Shalat Istikharah tidak
asing bagi umat Islam. Shalat Istikharah sering dibicarakan. Juga sering
dilakukan. Apa lagi bagi mereka yang masih sendirian. Alias jomblo. Baginya,
Shalat Istikharah adalah waktu yang diharapkan, sekaligus dicemaskan.
Tata Cara Shalat Istikharah Lengkap | @along |
Meski demikian, ternyata
masih banyak yang perlu dipelajari tentang Shalat Istikaharah ini. Misalnya,
setelah Istikharah masih ragu, kita harus bagaimana? Apakah setelah Shalat
Istikharah harus tidur? Kapan waktu istikharah yang tepat? Dan apakah jawaban
Istikharah selalu lewat mimpi?
Tentu, masih banyak
pertanyaan terkait Istikharah ini. Oleh karenanya, artikel ini akan mengupas
tentang Istikharah secara tuntas.
Daftar Isi
Arti Istikharah- Hadis Tentang Istikharah dan Penjelasannya
- Keutamaan Shalat Istikharah
- Cara Shalat Istikharah
- Waktu Shalat Istikharah yang Baik
- Apakah shalat Istikharah harus dilakukan setelah tidur?
- Shalat Istikharah Digabung dengan Shalat Tahajjud, Bolehkah?
- Apakah Jawaban Istikharah Selalu Lewat Mimpi?
- Setelah Istikharah Masih Ragu, Bagaimana Dong?
- Ada Ulama yang Mengatakan, Setelah Istikaharh Tidak Harus Yakin
- Melakukan Istikharah untuk Orang Lain, Bolehkah?
Tetapi, yang sangat
penting untuk dijawab adalah pertanyaan, “Setelah Istikharah masih ragu, kita
harus bagaimana?” Sebab ada teman yang nanya.
Arti
Istikharah
Arti Istikharah adalah
meminta kebaikan dalam suatu hal. Jika sesuatu itu berupa dua pilihan, maka
kita meminta pilihan kita nanti adalah yang terbaik.
Begitulah kata Imam Ibnu
Hajar al-‘Asqalani dalam Fath al-Bari.
Hadis
Tentang Istikharah dan Penjelasannya
Hadis tentang Istikharah
ini banyak sekali. Misalnya hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari. Hadis
Istikharanya sebagaimana berikut:
وعن جابر رضي الله عنه قال : كان رسول الله
صلى الله عليه و سلم يعلمنا الاستخارة في الأمور كلها كالسورة من القرآن يقول : [ إذا
هم أحدكم بالأمر فليركع ركعتين من غير الفريضة ثم ليقل
…… :
Sahabat Jabir berkata,
“Rasulullah saw. mengajari kami Istikharah dalam segala urusan sebagaimana (beliau
mengajari kami) Surat Al-Quran. Rasulullah bersabda, “Jika kalian ingin
(melakukan) sesuatu, maka rukuklah dua rakaat selain salat Fardu. Kemudian
berdoalah, (membaca Doa Istikharah).”” (HR. Imam Bukhari)
Menurut Imam Ibnu Bathal,
hadis ini mengajarkan kepada kita agar kita selalu Istikharah (meminta
kebaikan) kepada Allah saat ingin melakukan sesuatu.
Hal tersebut sebagai
bentuk pengakuan, bahwa kita butuh kepada Allah. Kita bukan siapa-siapa tanpa
Allah. Kita ini hambah Allah. Seorang hamba sudah sepatutnya meminta kebaikan
kepada Tuhannya.
Pula, kita melakukan Shalat
Istikharah itu karena tabarrukan (mengharap berkah) dengan mengikuti
anjuran Rasulullah. M
kita Shalat Istikharah itu karena ikut perintah Rasulullah. Barangkali, dengan Shalat Istikharah itu, kita mendapatkan berkah (tambahnya kebaikan).
kita Shalat Istikharah itu karena ikut perintah Rasulullah. Barangkali, dengan Shalat Istikharah itu, kita mendapatkan berkah (tambahnya kebaikan).
