Masih ingatkah kau pada pagi
itu?
Dari sanalah cerita kita
menyatu
Lewat serpihan-serpihan
aksara yang kutulis dengan riang syahdu
Kita terus bercerita
Kusisipkan namamu di
setiap episodenya
Kau isyaratkan namaku di
setiap kalimatnya
Saat itu, huruf menyungging
tawa
Tawa berbuah asa
Tentang kita di depan
sana
Masih ingatkah kau pada
sawah yang membentang di dekat rumah?
Berselimutkan padi yang menghijau
sangat indah
Menunduk khusyuk meski
emas menjadi tanduk
Kujenguk setiap pagi
Kujenguk lagi setiap mata
hari meninggi
Lalu, kujenguk lagi
setiap sore hari
Karena di sanalah aku
mengukir hari esok kita
Dengan tinta cinta yang
kuperas dari lubuk hati paling purna
Masih ingatkah kau pada
sungai yang memanjang di antara dusun kita?
Airnya sebening embun
Batu-batunya menghampar
permadani anggun
Di sanalah kuukir nama
kita
Di setiap batu yang
terlihat memesona
Aku dan dirimu elang yang
terbang
Mengitari awan
Semoga sampai di ujung
hujan
Aku padamu…
Dirimu?
Ah…
Posting Komentar