Rel Takdir
:Kun Bidadariku-2
Kau dan aku rintik hujan
Mengalir rel-rel takdir
Lalu, samudera suci
lahirkan bunga-bunga abadi
Kau gelas kaca keemasan
Tunduk khusyuk meneguk
madu-madu penabur rindu
Saat kucoba tumpahkan
puisiku dalam hatimu
Kau embun pagi yang
membasahi dedaunan
Layangkan takbir
menghiasi takbirku
Saat mentari duha
teriakkan kilauan-kilauan
Kau bintang di kegelapan
malam
Percikan tetesan tahajjud
dalam pejamku
Saat ku terbaring lemas
dijerat petang
Kau masa yang tiada henti
mengobar indzar
Lukis jeritan rindu di
setiap hembus nafasku
Lukis risalah Tuhan di
setiap dinding waktu
Oh, bidadariku….
Kun dinda…
Kita samudera cinta
Menuju mahligai: surga
*Dimuat di Majalah
Ijtihad edisi 41 | Sya’ban – Safar 1435 H
Apresiasi
Oleh: Masyhuri (Balai Bahasa Jawa Timur)
Saya juga sangat gemberi
dengan perkembangan Saif El-Syadiri (Saifuddin Syadiri). Setelah pemuatan puisi
sebelumnya, ia berusaha memperbaiki diri dan meningkatkan standar estetiknya
menjadi lebih mumpuni.
Puisi yang dimuat pada
edisi ini adalah bukti yang tak terbantahkan. Jika konsisten, saya kira
kekhasan gaya ucap juga akan menjadi warna puisinya.
Posting Komentar