Sebab, sebagaimana
penuturan sahabat Jabir, Rasulullah mengajarkan Istikharah sebagaimana beliau
mengajarkan Surat Al-Quran.
Hal ini menandakan, kita sangat butuh pada Shalat Istikharah sebagaimana kita sangat butuh pada Surat Al-Quran.
Hal ini menandakan, kita sangat butuh pada Shalat Istikharah sebagaimana kita sangat butuh pada Surat Al-Quran.
Selain itu, hadis di atas
juga mengajarkan, wajib bagi kita untuk memasrahkan semua urusan kepada Allah.
Kita punya hajat, kita pasrahkan kepada Allah.
Begitulah kata Imam Ibnu
Bathal. Lalu, kalau ragu setelah Istikharah, kita harus ngapain? Iya, nanti
saya jelaskan. Santai ya…
Keutamaan
Shalat Istikharah
Setidaknya, saya akan
mengutip tiga maqolah mengenai keutamaan Shalat Istikharah ini. Tiga maqolah
itu ada yang berupa hadis, ada yang berupa pendapat ulama.
Tiga keutamaan Shalat
Istikharah itu sebagaimana berikut:
1.
Orang
yang melaukan Istikharah kepada Allah akan bahagia
من سعادة ابن آدم استخارته إلى
الله ، ومن شقاوة ابن آدم تركه استخارة الله
“Termasuk kebahagian anak
Adam adalah dia Istikharah (meminta kebaikan) kepada Allah, termasuk celakanya
anak Adam adalah dia meninggalkan Istikharah (meminta kebaikan) kepada Allah.” (HR.
Imam Hakim)
Menurut Imam Hakim hadis
ini berstatus sahih.
2.
Orang
yang Istikharah tidak akan kecewa
ما خاب من استخار ولا ندم من استشار
ولا عال من اقتصد
“Tidak akan kecewa orang
yang melakukan Istikharah, tidak akan menyesal orang yang bermusyawarah, dan
tidak akan fakir orang yang sederhana (tidak boros dan tidak terlalu irit) (HR.
Imam Thabrani)
3.
Orang
yang istikharah akan mendapatkan yang terbaik
وقال بعض العلماء من أعطى أربعا
لم يمنع أربعا من أعطى الشكر لم يمنع المزيد ومن أعطى التوبة لم يمنع القبول ومن أعطى
الاستخارة لم يمنع الخيرة ومن أعطى المشورة لم يمنع الصواب
“Sebagian ulama berkata,
“Barang siapa yang diberi empat perkara, dia tidak akan terhalang dari empat
perkara: Orang yang bersyukur, tidak akan dihalangi dari tambahnya nikmat;
Orang yang bertaubat, tidak akan dihalangi dari diterimanya taubat; Orang yang
melakukan Istikharah, tidak akan dihalangi dari kebaikan; Orang yang
bermusyawarah, tidak akan dihalangi dari kebenaran.””
Maqolah
ini dikutip oleh Syaikh Abu Bakar Syatha dalam kitab I’ânah at-Thâlibin.
Cara
Shalat Istikharah
Dalam hadis yang
disinggung di atas, cara Istikharah adalah shalat. Cara shalatnya seperti
shalat pada umumnya.
Pertama, niat
Shalat Istikharah.
أُصلى صلاة الاستخارة سنة لله
تعالى
“Niat
saya Shalat Istikharah Sunnah karena Allah Ta’ala”
Lalu, Takbiratul Ihram
dan shalat seperti biasanya. Jumlah shalatnya cukup dua rakaat. Andaikan lebih
dari dua rakaat, tidak masalah.
Rakaat pertama setelah
membaca surat Al-Fatihah, dianjurkan membaca Surat Al-Kafirun. Boleh juga
membaca Surat Al-Quran yang lain.
Rakaat yang kedua setelah
membaca Surat Al-Fatihah, dianjurkan membaca Surat Al-Ikhlas.
