Malaikat itu makhluk
mulia. Diciptakan dari cahaya. Tidak punya nafsu durjana. Pekerjaannya selalu
taat kepada Allah. Tetapi, kok ada malaikat yang tergoda oleh perempuan?
Nah, jika penasaran, bisa
lanjut baca kisah Hartu dan Marut ini ya. Tulisan ini bercerita tentang
malaikat Harut dan Marut. Malaikat yang tidak mampu menahan godaan
perempuan.
perempuan.
Cerita
Harut dan Marut Diturunkan ke Bumi
Cerita Harut dan Marut lengkapnya
begini:
Kala itu, para malaikat
melihat amal-amal manusia di angkat ke langit. Amal-amal itu penuh dengan
maksiat dan amal buruk. Para Malaikat pun berkomentar. Mereka menghina manusia.
“Engkau jadikan mereka di
bumi. Engkau pilih mereka. Tetapi, mereka malah durhaka kepada-Mu,” kata para
Malaikat.
“Andaikan aku jadikan
kalian di bumi dan aku berikan kepada kalian apa yang aku berikan pada anak
Adam, kalian akan melakukan hal yang sama,” Allah menjawab pernyataan mereka.
“Maha Suci Engkau. Tidak sepantasnya
bagi kami durhaka kepada-Mu,” kata para malaikat lagi.
Lalu, Allah meminta
kepada para malaikat untuk memilih salah satu mereka. Lalau, para malaikat itu memilih
Harut dan Marut.
Setelah itu, Allah
menurukan dua malaikat itu ke bumi. Allah juga memberi rasa syahwat dalam diri
mereka berdua.
Allah berpesan kepada
Malaikat Harut dan Marut agar memberi keputusan pada manusia dengan hak. Allah
juga melarang mereka syirik, membunuh tanpa hak, zina, dan meminum minuman
keras
Malaikat Harut dan Marut
ini termasuk malaikat yang istimewa. Dia adalah malaikat yang paling saleh dan
paling banyak ibadahnya. Karenanya, dia dipilih mewakili malaikat yang lain
untuk menerima ‘tantangan’ dari Allah.
Begitulah awal mula kisah
Harut dan Marut.
Kisah Harut dan Marut
Tergoda oleh Kecantikan Wanita
Ketika berada di bumi, Malaikat
Harut dan Marut menjadi penengah di antara orang-orang yang berselisih. Mereka memutuskan
sebuah hukum untuk orang yang bersalah.
Ketika sore menjelang,
Malaikat Hartu dan Marut menyebut nama Allah yang Maha Agung. Lalu naik ke
langit.
Namun sayang seribu
sayang, tidak sampai satu bulan, Malaikat Harut dan Marut sudah tergoda oleh
kecantikan seroang wanita. Bahkan, ada yang mengatakan, Malaikat Harut dan
Marut mulai tergoda di hari pertama berada di bumi.
Kala itu, ada seorang
perempuan mengadu kepada mereka berdua. Zuhroh namanya. Dia perempuan yang
sangat cantik dari bangsa Persia. Ada yang mengatakan, dia ratu Persia.
Ketika Malaikat Harut dan
Marut melihat perempuan itu, hatinya bergertar. Mereka berdua langsung jatuh
cinta.
“Apakah hatimu
berguguruan sebagaimana hatiku berguguran saat melihatnya,” tanya salah satu
Malaikat Harut dan Marut pada temannya.
“Iya,” jawab temannya itu.
Lalu, mereka berdua
merayu perempuan itu. Perempuan itu tidak mau. Lalu, perempuan itu pulang.
Di hari yang kedua,
perempuan cantik itu datang lagi. Lagi-lagi Harut dan Marut merayunya lagi.
Perempuan itu mau, tetapi dengan beberapa syarat.
“Kalian harus menyembah
berhala ini, membunuh orang, dan minum khomer (minuman keras),” kata si
perempuan.
“Kami tidak akan
melakukannya. Allah telah melarang kami untuk melakukan tiga hal tersebut,”
kata Malaikat Harut dan Marut.
Di hari yang ketiga,
perempuan itu datang lagi. Dia membawa segelas minuman keras. Lagi-lagi Harut
dan Marut tergoncang hatinya. Mereka benar-benar dibuat mabuk kepayang olehnya.
Malaikat Harut dan Marut
pun merayu perempuan itu. Perempuan itu tidak mau kecuali Harut dan Marut
melakukan tiga syarat di atas.
“Salat kepada selain
Allah adalah dosa besar. Membunuh orang juga dosa besar. Dosa yang paling
ringan adalah minum minuman keras,” gumam Harut dan Marut.
Lalu, Harut dan Marut
meminum minuman keras itu. Mereka pun mabuk. Tidak sadarkan diri. Di kala tidak
sadar itu, Harut dan Marut berzina dengan perempuan itu.
