Ada yang suka traveling nggak? Kira-kira
apa menfaat traveling ya? Apa yang kita dapatkan setelah traveling? Apa untungnya
gitu?
Menfaat traveling tentu banyak. Tidak
bisa dihitung. Sebab, di setiap langkah kaki yang berderap, ada kesan dan hal
baru kita alami.
Di sini, saya akan sedikit menjabarkan menfaat
traveling. Baik menfaat itu dilihat dari kaca mata umum atau kacamata
Islam.
Saya termasuk orang yang suka jalan-jalan atau
traveling. Sejak saat MA dulu. Meski mungkin jalan-jalannya bukan ke tempat wisata.
Yang penting jalan-jalan kan. Hehehe.
Bagi saya, traveling itu berkah. Sebab,
-bertraveling berarti kita bergerak. Dan di setiap pergerakan itu ada
berkahnya. Kata ulama tasawuf, “Al-harakah barakah”. Bergerak itu
berkah. Tentu, yang dimaksud pergerakan di sini adalah pergerakan yang positif.
Bertraveling itu seperti air yang
mengalir. Membuat dirinya selalu hidup dan ter-refresh. Air yang diam
hanya membikin dirinya bau.
Dengan kata lain, traveling itu usaha
kita untuk merefresh diri. Traveling adalah salah satu cara untuk
mengendorkan urat yang lelah. Pula, mengistirahatkan pikiran yang lemah atau
hati yang resah.
Aktivitas yang kita jalankan sehari-sehari,
membikin organ-organ tubuh kita lelah. Ketika lelah, apa pun tidak akan
berjalan dengan sempurna.
Kata sebuah makalah – konon dikatakan oleh
Sayidina ‘Ali-:
روحوا القلوب ساعة فإنها إذا أكرهت عميت
Artinya: bahagiakanlah hati kalian sejenak,
karena hati jika lelah, dia menjadi buta.
Dengan kata lain, menfaat traveling
adalah merefresh otak dan hati. Agar otak dan hati sehat. Sehingga bisa diajak
lagi untuk beraktivitas dengan baik.
Selain itu, diantara menfaat traveling adalah mengantarkan
kita ke berbagai belahan negeri bahkan dunia. Kita bisa melihat gedung yang
tinggi. Kita bisa melihat lalu-lalang orang yang berbeda. Kita bisa melihat
gunung, lautan, air terjun, keindahan, dan semuanya.
Hal itu menyadarkan satu hal: betapa kuasanya
yang menciptakan semua itu. Ya, betapa kuasa, betapa sempurna, yang menciptakan
semua itu. Ciptaannya saja luar biasa, apa lagi Pencipta-Nya.
Inilah menfaat traveling dalam Islam. Sebagaiaman
firman Allah:
قُلْ سِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ بَدَأَ الْخَلْقَ ثُمَّ اللَّهُ يُنْشِئُ النَّشْأَةَ الْآخِرَةَ إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
“Katakanlah: "Berjalanlah di (muka) bumi,
maka perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya,
kemudian Allah menjadikannya sekali lagi. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas
segala sesuatu.” (QS. Al-‘Ankabut: 20)
Sebagaimana dalam Tafsir at-Thabari,
ayat ini mengajak kita agar bertafakkur tentang ciptaan Allah. Bagaimana Allah
menciptakannya? Bagaimana Allah memunculkannya? Ternyata Allah Maha Kuasa.
Sebagaimana Allah Maha Kuasa untuk
mencipatakan semua ini, Allah juga Maha Kuasa untuk menghidupkan kita kembali
kelak di akhirat.
Oleh karenanya, bagi umat Islam traveling
bukan hanya sebatas rekreasi atau senang-senang. Traveling bisa membuat kita
berpahala. Istilah kerennya mungkin, traveling sambil beribadah. hehehe
Maka, ketika ingin traveling, niat
perlu ditata. Niat yang baik akan menjadikan traveling sebuah ibadah.
Misalnya kita niat: Traveling agar
semangat beribadah. Traveling agar tidak gila. Traveling untuk
melihat dan memikirkan ciptaan Allah. Traveling untuk mencari ilmu dan
wawasan.
Silahkan tata sendiri niatnya. Terserah sudah.
Traveling dengan niat mencari doi untuk menyempurnakan iman juga boleh. Hehe..
Para ulama terdahulu juga begitu kok. Mereka
juga istirahat dan membahagiakan hati. Tujuannya, agar bersemangat lagi untuk
beribadah.
Baca juga:
Seperti yang didawuhkan oleh salah satu sahabat Rasulullah, Qusamah bin
Zuhair:
روحوا القلوب تعي الذكر
Artinya: tenangkanlah hati kalian, maka dia
akan kuat berdzikir.
Menurut Imam Abil Qasim an-Nisaburi mengutip
pendapat Syaik Samnun dalam kitabnya, ‘Uqalâ’ al-Majânin, arti makalah
ini adalah, tenangkanlah hati kalian dari kesusahan dunia, maka hati menjadi
kuat untuk mengingat akhirat.
Itulah menfaat traveling di dalam
Islam. Menfaat traveling tidak hanya membuat kita semangat kembali
berativitas. Akan tetapi, bisa menjadi media untuk mendapatkan pahala. Wallahu
A’lam.
3 komentar