Sudah takdirnya, umat
manusia bermusuhan dengan Iblis. Permusuhan ini berawal dari perintah Allah
agar semua malaikat bersujud. Semuanya bersujud kecuali Iblis.
Iblis dilaknat. Iblis
diusir dari Surga. Sejak saat itulah, Iblis bersumpah akan menggoda manusia. Iblis
ingin manusia juga terjerumus dalam neraka.
Iblis selalu menggoda manusia /fr.freefik.com |
Setiap detik manusia dan
Iblis selalu berperang. Meski tidak kelihatan. Iblis mengajak pada keburukan, hati
manusia mengajak pada kebaikan.
Nah, berikut ini ada
gambaran permusuhan dan perkelahian manusia melawan Iblis. Yaitu, sebuah kisah
Ahli Ibadah melawan Iblis. Awalnya menang, tapi akhirnya kalah.
Imam Al-Ghazali mengutip
sebuah cerita inspiratif tersebut dalam Ihya Ulumiddinnya. Pertengkaran
ahli ibadah melawan iblis itu kelihatan mata. Karena Iblis berubah menjadi
manusia.
Ceritanya begini:
Terdapatlah seorang
laki-laki ahli ibadah. Laki-laki itu beribadah lama sekali. Sudah melewati
banyak tahun.
Suatu ketika, sekelompok masyarakat
mendatanginya. Mereka menceritakan, bahwa di sekitar mereka ada pohon. Pohon
itu disembah oleh masyarakat.
Laki-laki itu marah.
Bisa-bisanya mereka menyekutukan Allah. Maka si laki-laki ahli ibadah mengambil
kapak. Dipikulnya kapak itu di atas bahunya. Lalu, dia berangkat menuju pohon
untuk ditumbangkan.
Ketika sudah mendekati
pohon, Iblis datang. Dia berubah bentuk menjadi orang tua. Lalu, orang tua itu
bertanya pada si laki-laki, “Mau ke mana engkau, semoga Allah mengasihimu?”
“Aku ingin menumbangkan
pohon ini,” jawab si laki-laki.
“Loh kenapa? Masak
gara-gara pohon ini kamu meninggalkan ibadahmu,” kata si Iblis lagi. Dia
mencoba mengganggu si laki-laki.
“Aku menumbangkan pohon
ini termasuk ibadah,” jawab si laki-laki.
“Aku tidak akan
membiarkanmu merobohkan pohon ini,” kata si Iblis. Lalu, Iblis menyerang
laki-laki itu. Mereka adu kemampuan bela diri. Saling serang.
Kemudian, si laki-laki
menang. Dia menangkap si Iblis dan menjatuhkannya ke tanah. Laki-laki itu duduk
di atas dada Iblis.
“Lepaskan aku! Aku ingin
bicara denganmu,” kata si Iblis.
Si laki-laki yang rajin
ibadah itu melepaskannya. Si Iblis mulai berbicara lagi. Tentu, perkataan si
Iblis penuh jebakan.
“Hai manusia,
sesungguhnya Allah tidak mewajibkan padamu untuk merobohkan pohon ini. Engkau
juga tidak menyembahnya. Jika pun ada orang lain menyembahnya, itu tidak akan
membahayakanmu. Allah memiliki nabi-nabi di belahan dunia. Jika Dia ingin,
tentu akan mengutus nabi itu untuk merobohkan pohon ini,” kata setan panjang
lebar.
“Aku tetap akan
merobohkannya,” kata si laki-laki yang rajin beribadah.
Iblis menyerang laki-laki
itu lagi. Terjadi pertempuran sengit di antara mereka. Lalu, si laki-laki
menang lagi. Dia berhasil merobohkan Iblis dan berada di atas dadanya. Iblis
tidak bisa bergerak.
Ahli Ibadah Melawan Iblis: Cara Iblis Meniupkan Tipu Muslihat
“Sebenarnya ada cara
untuk menyelesaikan masalah ini,” kata Iblis lagi.
“Apa itu?” kata si
laki-laki.
“Lepaskan aku, nanti aku
beri tahu,” ujar si Iblis. Laki-laki itu pun melepas si Iblis.
Kemudian, Iblis mulai
berbicara. Dia ingin menipu laki-laki itu dengan kata-kata manisnya.
“Kamu kan orang fakir. Kamu tidak punya apa-apa. Mungkin kamu ingin punya harta banyak melebihi teman-temanmu. Lalu kamu bisa menyantuni tetanggamu. Kamu juga tidak butuh pada uluran tangan orang lain. Kamu mau jadi seperti itu?” kata si Iblis.
“Iya, saya mau,” jawab si
laki-laki ahli ibadah. Dia mulai terpedaya.
“Kalau begitu, urungkan
keinginanmu untuk memotong pohon ini. Sebagai imbalannya, aku akan memberimu
uang dua dinar. Aku letakkan di bawah bantalmu setiap malam. Di pagi hari kamu bisa
mengambilnya,” kata si Iblis.
“Nah, dengan uang itu,
kamu bisa belanja untuk kebutuhanmu dan keluargamu. Kamu juga bisa bersedekah
pada saudara-saudaramu. Tentu, hal tersebut lebih bermenfaat untukmu dan orang-orang
Islam,” kata Iblis lagi meyakinkan.
“Memotong pohon ini
enggak ada gunanya. Tidak membahayakan pada orang-orang yang menyembah, juga
tidak ada menfaat untuk kelompokmu,” lanjut si Iblis panjang lebar.
