Kisah
Qabil dan Habil | Setelah menceritakan ketidak-taatan Bani
Israel pada Nabi Musa, Allah menceritakan kisah Qabil dan Habil. Cerita ini,
sebagaimana dalam Surat Al-Maidah ayat 27-32. Penulis akan menguaraikan
ceritanya dengan merujuk tafsir-tafsri muktabar.
Lengkapnya
sebagaimana berikut ya guys…:
1.
Qabil
ingin menikahi saudarinya yang cantik jelita
Menurut
ulama tafsir, Qabil dan Habil adalah putra dari Nabi Adam dan Hawa (bukan
cucu). Qabil kakaknya, habil adiknya.
Kala
itu, setiap Siti Hawa melahirkan, pasti kembar. Satu laki-laki, satunya
perempuan. Karena waktu itu belum banyak orang, maka anak laki-laki Nabi Adam
dinikahkan dengan anak perempuannya.
Cara
menjodohkannya disilang. Qabil menikah dengan saudari kembarnya Habil dan Habil
menikah dengan saudari kembarnya Qabil.
Siapa
sangka guys… Perjodohan itu malah mendatangkan mala petaka. Qabil tidak mau
menikah dengan saudari Habil. Sedangkan Habil mau menikah dengan saudari Qabil.
Usut diusut, saudari Qabil lebih bersinar dari pada saudari Habil. Kata Qabil, “Aku
lebih berhak menikahi saudariku, dia saudari kembarku kok!”
Cerita
Qabil dan Habil selanjutnya, Allah abadikan dalam ayat di bawah ini guys….
2.
Habil
berkurban dengan yang bagus-bagus, Qabil berkurban dengan yang jelek-jelek
وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ ابْنَيْ آدَمَ بِالْحَقِّ
إِذْ قَرَّبَا قُرْبَانًا فَتُقُبِّلَ مِنْ أَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ الْآخَرِ
قَالَ لَأَقْتُلَنَّكَ قَالَ إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ (27(
“Ceritakanlah
kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang
sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, maka diterima dari salah
seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil).
Ia berkata (Qabil): "Aku pasti membunuhmu!". Berkata Habil:
"Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang
bertakwa". (Al-Maidah: 27)
Nah,
kisah Qabil dan Habil selanjutnya, mereka berdua berkurban. Tujuannya untuk
menentukan siapa yang berhak meminang saudari Qabil.
Profesi
Qabil sebagai petani. Dia sehari-hari bercocok tanam. Sedangkan Habil peternak
hewan. Sehari-hari dia mengembala kambing.
Maka
ketika berkurban, Qabil Berkurban hasil dari tanamannya. Habil berkurban
kambingnya.
Sayangnya,
Qabil mengurbankan hasil panen yang jelek-jelek. Sedangkan Habil mengurbankan
kambingnya yang paling bagus. Kambing yang paling dia cintai.
Ada
riwayat, Nabi Adam, Habil, dan Qabil pergi ke gunung membawa kurban mereka itu.
Lalu kurban mereka diletakkan di atas gunung. Setelah itu, datanglah api. Melayang-layang
dan menyambar kurban Habil. Sedangkan punya Qabil tidak disambar.
Ada
riwayat lain, kejadian kurbanan Qabil dan Habil ini tidak dihadiri Nabi Adam. Beliau
tiak ada diantara mereka.
Disambarnya
kurban Habil itu menjadi pertanda bahwa kurban Habil diterima, sedangkan kurban
Qabil tidak diterima.
Maklum guys… kala itu gak ada fakir
miskin… hehe . Lanjut kisah Qabil dan Habil aja wes...
Maka,
Qabil sakit hati. Dia marah kepada Habil. Dalam hatinya ada iri dan dengki yang
luar biasa besarnya. Qabil pun mengancam Habil.
“Sungguh,
aku akan membunuhmu!” kata Qabil.
Habil
merasa tidak bersalah. Tidak diterimanya kurban Qabil bukan karena dirinya,
tapi karena Qabil sendiri. Lagian, yang tidak menerima kurbannya kan Allah,
kenapa Qabil marah kepada dirinya
"Sesungguhnya
Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa," Kata
habil mengingatkan kakaknya, agar dia intropeksi diri.
3.
