Entah bagaimana awalnya, baru-baru ini dunia twitter diramaikan dengan hastag #BloggerRuangTunggu.
Dari kalimatnya sudah bisa kita fahami siapa yang meramaikannya. Ya, para blogger di Indonesia. Atau bisa juga disebut narablog.
Saya sendiri terlibat dalam hastag #BloggerRuangTunggu ini. Tidak ikut nge-tweet kalimat itu sih. Cuma nge-bales tweet-nya blogger lain.
Waktu itu ada yang minta bagi-bagi alamat blog gitu. Saya coba komentar. Ternyata ramai. Follower nambah. Tentu following juga nambah. Karena setiap ada blogger yang nge-follow, pasti saya folback.
Bagi saya, ada pelajaran mendasar dari hastag #BloggerRuangTunggu ini. Yaitu, istikamah nulis. Menjadi blogger produktif.
Ya, karena menulis itu bisa di mana saja. Tidak harus di kamar. Tidak harus menyendiri di hutan. Hehehe
Nulis itu bisa di tempat-tempat santai, seperti ruang tunggu. Bukankah menunggu itu membosankan? Kita isi saja dengan nulis. Iya toh? Tapi jujur, saya belum bisa seperti itu.
Pernah sih dulu begitu. Nulis di setiap ada waktu kosong yang seharusnya tidak kosong. Misalnya saat nunggu adzan Isyak, saat nunggu dosen datang, saat nunggu doi. Teman laki-laki ya. Jangan suudzon. Hehe
Waktu itu saya share di Instagram. Setiap hari. Followerku terus nambah. Sampai 1000-an. Tapi, ya tidak berlanjut sampai sekarang.
Terus nulisnya pakai apa? Pakai HP dong. Tinggal donwload sebuah aplikasi notes. Nulis di situ. Kalau pakai word HP? Boleh saja. Yang terpenting adalah nulisnya.
Tidak biasa nulis memakai HP? Dibiasakan aja. Tulisan ini juga memakai HP kok. Emanlah, punya HP bagus, tapi tidak membuat kita produktif. (Sok bijak, hehe)
"HP-ku layarnya kecil"
"HP-ku jadul"
"Aku tidak punya HP"
Ya, itulah alasan-alasan yang akan membuat kita istikamah. Istikamah tidak nulis, maksudnya. Benar juga kata orang bijak:
"Orang gagal itu memiliki banyak alasan untuk gagal, orang sukses hanya memiliki satu alasan saja untuk sukses: harus sukses."
Menurut pengalaman saya, kuncinya adalah membca. Jika tidak rajin membaca, sulit juga mau nulis di ruang tunggu. Apa yang mau ditulis?
Membaca tidak harus buku ya. Membaca bisa kejadian-kejadian di sekitar atau pengalaman-pengalaman. Paling tidak, kamu bisa mmebaca perasaanmu sendiri. Ciyeh, sok bijak lagi.
Salam... Semoga tulisan ini bikin saya lebih produktif. Amin.
*Ditulis saat menunggu...
6 komentar
Ide bagus, harus saling menguatkan. Saling folback, jaga persahabatan, jangan sok nyeleb