Setelah salam, lalu
membaca doa Istikharah yang telah diajarkan oleh Rasulullah saw..
Begitulah cara Shalat Istikharah dalam Madzhab Imam Syafi’i.
Waktu
Shalat Istikharah yang Baik
Sebenarnya, tidak ada
waktu khusus untuk Shalat Istikharah. Waktu Shalat Istikharah itu siang dan
malam. Karenanya, Shalat Istikharah boleh dilaksankan di malam hari, juga boleh
di siang hari.
Akan tetapi, Shalat
Istikharah tidak boleh dilakukan di waktu makruh untuk melakukan shalat.
Waktu makruh ini ada
lima. Yaitu,
1.
Setelah shalat
subuh sampai terbitnya mata hari
2.
Ketika mata hari
terbit sampai meninggi sepenggalah (sepanjang galah/tombak). Lebih mudahnya
sampai waktu Duha.
3.
Saat mata hari
tepat ada di tengah-tengah langit (waktu istiwa’) sampai mata hari tergelincir
ke barat.
4.
Sesudah Shalat
Asar sampai mata hari terbenam.
5.
Saat mata hari
terbenam sampai mata hari tenggelam dengan sempurna.
Nah, Shalat Istikharah
tidak boleh dilakukan di lima waktu di atas.
Lalu, kapan waktu
Istikharah yang baik? atau kapan waktu Shalat Istikhara yang tepat? Kapan saja.
Tetapi, bisa dilakukan di waktu mustajab. Misalnya di sepertiga malam. Agar doa
Istikharanya diterima.
Apakah shalat Istikharah
harus dilakukan setelah tidur? Tidak harus.
Shalat
Istikharah Digabung dengan Shalat Tahajjud, Bolehkah?
Imam Nawawi berpendapat
sebagaimana dikutip Imam Syarqawi dalam Hasyiyah Syarqawinya, Shalat
Istikharah bisa digabung dengan shalat sunah lain.
Misalnya, kita
melaksanakan Shalat Tahajjud sekaligus diniati Shalat Istikharah, itu boleh.
Setelah melaksanakan shalat tersebut, lalu berdoa Istikharah.
Bahkan bisa juga digabung
dengan shalat wajib. Misalnya, kita melaksanakan Shalat Isyak sekaligus diniati
untuk Shalat Istikharah. Lalu, setelah salam membaca doa Istikharah. Hal
demikian itu boleh.
Karena yang menjadi
tujuan utama adalah doa Istikharah itu dibaca setelah melaksanakan shalat.
Boleh shalat sunah atau shalat wajib.
Tujuannya agar Doa Istikharah kita diterima. Karena doa setelah shalat itu lebih berpeluang untuk diterima.
Tujuannya agar Doa Istikharah kita diterima. Karena doa setelah shalat itu lebih berpeluang untuk diterima.
Apakah Jawaban Istikharah
Selalu Lewat Mimpi?
Nah, setelah kita
melakukan Shalat Istikharah, tentu kita ingin tahu jawabannya. Lalu, jawaban
Shalat Istikharah itu kapan kita dapatkan? Apakah jawaban Shalat Istikharah
selelau lewat mimpi?
Ternyata tidak. Jawaban
Shalat Istikharah tidak harus lewat mimpi. Bahkan dalam kitab-kitab ulama,
(sepengatahuan saya) tidak ada yang mengatakan jawaban Istikharah itu lewat
mimpi.
Para ulama menulis, jawaban
Istikharah itu berupa kelapangan hati.
Misalnya, ada gadis yang
ingin kita nikahi. Kita masih ragu, menikahi gadis itu baik apa tidak. Lalu,
kita istikharah. Setelah istikharah, hati kita lapang atau yakin untuk
melanjutkan, ya lanjutkan.
Hal ini sebagaimana
penjelasan Syaikh Jamal dalam kitab al-Jamalnya.
Setelah
Istikharah Masih Ragu, Bagaimana Dong?
