Mengadzani Bayi Baru Lahir -
Sungguh bahagia, jika anak yang kita tunggu-tunggu sudah lahir. Kebahagiaan itu
tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Apa lagi jika bayi itu lahir dengan
selamat. Ditambah istri tercinta baik-baik saja. Sungguh kebahagiaan luar
biasa.
Namun, jangan larut pada
kebahagiaan. Ada aktivitas yang perlu dilakukan oleh orang tua. Demi kebaikan
sang bayai. Aktivitas itu adalah mengadzani bayi baru lahir itu.
Hukum
mengadzani bayi baru lahir
Mengadzani bayi baru lahir
itu tidak wajib, tapi sunah. Hal ini sesuai pendapat ulama Syafi’iyah. Misalnya
pendapat Imam Khatib as-Syirbini dalam kitab Mughnî al-Muhtâj. (Dalam
madzhab lain, penulis belum mengkaji).
Kesunahan mengdzani bayi
baru lahir ini dilakukan setelah bayi itu lahir. Jadi, setelah bayi itu lahir,
sang ayah menggendongnya. Lalu mengadzani bayi baru lahir itu.
Adzan dikumandangkan di telinga
bagian kanan. Setelah selesai mengazdzani si bayi, lalu iqamah di telinga
bagian kiri.
Selain sunah mengadzani
bayi baru lahir, juga sunah membacakan surat al-Ikhlas di telinga kanan bayi
baru lahir.
Juga, sunah membacakan
ayat di bawah ini:
إنِّي
أُعِيذُهَا بِك وَذُرِّيَّتَهَا مِنْ الشَّيْطَانِ الرَّجِيم
Apakah mengadzani bayi
baru lahir harus ayah? Atau harus laki-laki?
Menurut Imam Jamal, dalam
kitabnya, Hasyiyah al-Jamal, Mengadzani bayi baru lahir tidak harus
ayah. Juga tidak harus laki-laki. Perempuan pun boleh mengadzani bayi baru
lahir.
Karena mengadzani bayi
baru lahir ini bukan untuk salat. Tapi, murni berdzikir untuk tabarruk (mengharap
berkah adzan).
Rahasia
dan Hikmah Mengadzani Bayi Baru Lahir
Mengadzani bayi baru lahir
tentu ada hikmahnya. Karena syariat Islam itu diturunkan untuk kemaslahatan
umat manusia. Hikmah mengadzani bayi baru lahir ini penulis ambil dari beberapa
kitab salaf.
Hikmah-hikmah mengadzani
bayi baru lahir sebagaimana berikut:
1. Mengajarkan kalimat tauhid
Hikmah mengadzani bayi
baru lahir yang pertama adalah mengajari bayi itu tentang tauhid (Allah
Mahaesa). Jadi, kalimat pertama kali yang didenganr oleh sang bayi adalah
kalimat tauhid.
Sebagaimana kelak ketika
dia akan meninggal dunia, maka kalimat terakhir yang diharapkan terucap adalah
kalimat tauhid. (Lihat: Mughnî al-Muhtâj, 18:166 /Fath al-Wahhab, 2:331 )
2. Mengusir setan
Hikmah mengadzani bayi baru lahir yang kedua
adalah agar setan pergi. Karena ketika mendengar adzan, setan akan lari
terbirit-birit.
Baca juga:
- Keutamaan Puasa Ayyamul Bidh, Arti, Niat, dan Tata Caranya
- Cara Taubat dari Dosa Zina agar Cepat Diampuni oleh Allah SWT
Menurut Syaikh Jamal, bisa
jadi pengusiran setan itu membuat bayi tetap fitrah (suci). Sehingga kelak ketika
baligh dia mudah mendapatkan hidayah. (Lihat: Mughnî al-Muhtâj, 18:166
/Hasyiyah Jamal, 22:226)
Hadits-Hadits yang
Menjelaskan Mengadzani Bayi Baru Lahir
1. Nabi mengadzani bayi Hasan
dan Sayidina Husain
أن النبى - صلى الله عليه وسلم - أذن فى أُذن الحسن والحسين حين ولدا وأمر به
“Sesungguhnya
Nabi saw adzan di telinga Hasan dan Husain ketika mereka dilahirkan. Nabi juga
memerintahkannya.” (HR. Imam Thabrani)
2. Diselamatkan dari jin
مَنْ وُلِدَ لَهُ
مَوْلُودٌ فَأَذَّنَ فِي أُذُنِهِ الْيُمْنَى وَأَقَامَ فِي أُذُنِهِ الْيُسْرَى
لَمْ تَضُرَّهُ أُمُّ الصِّبْيَانِ
“Barangsiapa
yang dilahirkan untuknya seorang bayi lalu dia mengadzaninya di telinga
kanannya dan mengiqamahinya di telinga kirinya, maka ummus-shibyan (jin)
tidak bisa mencelakai bayi itu.” (HR. Imam Baihaqi)
Posting Komentar