Semua laki-laki
pasti ingin memiliki istri sholehah. Begitu juga, semua wanita pasti ingin
menjadi wanita sholehah. Semua orang ingin menjadi orang yang baik. Betulkan?!
Lalu, seperti
apakah wanita sholehah itu? Nah, tulisan ini memuat tentang hadits wanita
sholehah. Mulai dari ciri-cirinya sampai keuntungannya jika memiliki istri
sholehah.
Sumber foto: @bahiyatud_diana_ulya |
Inilah 5 hadits
tentang wanita sholehah tersebut:
Wanita Sholehah adalah Perhiasan Dunia dan
Akhirat
الدُّنيا كلُّها متاعٌ، وخيرُ متاعِ الدنيا المرأةُ الصالحةُ
“Semua
yang ada di dunia ini adalah kesenangan. Dan sebaik-baiknya kesenangan di dunia
adalah wanita sholehah” (HR. Imam Muslim)
Hadits tentang
wanita sholehah ini mengajarkan bahwa dunia ini hanya sementara. Suatua saat
akan fana. Kita pun juga pasti meninggalkannya. Oleh karenanya, semua
kenikmatan yang ada dunia ini tidak apa-apanya. Juga, tidak perlu terlalu
mengejarnya.
Wanita sholehah
memang salah satu perhiasan dan kesenangan. Akan tetapi, wanita sholehah tidak
sama dengan yang lain. Sebab, memadu kebahagiaan bersama wantia sholehah itu
tidak hanya berhenti di dunia saja. Kebahagiaan bersama wanita sholehah akan
berlanjut sampai akhirat.
Imam al-Munawi
menulis dalam kitabnya, Fayd al-Qadîr saat menjelaskan hadits tentang
wanita sholehah ini bahwa wanita sholehah mendapat rida dan dicintai oleh
Allah.
Kenapa? Karena
wanita sholehah menyebabkan suaminya tejaga dari perkara haram (zina dan
semacamnya). Wanita sholehah pulalah yang membantunya dalam urusan dunia mapun
akhirat.
Imam at-Thibi
juga mengatakan, hadits tentang wanita sholehah ini mengajarkan kepada kita,
wanita yang tidak sholehah adalah sejelek-jeleknya perhiasan dan kesenangan di
dunia.
Wanita Sholehah Itu Menyempurnakan Separuh
Agama
من رزقه الله امرأة صالحة ، فقد أعانه
على شطر دينه ، فليتق الله في الشطر الثاني
“Barangsiapa
yang direzekikan kepadanya wanita sholehah, maka Allah telah menolongnya atas
separuh agamanya. Maka takutlah kepada Allah atas separuh yang lain.” (HR. Imam
Hakim)
Cobaan paling
besar di dunia ini adalah cobaan yang mengenai syahwat perut dan syahwat farji.
Dua hal ini dapat menjerumusukan banyak manusia ke dalam maksiat.
Nah, hadits
tentang wanita sholehah yang kedua ini menjelaskan, suami yang mendapatkan
istri sholehah maka dia sudah menyempurnakan separuh agamanya. Sebab, dia sudah bisa menekan salah satu syahwat yang
sangat berhabaya: syahwat farji.
Oleh karenanya,
tugasnya kemudian adalah berhati-hati pada cobaan yang kedua. Yaitu, cobaan
yang berhubungan dengan syahwat perut.
Begitulah
penjelasan Imam al-Munawi ketika menjelaskan hadits tentang wanita sholehah
tersebut dalam kitab Taisir Bi Syarh Jâmi as-Shaghîr.
Sebenarnya,
wanita yang tidak sholehah bisa juga memadamkan syahwat suaminya. Hanya saja,
wanita yang tidak sholehah bisa saja malah menjerumuskan suami pada kerusakan dan
keharaman yang lain.
Wanita Sholehah: Sayang pada Anaknya dan Setia
pada Suaminya
خَيْرُ نِسَاءٍ رَكِبْنَ الْإِبِلَ صَالِحُ
نِسَاءِ قُرَيْشٍ أَحْنَاهُ عَلَى وَلَدٍ فِي صِغَرِهِ وَأَرْعَاهُ عَلَى زَوْجٍ فِي
ذَاتِ يَدِهِ
“Sebaik-baiknya
perempuan yang menunggang unta adalah wanita sholehah dari orang Quraisy. Dia
lebih sayang kepada anak di saat masih kecil dan lebih menjaga pada harta yang dimiliki suami (lebih baik
dalam bergaul dengan suaminya).” (HR. Imam Bukhari)
Yang dimaksud
“perempuan yang menunggang unta” dalam hadits tentang wantita sholehah ini
adalah perempuan Arab.
Dengan demikian,
pengertian hadits ini adalah sebaik-baiknya wanita Arab adalah wanita quraisy
yang sholehah.
