Celakalah orang yang Humazah! Apa itu Humazah? Kita akan mengetahuinya dalam tulisan ini. Artikel ini mencoba menjelaskan tafsir Surat al-Humazah. Surat al-Humazah termasuk salah satu surat yang sangat penting kita fahami. Di dalamnya terdapat rambu-rambu agar kita tidak celaka.
Menurut Imam Ibnu Katsir,
Surat al-Humazah ini Makkiyah. Sedangkan dalam Tafsir Jalalain, Surat
al-Humazah ini Makkiyah atau Madniyah. Maksudnya, ada perbedaan ulama mengenai
surat ini. Ada yang berpendapat turun sebelum hijrah, ada yang berpendapat
setelah hijrah.
Keutamaan Surat al-Humazah /fr.freepik.com |
Surat al-Humazah ini
terletak setelah Surat al-‘Ashr. Tentu ada korelasi (munasabah) antara
Surat al-Humazah dan Surat al-Ashr. Korelasinya adalah dalam Surat al-‘Ashr,
Allah menjelaskan manusia itu rugi. Dalam Surat al-Humazah ini, Allah
menjelaskan perilaku orang-orang yang rugi tersebut.
Sebab
Turunnya Surat al-Humazah
Surat al-Humazah turun
untuk menjawab gibah dan celaan orang musyrik terhadap Rasulullah saw..
Diceritakan dalam Tafsir al-Jalalain, ada sebagian orang-orang musyrik
meng-gibah nabi dan orang-orang yang beriman. Mereka adalah Umayyah bin Khalaf,
Walid bin Mughirah, dan lainnya. Lalu, turunlah Surat al-Humazah.
Menurut Imam Khazin dalam
tafsirnya, ulama berbeda pendapat tentang sebab turunnya Surat al-Humazah ini.
Ada yang mengatakan, Surat al-Humazah turun untuk Akhnas bin Syuraiq. Dia ini
suka mencela dan menybarkan kejelekan orang lain.
Sebagian ulama
mengatakan, Surat al-Humazah ini turun untuk Walid bin Mughirah. Dia mencaci
nabi saat berada di hadapannya, dia menggunjing nabi saat nabi tidak
bersamanya. Ada pula yang mengatakan, Surat al-Humazah ini turun untuk setiap
orang yang berperilaku sama dengan kandungan Surat al-Humazah.
Keutamaan
Surat al-Humazah
Seperti surat al-Quran
yang lain, Surat al-Humazah juga memiliki keutamaan. Menurut sebuah hadis,
keutamaan Surat al-Humazah adalah mendapatkan 10 kebaikan dengan hitungan orang
yang mencela nabi dan sahabatnya.
Imam Baidhawi dalam tafsirnya
mengutip sebuah hadis, Rasulullah bersabda,
من قرأ سورة الهمزة أعطاه الله عشر حسنات بعدد من
استهزأ بمحمد عليه الصلاة و السلام وأصحابه
“Baangsiapa yang membaca
surat al-Humazah, maka Allah akan memberinya 10 kebaikan dengan hitungan orang
yang melecehkan Nabi Muhammad dan sahabatnya.”
Itulah keutamaan membaca
Surat al-Humazah.
Surat
al-Humazah dan Artinya
بسم الله الرحمن الرحيم
وَيْلٌ لِكُلِّ هُمَزَةٍ لُمَزَةٍ (1) الَّذِي جَمَعَ
مَالًا وَعَدَّدَهُ (2) يَحْسَبُ أَنَّ مَالَهُ أَخْلَدَهُ (3) كَلَّا لَيُنْبَذَنَّ
فِي الْحُطَمَةِ (4) وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْحُطَمَةُ (5) نَارُ اللَّهِ الْمُوقَدَةُ
(6) الَّتِي تَطَّلِعُ عَلَى الْأَفْئِدَةِ (7) إِنَّهَا عَلَيْهِمْ مُؤْصَدَةٌ
(8) فِي عَمَدٍ مُمَدَّدَةٍ (9)
Artinya: 1.
Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela, 2. yang mengumpulkan harta
dan menghitung-hitung, 3. dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengkekalkannya,
4. sekali-kali tidak! Sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam
Huthamah. 5. Dan tahukah kamu apa Huthamah itu? 6. (yaitu) api (yang
disediakan) Allah yang dinyalakan, 7. yang (membakar) sampai ke hati. 8.
Sesungguhnya api itu ditutup rapat atas mereka, 9. (sedang mereka itu) diikat
pada tiang-tiang yang panjang.
