Dikisahkan, hiduplah
sepasang suami istri. Si suami sangat mencintai si istri. Begitu juga
sebaliknya. Hanya saja si istri ingin suami yang dicintai oleh Allah.
Karenanya, si istri selalu mencari tanda-tanda cinta Allah pada suaminya.
Suatu hari, suami meminta
minum kepada si istri. Si istri dengan lembut mengiakan. Dia meminta kepada
suaminya untuk menunggu sebentar. Sampai minuman itu siap dihidangkan.
Kisah istri sholehah dan suami sholeh /fr.freefik.com |
Tak lama kemudian, si istri sudah siap menyiapkan minuman. Dibawanya minuman itu kepada suaminya. Sayang, si suami sudah tertidur. Mungkin karena kelelahan.
Si istri memandang wajah
suaminya penuh kasih. Dia berharap, di sanalah surganya. Maka, si istri
menunggu si suami. Dia tidak membangunkannya. Dia berdiri di samping kepala
suaminya sampai subuh.
Ketika si suami
terbangun, si suami melihat istrinya sedang berada di sisinya. Dia terkejut
bukan kepalang. Masyaallah, istrinya dari tadi malam menunggunya. Tetapi,
enggan mengganggunya.
Si suami terharu. Cinta di
hatinya semakin syahdu. Dia pun ingin membalas kebaikannya. Dia ingin memenuhi
apa pun yang diminta oleh istrinya.
“Istriku, engkau mau
minta apa?” kata si suami.
“Ceraikan aku!” jawab si
istri.
Si suami terkejut. Tidak disangkanya
si istri meminta cerai. Si suami tidak mau. Dia tidak ingin kehilangan istri
yang sangat disayanginya itu.
“Jika kau ingin membalas
kebaikanku, ceraikan aku!” kata si istri lagi.
Si suami tetap berat
hati. Mana mungkin dia bisa melepaskan perempuan sebaik istrinya itu. Tetapi,
jika hal itu permintaan sang istri sendiri, apa yang hendak dikata. Si suami
akan mengabulkannya. Meski berat rasanya.
Lalu, mereka berdua pergi
menuju Rasulullah saw.. Mereka ingin mengadukan masalahnya kepada Rasulullah
saw.. Namun, di tengah jalan, si suami terpeleset. Kakiknya patah.
Mereka berhenti. Bahkan
si istri meminta pulang. Si istri tidak jadi meminta cerai. Kini si istri
menemukan tanda-tanda suaminya dicintai oleh Allah.
“Suamiku, kita pulang!
Engkau jangan ceraikan aku,” kata si istri. Si suami diam keheranan. Lalu, si
istri mengutarakan alasannya meminta cerai dan alasannya tidak mau dicerai.
Lalu, kira-kira apa
alasan si istri meminta cerai, lalu kemudian tidak ingin dicerai?
Begini, dulu si suami pernah
meriwayatkan hadis kepada si istri. Bunyi hadisnya begini,
من
يرد الله به خيرا يصب منه
“Barang siapa yang
dikehendaki baik oleh Allah, maka diberinya musibah”
Lalu, bertahun-tahun
hidup bersama, si istri tidak pernah melihat si suami terkena musibah. Akhirnya
si istri berkesimpulan, si suami tidak dicintai oleh Allah.
Tetapi, kemudian suaminya
terpeleset dan kakiknya patah. Itu musibah. Akhirnya si istri tahu bahwa
suaminya di sayang Allah. Maka dia tidak mau bercerai dengan orang yang
disayang Allah.
Memang ada kisah lain. Disebutkan
oleh Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya’nya. Dikisahkan, sahabat ‘Ammar bin Yasir
menikahi seorang perempuan.
Tetapi perempuan itu
kemudian dicerai. Alasannya, karena tidak pernah sakit.
Diceritakan juga,
Rasulullah saw. ingin menikahi seorang perempuan yang sangat cantik. Lalu, ada
orang yang bilang perempuan itu tidak pernah sakit. Maka Rasulullah tidak jadi
menikahinya.
Baca juga:
- 6 Hadits Tentang Keharusan Memuliakan Perempuan
- Agar Tidak Mudah Menyakiti, Umpamakan Wanita Seperti Adik Sendiri
Yah, saat kita sakit lalu
bersabar, maka sakit itu adalah pahala bagi kita. Amin!
*Disadur dari kitab Nafahat
al-Imdadiyah Syarh al-Hikam al-Haddadiyah
Posting Komentar