Wanita quraisy
menjadi wanita terbaik menurut Imam al-Mahlab yang dikutip oleh Imam Ibnu
Bathal ialah karena dua hal. Pertama, sayang pada anaknya di saat dia masih
kecil. Rasa sayang ini ditunjukkan dengan memperhatikannya dan menjaga
pendidikannya.
Kedua, setia
pada suami. Kesetiaan ini ditunjukkan dengan menjaga diri dari jemahan lelaki
lain. Juga, membelanjakan harta suaminya dengan baik. Tidak menghambur-hamburkan
dan tidak boros.
Hadits ini
memang berbicara tentang perempuan Arab, akan tetapi juga mencakup pada perempuan
selain Arab. Sebab yang menjadi kata kunci adalah “wanita sholehah”.
Artinya, siapa
pun wanitanya, jika dia sayang pada anaknya, cinta dan setia pada suaminya,
maka dia perempuan terbaik. Dia termasuk dalam hadits tentang wanita sholehah
yang ketiga ini.
Oea, termasuk
ciri-cirinya sayang anak adalah tidak menikah lagi selagi anaknya masih kecil.
Ini menurut Imam al-Munawi.
Wanita Sholehah: Jika Dipandang Bikin Bahagia,
Jika Ditinggal Selalu Setia
خير النساء من تسرك إذا أبصرت وتطيعك إذا
أمرت وتحفظ غيبتك في نفسها ومالك
“Sebaik-baiknya
perempuan (wanita sholehah) adalah dia yang menentramkanmu ketika kamu melihatnya,
menaatimu ketika kamu memerintahnya, dan menjaga diri serta hartamu saat kamu
tiada.”
Hadits tentang
wanita sholehah yang keempat ini disebutkan dalam kitab al-Jâmi as-Shaghîr,
karya Imam as-Suyuthi. Imam al-Munawi mengatakan dalam at-Taisir, hadits
tentang wanita sholehah ini sanadnya hasan.
Hadits ini juga
menjelaskan ciri-ciri wanita sholehah. Ciri-ciri wanita sholehah menurut hadits
ini ada tiga:
Pertama, ketika suaminya memandangnya, maka wanita itu
membuatnya bahagia. Jadi, wanita sholehah itu murah senyum pada suaminya.
Wajahnya berseri-seri. Pokoknya pas ngelihat dia, bikin adem gitu.
Kalau bukan
suaminya? Ya tidak. Sebab, dia tidak berhak.
Kedua, taat pada suami. Asalkan bukan dalam maksiat.
Ketiga, setia pada suami dan amanah terhadap tanggung jawab yang
diberikan oleh suami. Seperti dalam masalah mengelola harta suami.
Tiga cirikhas
yang digambarkan dalam hadits tentang wanita sholehah ini sangat sempurna untuk
melukiskan kebahagiaan rumah tangga.
Sebaliknya, jika
istri tidak nyaman dipandang, tidak mau diberi masukan, maunya membantah terus,
ditambah lagi tidak setia, maka kepahitan hidup yang akan dirasakannya.
Wanita yang tida
sholehah itu membahayakan suami. Apa lagi ketidak sholehahan itu dalam masalah
kesetiaan.
Jika istri tidak
setia, alias mau dijemah laki-laki lain, maka suami dibenterukan dengan dua
pilihan. Pertama, dia akan dimakan api cemburu. Tentu, cemburu adalah salah
satu yang membuat hati panas.
Kedua, tidak
cemburu. Berarti dia laki-laki yang lemah agamanya. Hal ini juga membahayakan
suami di akhirat.
Oleh karenanya, maka
tak heran jika Rasulullah berkata, wanita sholehah adalah kebahagiaan.
Rasulullah
bersabda:
أربعٌ مِن السَّعادةِ: المرأةُ الصَّالحةُ والمسكَنُ الواسعُ
والجارُ الصَّالحُ والمركَبُ الهنيءُ، وأربعٌ مِن الشَّقاوةِ: الجارُ السَّوءُ
والمرأةُ السَّوءُ والمسكَنُ الضَّيِّقُ والمركَبُ السَّوءُ
“Empat perkara
termasuk dari kebahagiaan; wanita (istri) sholehah; tempat tinggal yang luas;
tetangga yang baik; dan kendaraan yang tenang.
Dan empat
perkara termasuk dari kemalangan; tetangga yang buruk; istri yang buruk; tempat
tinggal yang sempit; dan kendaraan yang buruk.” (HR. Imam Ibnu Hibban)
Baca juga:
Itulah hadits tentang wanita sholehah. Yang jelas, tidak ada wanita yang sempurna. Pun pula tidak ada suami yang sempurna.
Kita (ciyeh
kita.. hehehe) memang tidak harus mendapatkan pasangan yang sempurna, tapi
pasangan yang bisa saling menyempurnakan.
Dan yang paling
penting adalah bagaimana kita saling berpegangan tangan agar menjadi suami yang
saleh dan istri sholehah. Semoga!
Posting Komentar