Setelah kita Shalat
Istikharah, ternyata hati kita masih ragu, kita harus bagaimana? Shalat Istikharahnya
diulangi lagi sampai hati kita lapang untuk membuat sebuah tindakan;
melanjutkan atau tidak.
Jika setelah berkali-kali
melakukan Istikharah masih ragu, maka jika bisa, jangan membuat tindakan terlebih
dahulu. Dengan kata lain santai dulu.
Namun, kika harus bertindak
cepat dan tidak bisa ditunda, maka bertawakkal kepada Allah. Lalu lakukan yang
mudah. Insyaallah hal itu yang terbaik.
Penjelasan ini dijabarkan
oleh al-Allamah Muhammad bin Abdullah al-Jurdani dalam al-Jawahir
al-Lu’luiyah.
Jadi, jika setelah
Istikharah masih ragu, kita lakukan Shalat Istikharah lagi sampai yakin. Jika
setelah diulang-ulang masih ragu, kita jangan mengambil keputusan dulu. Jika
harus segera mengambil keputusan, lakukan saja yang mudah atau yang kita
inginkan sambil bertawakkal kepada Allah.
Ada
Ulama yang Mengatakan, Setelah Istikharah Tidak Harus Yakin
Sebenarnya, ada
penjelasan menarik dari ulama mengenai jawaban Istikharah ini. Syaikah al-Jamal
menjelaskan, sebenarnya dalam Istikharah ini tidak perlu yakin atau lapang
dada.
Yang terpenting adalah
kita melakukan Istikharah. Keputusan apa pun yang kita ambil setelah itu,
itulah yang terbaik. Walaupun hati kita tidak yakin. Karena dalam hadisnya
tidak ada syarat harus yakin.
Misalnya, kita ingin
meminang si doi. Kita lakukan Shalat Istikharah. Setelah Shalat Istikharah,
langsung meminang. Baik sudah yakin atau tidak. Insyaallah itu yang terbaik.
Jadi, jika setelah
Istikharah masih ragu, ya tidak masalah. Sebab, keputusan apapun yang kita
ambil, itulah yang terbaik. Yang penting, Istikharah!
Maka tak heran, jika Imam Husain bin
Mansur al-Yamani mengatakan dalam kitab Adab al-Ulama Wa al-Muta’allimin,
sunah bagi kita melakukan Shalat Istikharah setiap hari. Setelah Shalat
Istikharah, kita berdoa agar apa pun yang kita lakukan di setiap harinya itulah
yang terbaik.
Melakukan
Istikharah untuk Orang Lain, Bolehkah?
Pembahasan Istikharah di
atas adalah untuk diri kita sendiri. Bagaimana jika kita melakukan Istikharah,
tetapi untuk orang lain. Misalnya ada orang yang meminta kepada kita agar
melaukan Istikharah untuk dirinya. Bolehkah?
Sebenarnya, dalam
hadis-hadis nabi, Istikharah itu memang dilakukan untuk diri kita sendiri. Akan
tetapi, menurut Imam Hattab al-Maliki, ada sebagian ulama yang melakuan
Istikharah untuk orang lain.
Syaikh Jamal -mengutip
pendapat sebagian ulama- mengatakan dalam Hasyiah Jamal-nya, tidak
masalah seseorang melakukan Istikharah untuk orang lain. Sebab Rasulullah
bersabda,
مَنْ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ أَنْ
يَنْفَعَ أَخَاهُ فَلْيَنْفَعْهُ
“Jika kalian mampu untuk
memberi menfaat pada saudara kalian, maka berilah menfaat kepada mereka!”
Nah, itulah penjelasan
Shalat Istikharah. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan. Terutama untuk saya
dan sahabat saya yang menanyakan, “Setelah Istikharah masih ragu, harus
bagaimana?”
Untukmu para pejuang Istikharah, semoga... Amin!
Untukmu para pejuang Istikharah, semoga... Amin!
Posting Komentar