Kemudian, ada orang
melihat kelakuan keji mereka. Harut dan Marut membunuh orang itu. Karena mereka
takut beritanya tersebar ke mana-mana. Ada yang mengatakan, Harut dan Marut
juga menyembah pada berhala yang ditunjuk si perempuan.
Begitulah kisah Harut dan
Marut dalam satu versi. Gara-gara minuman keras, dia malah melakukan semua
pelanggaran-pelanggaran besar.
Kisah Harut dan Marut
yang Lebih Mengutamakan Rahmat Allah dan Menyepelekan Murka-Nya
Dalam riwayat lain, kisah
Harut dan Martu sedikit berbeda dari kisah di atas. Dikatakan, ada seorang
perempuan mengadu kepada mereka berdua. Perempuan itu mengadukan suaminya.
Lalu, Harut dan Marut
jatuh cinta kepadanya. Maklumlah, wanita itu begitu cantiknya.
“Apakah hatimu mencintainya
seperti hatiku mencintainya?”
“Iya,”
“Apakah engkau ingin
memutuskan sebuah hukum yang memberatkan pada suami perempuan itu?” tanya lagi
salah satu dari Hartu dan Marut.
“Apakah kamu nggak takut
pada siksaan Allah?” salah satunya balik bertanya.
“Bukankah Allah Maha
Pengampun dan Maha Penyayang?” Salah satunya membalas dengan pertanyaan pula.
Maka, Malaikat Harut dan
Marut memberi keputusan yang memberatkan kepada suami perempuan itu.
Ternyata, kisah Harut dan
Marut ini tidak hanya sampai di situ. Perempuan itu masih meminta lebih dan
lebih.
Maka, ketika Malaikat
Harut dan Marut menggoda perempuan cantik itu, si perempuan tidak mau. Dia akan
menerima Harut dan Marut jika mereka membunuh suaminya.
“Apakah kamu tidak takut
pada siksaan Allah?” kata salah satu Malaikat Harut dan Marut kepada temannya.
“Aapakah kamu tidak
percaya kepada ampunan dan rahmat Allah?” jawab salah satunya.
Lalu, mereka membunuh
suami perempuan itu. Tapi, cerita Harut dan Marut masih berlanjut.
Pada akhirnya, si
perempuan meminta kepad Harut dan Marut untuk menyembah berhala bersama
perempuan itu. Harut dan Marut pun menyembah berhala. Karena cinta telah
membutakan nurani mereka.
Konon, kemudian perempuan
itu dikutuk menjadi bara api.
Cerita
Harut dan Marut Mendapatkan Siksa dari Allah
Kisah Harut dan Marut
berikutnya, mereka mendapatkan siksa dari Allah. Kala itu hari sudah sore.
Malaikat Harut dan Marut ingin naik ke langit.
Mereka menyebut nama Allah
lalu ingin terbang, tetapi tidak bisa. Sayap mereka tak mampu membawa tubuh
mereka. Malaikat Harut dan Marut pun menyadari dosa yang telah mereka perbuat.
Lalu, malaikat Harut dan
Marut pergi menemui Nabi Idris. Mereka meminta tolong pada Rasul setelah Nabi
Adam itu.
“Aku melihat ibadahmu
naik sebagaimana ibadah semua orang naik. Maka, tolonglah kami kepada Tuhanmu!”
kata Harut dan Marut.
Nabi Idris menerima
permintaan mereka. Lalu, Allah memberi pilihan kepada Harut dan Marut: antara
siksaan akhirat atau siksaan dunia.
Malaikat Harut dan Marut
memilih siksaan di dunia. Karena siksaan dunia pasti ada akhirnya. Mereka disiksa
di Babil.
Harut
dan Marut Disiksa dengan Apa?
Ada banyak pendapat
mengenai siksaan Malaikat Harut dan Marut. Ada yang mengatakan, rambut Harut
dan Marut digantung sampai hari kiamat.
Ada yang mengatakan,
Harut dan Marut kakinya di atas, kepalanya di bawah. Mereka dipukul dengan
besi.
Ada yang mengatakan, ada
seroang laki-laki mendatangi Harut dan Marut. Laki-laki itu ingin belajar
sihir.
Laki-laki itu mendapati
Harut dan Marut sangat mengenaskan. Kakinya digantung, matanya membiru,
kulitnya menghitam, dan lidahnya dekat dengan air kira-kira empat jari. Akan tetapi,
dia haus sekali dan tidak bisa minum air itu.
Ketika melihat hal itu,
laki-laki itu berucap, “Lailaha Illallah”.
Harut dan Marut mendengar
ucapan itu. Harut dan Marut pun mengucapkan “Lailaha Illahllah”. Lalu bertanya,
“Siapa dirimu?”
“Aku seorang laki-laki
dari jenis manusia,”
“Kamu umatnya siapa?”
“Umatnya Muhammad saw..”
