Mencintai
tapi tidak dicintai? Pasti sakit, kecewa, sedih, dan bikin gak semangat. Yang berbahaya
jika sampai merasa diri tak berarti. Karena bisa bikin tak percaya diri.
Nah,
ada beberapa teman saya yang lagi patah hatinya. Ya karena cinta. Cinta yang
tak berbalas.
“Hatiku
terluka untuk ke sekian kalinya”
“Gimana
agar tidak terluka lagi?”
“Kulelah
mencintai tanpa dicintai”
Itu
kata-kata dan pertanyaan yang diajukan ke saya. Saya jawab dong dengan kata-kata
indah. hehehe…
Kalau
masalah cinta-cintaan, saya pakarnya (kata saya sih). Meski banyak teman yang
meragukan kalau saya punya mantan. Embuh…
Ada lagi neh…
“Eh, dia ada di depanku,”
katanya.
“Siap-siap sayapmu patah,”
jawabku.
“Udah dari tadi!”
“Pindah biar gak tambah!”
“Dia datang untuk
skripsinya” katanya.
“Jangan mau,” kataku.
“Aku gak bisa”
Di akhir percakapan, saya
nyaranin agar dia membantu skripsinya sampai selesai. Konsekuensinya,
membiarkan luka menganga lagi. Membiarkan hati patah lagi.
Ada lagi yang minta
dukungan dan bantuan. Wah, kalau untuk sahabat apa lagi yang dekat, saya pasti
dukung. Bismillah… Niati karena Allah.
Pokoknya malam ini, saya kebanjiran
kisah patah-patahan. Maklum… Anak muda.
***
Mencela
Cinta
Saya jadi teringat kitabnya
Imam Ibnu Jauzi. Kitab tentang cinta. Judulnya, Dzammul Hawa. Dikarang tahun
500-an hijriah. Sudah dapat 1000 tahunan.
Menurut penuturan Imam
Ibnu Jauzi, kitab ini dikarang karena curhatan seseorang. Ada orang yang lagi
patah hatinya datang kepada beliau. Dia curhat. Maka, dikaranglah kitab ini.
Ibnu Jauzi menulis, cinta
itu tercipta agar roda kehidupan terus berjalan. Contohnya, cinta kepada
makanan. Cinta kepada lawan jenis. Hal itu agar hidup terlestarikan.
Namun, cinta juga bisa
menjadi mala petaka manakala keterlaluan (mufrith). Oleh karenanya, jika cinta
itu bermenfaat, maka baik. Jika menimbulkan mudarat, maka jelek.
Dari sinilah muncul istilah
cinta tercela. Namun biasanya cinta itu membawa kemudaratan. Sehingga beliau menamai
kitab itu dengan “Dzammu al-Hawa”, mencela cinta/cinta yang tercela.
Obat
Cinta
Bisakah cinta diobati? Bisalah.
Obatnya adalah cinta juga. Cinta berbalas cinta alias saling mencintai. Jika
tidak, maka sedih dan kecewa.
Baca juga:
Apakah ada obat lagi
selain berbalasnya cinta? Ada, tapi sulit. Sulit banget. Kalau tidak percaya,
mari kita baca syiir-syiir Arab tentang cinta di bawah ini.
ولقد قال طبيبي # وطبيبي ذواحتيال
أشك ماشئت سوى الحب # فاني لأبالي
سقم الحب رخيص # ودواء الحب غالي
Artinya
(sepemahaman saya):
Sungguh,
telah berkata dokterku
Dokterku
yang memiliki banyak cara untuk menyembuhkan
“Ceritakanlah
penyakitmu sesukamu selain cinta
(Kalau masalah cinta) aku tak akan
memedulikannya
Sakit
karena cinta itu mudah
Menyembuhkan
sakit karena cinta itu mahal harganya,”
Ada lagi:
دخولك في باب الهوى ان أردته # يسير ولكن
الخروج شديد
Menari-nari
di pintu cinta itu mudah
Akan
tetapi keluar darinya sulitnya luar biasa
Lalu gimana dong? Baca “LelahMencintai Tanpa Dicintai” bagian 2 ya…
6 komentar