Ibunda nabi
mengizinkan Halimah Sa’diyah membawa anaknya kembali. Halimah pun membawa Nabi
Muhammad dengan riang gembira.
Ketika Nabi Muhammad
kecil berumur empat atau lima tahun, terjadilah sebuah peristiwa besar. Yaitu,
Jibril membelah dada Nabi Muhammad saw..
Kala itu, Muhammad kecil
sedang bermain-main dengan teman sebaya. Tiba-tiba Malaikat Jibril datang. Lalu
Malaikat Jibril memegang nabi dan menidurkannya. Malaikat Jibril membelah
hatinya dan mengeluarkannya. Lalu mengeluarkan alaqah (segumpal daging).
“Ini bagian darimu,” kata
Jibril.
Lalu Jibril membasuhnya di sebuah baskom
dengan air zamzam. Kemudian menata tempat yang dibelah. Lalu Jibril
mengembalikan hati itu pada tempatnya.
Baca juga:
- Hadis Sahih: Nabi Muhammad Benar-Benar Bersinar Saat Dilahirkan
- Apakah Cahaya Rasulullah Seperti Cahaya Lampu?
Anak-anak yang sebelumnya
bersama Muhammad berlarian pada Halimah Sa’diyah. Mereka mengatakan, bahwa
Muhammad telah dibunuh. Maka Halimah Sa’diyah dan orang-orang mendatangi
Muhammad. Mereka mendapati beliau telah pucat.
Halimah pun takut terjadi
apa-apa pada putra susuannya itu. Maka Halimah Sa’diyah mengembalikan Nabi
Muhammad pada ibundanya, Aminah. Nabi Muhammad terus tinggal bersama ibunya
sampai berumur enam tahun.
*Disarikan dari kitab
ar-Rahiq al-Mahtuhm dan Syarh an-Nawawi ala Muslim.
Posting Komentar