Laki-laki yang rajin
beribadah itu diam sejenak. Dia memikirkan dalam-dalam apa yang dikatakan oleh
orang tua tadi.
“Benar juga ya. Aku bukan
nabi yang harus menebas pohon ini. Allah juga tidak mewajibkannya kepadaku. Apa
yang dia sebutkan tadi juga lebih banyak menfaatnnya,” kata si laki-laki
meyakinkan dirinya.
Maka, terjadilah
perjanjian di antara keduanya. Si laki-laki tidak akan memotong pohon, orang
tua yang merupakan jelmaan Iblis akan memberinya uang setiap malam. Laki-laki
itu pulang dan kembali beribadah. Selesailah perselisihan laki-laki ibadah
melawan Iblis.
Besok paginya, ternyata
betul, di bawah bantalnya ada uang dua dinar. Si Iblis menepati janjinya.
Lusanya, laki-laki itu memeriksa lagi di bawah bantal. Ada uang lagi dua dinar.
Laki-laki itu pun mengambilnya.
Di hari ketiga, si
laki-laki itu melihat di bawah bantalnya lagi. Tidak ada. Dia masih belum
beraksi. Di hari yang ke empat, uangnya tidak ada lagi. Laki-laki itu marah
besar. Ternyata dia ditipu oleh Iblis.
Kisah Ahli Ibadah Melawan Iblis; Kalah karena Demi Dunia
Si laki-laki mengambil
kapaknya. Dia panggul di atas bahunya. Ketika berada di dekat pohon, Iblis
datang lagi dengan menjelma orang tua.
“Mau ke mana kamu?” kata
si Iblis.
“Saya mau menebang pohon
ini,” kata si laki-laki.
“O tidak bisa. Kamu tidak
akan mampu,” kata si Iblis.
Lalu si laki-laki mulai bergerak
untuk menebang pohonnya. Iblis tidak terima. Lalu terjadilah perkelahian di
antara keduanya. Perkelahian itu begitu sengitnya.
Tetapi, laki-laki ahli
ibadah itu kalah. Iblis berhasil merobohkan laki-laki itu. Iblis duduk di atas
dada si laki-laki. Perkelahian ahli ibadah melawan Iblis pun selesai.
“Kamu meninggalkan pohon
ini atau aku akan menyembelehmu,” gertak si Iblis.
Si laki-laki mencoba
melepaskan diri. Tidak bisa. Si Iblis begitu kuatnya.
“Hai orang tua, kau
menang. Lepaskan aku dan beritahulah aku kenapa kamu bisa menang, padahal
sebelumnya kamu kalah,” kata si laki-laki mengaku kalah.
Iblis melepaskan
laki-laki itu. Lalu mengutarakan sebab-musabab kemenangannya.
“Dulu kamu menang,
disebabkan kamu marah karena Allah. Niatmu adalah akhirat. Maka Allah
menundukkanku. Sedangkan sekarang, kamu marah disebabkan dirimu sendiri dan uang
yang aku janjikan kepadamu. Maka, aku menang.”
Pelajaran dan Hikmah dari Kisah Ahli Ibadah Melawan Iblis
Ada banyak pelajaran yang
bisa kita ambil dari kisah ahli ibadah melawan iblis di atas.
Pelajaran-pelajaran itu sebagaiamana berikut:
1.
Iblis
tidak akan berhenti untuk menggoda
Kisah di atas
menggambarkan bertapa cerdiknya Iblis menggoda manusia. Kadang tipu muslihatnya
malah berupa kebaikan-kebaikan. Juga, setan tidak akan berhenti menggoda kita.
Sampai kita ikut mereka.
Buktinya, kisah ahli
ibadah melawan iblis di atas.
2.
Cara
menang melawan Iblis
Cara menang melawan Iblis
adalah ikhlas. Seperti laki-laki itu di pertarungan pertama. Dia menang
bertarung karena ikhlas. Dia bertarung demi akhirat. Akhirnya menang.
Menurut Imam Al-Ghazali,
kisah di atas senada dengan surat Al-Hijr ayat 40 berikut:
Ø¥ِÙ„َّا
عِبادَÙƒَ Ù…ِÙ†ْÙ‡ُÙ…ُ الْÙ…ُØ®ْÙ„َصِينَ
Bahwa Setan atau Iblis
akan selalu menggoda manusia dan akan mengalahkan manusia. Ada manusia yang
tidak bisa dikalahkan yaitu orang-orang Ikhlas.
Orang ikhlas adalah orang
yang taat kepada Allah semata-mata karena Allah. Orang yang beribadah kepada
Allah semata-mata karena Allah. Paling rendah, dia taat karena ingin surga atau
takut neraka.
Baca juga:
- Kisah Harut dan Marut, Dua Malaikat yang Tergoda oleh Perempuan
- Pahala Berkurban, di Hari Kiamat Menjadi Tunggangan
Begitulah kisah ahli
ibadah melawan Iblis. Awalnya menang, tapi akhrinya kalah karena tidak ikhlas.
Cerita inspiratif ini
kata -Imam Al-Ghazali- termasuk Israiliyat. Cerita kuno dari bangsa
Israel. Tetapi, penuh pelajaran dan makna.
Semoga kita selalu menjadi orang ikhlas. Amin!
Semoga kita selalu menjadi orang ikhlas. Amin!
Posting Komentar