Cinta itu penyakit. Ada
yang bisa diobati ada yang tidak bisa. Bisa diobati jika cintanya biasa-biasa
saja. Tidak bisa diobati jika cintanya sudah sangat tinggi kadarnya.
Bahkan, jika cinta itu sampai
pada puncaknya, maka akan membuat empunya gila. Buktinya banyak, seperti kisah Majnun
dan Laila.
Obatnya bagaimana? Gini,
cinta itu bisa melemah juga bisa menguat. Melemah jika ada yang melemahkan. Menguat
jika ada yang menguatkan.
Jika ingin menguat,
carilah penguatnya. Lalu tempa dengan baik. Jika ingin melemah lalu menghilang,
carilah sebab-sebab yang membuatnya lemah.
Maka, jika ingin
melupakannya, gak usah lihat dia, gak usah chat dia, gak usah dekat-dekat dia,
biar cinta itu melemah lalu menghilang.
Kata temen-temen twitter,
jika kamu tahu cintamu bertepuk sebelah tangan, mundur pelan-pelan lalu
menghilang. Biar sembuh. Kalau sudah sembuh, bisa kembali lagi. hehehe..
Api
Itu Membakar, Maka Belajarlah Memadamkannya
Imam
Ibnu Jauzi mengumpamakan cinta itu seperti api dan air. Api pasti membakar. Kita
tidak bisa melarang api untuk tidak membakar. Keharusan kita adalah belajar
bagaimana memadamkannya.
Cinta
itu seperti air. Bisa membuat orang tenggelam. Kita tidak bisa menyuruh air
agar tidak menenggelamkan orang. Yang kita bisa adalah belajar berenang agar
tidak tenggelam.
Oleh
karenanya, hati bisa mencintai. Siapa saja dan di mana saja. Bahkan ada cinta
yang dharuri ( tanpa sengaja dan tidak bisa ditolak. Tiba-tiba jatuh
cinta).
Biarkan
begitu. Kita tidak bisa melarang hati untuk mencintai. Yang kita bisa adalah mengatur
hati agar tidak terlukai. Atau mengobatinya saat tersakiti.
Munajat
Cinta
Puncak
cinta itu dalam munajat. Keindahan cinta jika berakhir dalam munajat. Kenikmatan
cinta jika bercumbu dalam munajat.
Maka
kata Imam Ibnu Jauzi, jika kamu mencintai, bermunjatlah kepada Allah. Jika kau
sulit mendapatkan cintamu, bermunajatlah kepada Allah. Pinta kepada-Nya. Semoga
saja Allah memudahkannya.
Baca juga:
Yang
jelas, banyak orang yang juga mendoakan agar mendapatkannya. Kuatkan doamu agar
menang saat bertarung di langit sana. hehehe
Jadi
teringat cerita sahabat dulu… Katanya, saat merindukan seseorang, maka dia
membaca Al-Fatihah. Al-Fatihah itu diperuntukkan untuk orang yang dirindukan. Alhamdulillah,
setelah selesai baca Fatihah, rindunya sembuh. Paling tidak tambah ringan.
Silahkan
dicoba….
Terakhir…
untukmu, Al-Fatihah…. (+_+)
Salam…
Sahabatmu
1 komentar