“Oh, Muhammad sudah
diutus ya?”
“Iya”
“Alhamudlillah,” kata
Malaikat Harut dan Marut. Tampaknya mereka bahagia sekali.
“Kok kalian bahagia?”
tanya laki-laki itu.
“Nabi Muhammad itu nabi
akhir zaman. Jika beliau sudah diutus, berarti siksaan kami sebentar lagi akan
selesai,” jawab Harut dan Marut.
Cerita
Harut dan Marut di Atas Tidak Sahih?
Kisah di atas tersebar di
banyak kitab para ulama. Terlebih dalam kitab tafsir. Baik tafsir awwalin
(golongan pertama) atau mutaakhirin (golongan akhir).
Tentu, kisah di atas
memiliki banyak kerancauan. Sebab, para malaikat itu maksum. Terjaga dari
perbuatan maksiat. Imam Ibnu Katsir juga mengatakan, cerita di atas ternyata
masih disangsikan kebenarannya.
Juga, cerita di atas
tidak besumber dari Nabi Muhammad saw.. Tetapi, dari cerita Israiliyat.
Insyaallah, penulis akan
tulis dalam artikel “Kisah Harut dan Marut” bagian kedua. Mulai kisah Harut dan
Marut yang sebenarnya, siapa Harut dan Marut, dan keterjagaan para Malaikat
dari dosa.
Pelajaran
dari Kisah Harut dan Marut
Terlepas dari sahih atau
tidak, cerita Harut dan Marut di atas memiliki banyak pelajaran hidup. Berikut
diantaranya:
1.
Jangan
meremehkan maksiat walaupun kecil
Allah memang Maha
Pengampun dan Maha Kasih. Akan tetapi, bukan berarti menjadi alasan untuk kita
durhaka kepada-Nya. Juga, bukan alasan untuk meremehkan maskiat, meski maksiat
itu kecil.
Sebab, bisa jadi, maksiat
itu menjadi sebab kita mendapatkan siksa. Sifat rahmat dan pengampun yang
dimiliki Allah kita jadikan penyemangat untuk bertaubat. Bukan untuk melakukan
dosa.
Sebagian ulama
mengatakan, “Jangan remehkan maksiat walaupun kecil, sebab bisa jadi murka
Allah ada di dalam maksiat itu. Jangan pula remehkan perbuatan baik meski
kecil, sebab bisa jadi rida Allah ada dalam perbuatan baik itu”.
2.
Hati-hati
pada pandangan
Wajah perempuan memang
bukan aurat (menurut pendapat yang umum). Tapi, tidak boleh dilihat. Jika tidak
sengaja melihat, maka segera palingkan pandangan itu darinya.
Hal ini untuk kebaikan laki-laki
itu sendiri. Karena betapa banyak, laki-laki terjerumus ke dalam dosa karena
sebuah pandangan. Seperti yang terjadi pada Harut dan Marut di atas.
Maka tak heran, jika ada
sebuah hadis, bahwa anak panah setan yang paling ampuh itu adalah perempuan.
Hal ini bukan untuk
mendiskriminasi perempuan. Tetapi, agar laki-laki hati-hati pada tipu daya setan
dan perempuan tidak membuka aurat sembarangan.
3.
Tidak
usah menghina orang yang berbuat maksiat
Mungkin banyak di sekitar
kita orang yang bermaksiat. Tapi, tidak perlu dihina atau dibenci. Memberi nasihat
boleh, tapi dengan cara yang sebijak mungkin.
Benci memang harus, tapi
bukan pada orangnya. Yang kita benci adalah kelakukan maksiatnya.
Bukankah kita harus amar
makruf nahi munkar? Baca dulu aturannya seperti apa. Takut malah membuat
kemunkaran baru.
Ada sebagian ulama
mengatakan, jika ada orang menghina orang yang bermaksiat, dia tidak akan
meninggal sebelum melakukan maksiat yang sama. Jadi tidak perlu menghina ya.
Malah, kita tancapkan
dalam hati, orang yang bermaksiat itu bisa bertaubat. Lalu diampuni oleh Allah.
Lalu masuk surga. Kita belum tentu masuk surga.
4.
Hati-hati
pada minuman keras
Hikmah berikutnya adalah
hati-hati pada sesuatu yang membuat kita mabuk, candu, atau tidak sadar diri.
Karena hal itu sangat membahayakan. Bisa menyebabkan kita terjerumus ke dalam
dosa besar.
Karena candu pada sabu,
akhirnya mencuri untuk membeli sabu. Karena mabuk akhirnya berzina dan
membunuh. Begitu seterusnya.
Nah, itulah kisah Harut
dan Marut beserta hikmah-hikmahnya. Semoga!
Referensi:
Tafsir Khazin
Tafsir Ibnu Katsir
Ibtila’ al-Akhyar bi
an-Nisa’ al-Asyrar
Posting Komentar