Baper
karena secercah senyumannya di balik saling diam
Baper
karena nyala lilinnya di saat malam begitu kelam
Baper
pada huruf demi huruf tulisannya yang sempat terbaca begitu mendalam
Baper
pada kalimat-kalimatnya yang sempat terdengar begitu menggenggam
Baper
pada semua tentangnya
tawanya, sendunya, ambisiusnya, bahkan langkah perginya
Namun, apakah Dia tidak cemburu pada bapermu itu?
Dia yang melukiskan senyum dengan butiran-butiran embun di pagimu
Dia pula yang menyalakan mentari di setiap lorong jalan kehidupanmu
Apakah Dia tidak cemburu pada bapermu itu?
Dia tidak merangkai lusinan huruf atau deretan kalimat, tapi belaian-Nya mendekap erat seluruh tubuhmu
Kau bernafas dengan santuy bukan?
Kau memandang keindahan-keindahan yang tak terbayangkan bukan?
Kau....
Ah, apakah Dia tidak cemburu pada bapermu itu?
Aku luruh dalam munajat singkat
tanpa baper yang melesat
Allahummaghfir lana warhamna wa'fu anna...
karena secercah senyumannya di balik saling diam
Baper
karena nyala lilinnya di saat malam begitu kelam
Baper
pada huruf demi huruf tulisannya yang sempat terbaca begitu mendalam
Baper
pada kalimat-kalimatnya yang sempat terdengar begitu menggenggam
@syimanadhilah |
Baper
pada semua tentangnya
tawanya, sendunya, ambisiusnya, bahkan langkah perginya
Namun, apakah Dia tidak cemburu pada bapermu itu?
Dia yang melukiskan senyum dengan butiran-butiran embun di pagimu
Dia pula yang menyalakan mentari di setiap lorong jalan kehidupanmu
Apakah Dia tidak cemburu pada bapermu itu?
Dia tidak merangkai lusinan huruf atau deretan kalimat, tapi belaian-Nya mendekap erat seluruh tubuhmu
Kau bernafas dengan santuy bukan?
Kau memandang keindahan-keindahan yang tak terbayangkan bukan?
Kau....
Ah, apakah Dia tidak cemburu pada bapermu itu?
Aku luruh dalam munajat singkat
tanpa baper yang melesat
Allahummaghfir lana warhamna wa'fu anna...
Posting Komentar