Tafsir
Surat al-Humazah Ayat 1
وَيْلٌ لِكُلِّ هُمَزَةٍ لُمَزَةٍ
“Kecelakaanlah
bagi setiap pengumpat lagi pencela,”
Kata Wayl (ويل) adalah sebuah kata yang bermakna siksaan.
Tetapi, juga ada yang mengatakan, Wayl adalah sebuah nama jurang di
neraka Jahanam. Maka, ayat ini memiliki arti, “Siksaan atau jurang Jahanam
untuk orang yang suka gibah dan mencela orang lain”.
Kata “Humazah” dan
“Lumazah” memiliki arti yang sama. Hal ini sebagaimana pendapat Syaikh Shawi.
Menurut Ibnu ‘Abbas, arti “Humazah” dan “Lumazah” adalah orang yang suka
mengadu domba, orang yang memisahkan yang saling mencintai, dan orang yang
menimpakan aib pada orang yang tidak memiliki aib tersebut.
Ulama lain mengatakan,
arti “Humazah” dan “Lumazah” tidak sama. Menurut Imam Muqatil, arti “Humazah” adalah
orang yang menjelek-jelekkan orang lain saat orangnya tidak ada. Arti “Lumazah”
adalah orang yang menjelek-jelekkan orang lain tepat di depannya.
Sebagian ulama lain
mengatakan, arti “Humazah” adalah orang yang menyakiti orang lain dengan
tangannya, arti “Lumazah” orang yang menyakiti dan mencela dengan lisannya.
Tentu, masih banyak pendapat lain dari para ulama.
Meski ulama berbeda
pendapat, tetapi pendapat itu memiliki kesimpulan yang sama, yaitu mencela dan
menyebarkan aib orang lain. Hal ini juga dipertegas oleh Syaikh Shawi dalam
tafsirnya. Kata beliau, Surat al-Humazah adalah ancaman bagi orang yang suka
menggunjing muslimin, terlebih ulama dan orang-orang saleh.
Tafsir
Surat al-Humazah Ayat 2
الَّذِي جَمَعَ مَالًا وَعَدَّدَهُ
“yang
mengumpulkan harta dan menghitung-hitung,”
Orang yang suka gibah dan
mencela orang lain itu suka mengumpulkan harta dan menghitungnya. Menurut Imam
Khazin, dua kriteria ini merupakan sebab seseorang gibah dan menghina. Yakni,
dia orang yang bangga pada dirinya sendiri karena memiliki harta. Lalu dia menganggap
orang lain lebih rendah dari dirinya.
Menurut Imam Ibnu Katsir,
maksud Surat al-Humazah ayat 2 ini adalah dia mengumupulkan sebagian harta pada
sebagian harta yang lain. Lalu menghitung-hitungnya. Pendapat ini beliau kutip
dari Imam Ibnu Jarir.
Imam Muhammad bin Ka’ab
juga berkomentar, maksud Surat al-Humazah ayat 2 ini adalah orang yang lalai di
siang hari disebabkan hartanya. Lalu ketika malam, dia tidur seperti bangkai.
Tafsir
Surat al-Humazah Ayat 3
يَحْسَبُ أَنَّ مَالَهُ أَخْلَدَهُ
“dia
mengira bahwa hartanya itu dapat mengkekalkannya,”
Syaikh Shawi menjelaskan
tafsir Surat al-Humazah ayat 3 ini dengan dua pengertian. Pertama, orang yang
mengumpulkan harta itu mengira hartanya akan membuatnya abadi. Dia akan hidup
selamanya. Tentu anggapan seperti ini karena kebodohan nyata.
Kedua, orang yang
membangun gedung, menanam tanaman, dan mengelola bumi. Dia mengerjakan semua
itu seperi orang yang mengira bahwa hartanya akan membuatnya hidup selamanya.
Imam Khazin juga
mengatakan, Surat al-Humazah ayat 3 ini menjelaskan, ada orang yang mengira dia
tidak akan mati karena kaya dan memiliki harta.
Oleh karenanya, Imam
Hasan al-Bashri berkata, “Tidak pernah aku melihat sebuah keyakinan yang tidak
meragukan sama sekali tapi seperti keraguan yang tidak meyakinkan sama sekali
yang seperti kematian”.
Maksud perkataan ini
adalah semua orang yakin pasti meninggal. Mereka tidak ragu sama sekali.
Tetapi, perilaku mereka sehari-hari menggambarkan mereka akan hidup di dunai
selamanya. Perilaku mereka menunjukkan seakan-akan mereka tidak akan mati.
Tafsir
Surat al-Humazah Ayat 4
كَلَّا لَيُنْبَذَنَّ فِي الْحُطَمَةِ (4)
“sekali-kali tidak!
Sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam Huthamah.”
Kata “Kallâ” (كلا) merupakan bantahan pada anggapan-anggapan
di atas. Surat al-Humazah ayat 4 ini menegaskan, harta tidak membuat kita
abadi. Anggapan orang-orang di atas itu salah.
Memang ada sesuatu yang
membuat kita ‘abadi’. Yaitu ilmu dan amal saleh bukan harta. Seperti kata
Sayidina ‘Ali,
مات خزان المال، وهم أحياء والعلماء
باقون ما بقي الدهر
“Orang yang menyimpan
harta mati walaupun mereka masih hidup, sedangkan ulama akan abadi sepanjang
masa.”
Malah, orang-orang yang
menggunjing, mencela, dan menyebarkan aib orang lain itu akan dimasukkan ke
dalam Huthomah. Lalu apa itu Huthomah? Lanjut ke penjelasan ayat berikutnya.
Tafsir
Surat al-Humazah Ayat 5 dan 6
وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْحُطَمَةُ (5) نَارُ اللَّهِ
الْمُوقَدَةُ (6)
5.Dan tahukah
kamu apa Huthamah itu?
6.(yaitu) api (yang disediakan) Allah yang
dinyalakan,
Huthomah
adalah neraka Allah yang dinyalakan, tidak akan pernah padam. Huthomah
adalah salah satu nama dari neraka. Ada yang mengatakan, Huthomah itu
neraka yang ada ditingkat dua.
Menurut penjelasan Imam
Khazin, neraka ini diberi nama Huthomah karena dapat menghancurkan dan
meremukkan tulang-tulang.
Dalam sebuah riwayat ada
penjelasan mengenai neraka. Rasulullah bersabda,
أوقد على النّار ألف سنة حتى احمرت ثم أوقد
عليها ألف سنة حتى ابيضت ثم أوقد عليها ألف سنة حتى اسودت فهي سوداء مظلمة
“Api dinyalakan selama
1000 tahun sehingga menjadi merah. Kemudian dinyalakan 1000 tahun lagi sehingga
menjadi putih. Kemudian dianyalakan lagi 1000 tahun sehingga menjadi hitam.
Itulah hitam yang petang.” (HR. Imam Turmudzi)
Tafsir
Surat al-Humazah Ayat 7
الَّتِي تَطَّلِعُ عَلَى الْأَفْئِدَةِ (7)
7.
yang (membakar) sampai ke hati.
Api neraka itu membakar
orang yang masuk di dalamnya. Api neraka itu bahkan membakar hati. Menrut
Syaikh Shawi, Allah menyebut hati dalam ayat ini karena hati adalah jasad yang
paling lembut. Sedikit saja terkena siksaan, sakitnya luar biasa.
Bahkan faktanya, ketika
sebuah penyakit sampai menggerogoti hati, maka orangnya akan meninggal.
Bayangkan, nanti di akhirat, api neraka membakar hati. Sakitnya tidak tertahan
lagi. Tetapi, kita tidak mati-mati.
Menurut Imam Muhammad bin
Ka’ab, kelak orang yang masuk neraka akan terbakar oleh api. Jasadnya akan
habis, hingga ketika sampai pada hati, jasad itu tercipta lagi. Lalu dibakar
lagi. Begitu seterusnya.
Namun demikian,
penyebutan hati dalam ayat ini bisa juga karena hati tempatnya akidah dan niat
yang buruk. Dari hatilah semua perbuatan itu lahir.
Tafsir
Surat al-Humazah Ayat 8
إِنَّهَا عَلَيْهِمْ مُؤْصَدَةٌ (8) فِي عَمَدٍ
مُمَدَّدَةٍ (9
8. Sesungguhnya api itu
ditutup rapat atas mereka, 9. (sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang
panjang.
Baca juga:
- Setelah Istikharah Masih Ragu, Harus Bagaimana?
- Orang Merokok Tidak akan Mendapatkan Syafa'at Para Wali
Maksud ayat ini adalah
api neraka itu ditutup dengan pintu. Kemudian pintu itu dipaku dengan paku yang
panjang dari ujung ke ujung. Siapa pun yang ada di dalam neraka, maka tidak
akan bisa keluar darinya. Begitulah penjelasan dalam Tafsir al-Wasith,
karya Sayid Thonthowi.
Itulah penjelasan Tafsir
Surat al-Humazah. Semoga kita tidak menjadi orang yang suka gibah, mencela, dan
menyebarkan kejelekan orang lain. Amin.
Posting Komentar