Habil
tidak melawan pada Qabil karena takut Allah
لَئِنْ بَسَطْتَ إِلَيَّ يَدَكَ لِتَقْتُلَنِي مَا
أَنَا بِبَاسِطٍ يَدِيَ إِلَيْكَ لِأَقْتُلَكَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ رَبَّ الْعَالَمِينَ
(28(
"Sungguh
kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku sekali-kali
tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Sesungguhnya aku
takut kepada Allah, Tuhan seru sekalian alam."
Ayat
ini menjelaskan pernyataan Habil pada Qabil. Jika Qabil ingin membunuhnya,
Habil tidak akan melawan dengan membunuh
Qabil. Kenapa? Karena Habil takut kepada Allah.
Sebenarnya,
Habil lebih kuat dan perkasa dari pada Qabil. Hanya saja Habil tidak mau
melawan. Karena aturannya pada waktu itu memang tidak boleh melawan. habil lebih
memilih taat kepada Allah.
4.
Qabil
menanggung dosa Habil
إِنِّي أُرِيدُ أَنْ تَبُوءَ بِإِثْمِي وَإِثْمِكَ
فَتَكُونَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ وَذَلِكَ جَزَاءُ الظَّالِمِينَ (29
(
"Sesungguhnya
aku ingin agar kamu kembali dengan (membawa) dosa (membunuh)ku dan dosamu
sendiri, maka kamu akan menjadi penghuni neraka, dan yang demikian itulah
pembalasan bagi orang-orang yang zalim."
Nah,
ayat ini juga menceitakan perkataan Habil dalam kisah Qabil dan Habil ini. Dia menyatakan Qabil akan mendapat dua
dosa. Yaitu dosa membunuh dirinya dan dosa-dosa sebelumnya yang pernah
dilakukan oleh Qabil. Termasuk dosa yang menyebabkan tidak diterimanya kurban
Qabil.
Ada
pendapat lain, bahwa yang dimaksud ayat di atas adalah bahwa Qabil akan
menanggung dosa-dosa Habil di samping dosanya sendiri.
Hal
ini senanda dengan konsep, bahwa jika ada orang yang menzalimi orang lain, maka
sampai kapanpun orang yang zolim itu akan dituntut. Sampai dia mendapatkan maaf
dari yang dizalimi.
Jika
tidak mendapatkan maaf dan belum dituntut di dunia, maka dia bisa dituntut di
akhirat.
Caranya,
kebaikan orang yang zalim akan diberikan kepada yang dizalimi. Jika dia tidak
memiliki kebaikan, maka dosa orang yang dizalimi akan diberikan kepada yang zalim.
Ngeri
guys…. Yang suka ghibah, berhenti guys…
5.
Qabil
dikalahkan oleh hawa nafsunya dan berani membunuh Habil
فَطَوَّعَتْ لَهُ نَفْسُهُ قَتْلَ أَخِيهِ فَقَتَلَهُ
فَأَصْبَحَ مِنَ الْخَاسِرِينَ (30
(
“Maka
hawa nafsu Qabil menjadikannya menganggap mudah membunuh saudaranya, sebab itu
dibunuhnyalah, maka jadilah ia seorang diantara orang-orang yang merugi,”
Kisah
Qabil dan Habil ini berlanjut dengan terbunuhnya Habil. Qabil dikuasi hawa
nafsunya. Sehingga ucapan-ucapan Habil tidak membuat dia sadar, malah membuat
kemarahannya membuncah.
Diceritakan,
awalnya Qabil tidak tahu cara membunuh Habil. Datanglah Iblis memegang burung. Iblis
kemudian meletakkan kepala burung di antara dua batu. Lalu mengapitnya.
Qabil
pun mengambil batu dan melemparkannya pada Habil. Batu itu mengenai kepala
Habil dan meninggal. Ada yang mengatakan, pembunuhan itu terjadi saat Habil
sedang tidur. Ada yang mengatakan sedang terjaga.
Ada
pula yang mengatakan pembunuhannya bukan dengan batu, tapi dengan besi.
Baca juga:
Maka,
jadilah Qabil orang yang rugi. Karena dia kehilangan saudaranya yang sangat
baik. Juga, karena dia akan masuk neraka.
6.
Qabil
bingung mau diapakan mayat Habil
فَبَعَثَ اللَّهُ غُرَابًا يَبْحَثُ فِي الْأَرْضِ
لِيُرِيَهُ كَيْفَ يُوَارِي سَوْءَةَ أَخِيهِ قَالَ يَاوَيْلَتَا أَعَجَزْتُ أَنْ أَكُونَ
مِثْلَ هَذَا الْغُرَابِ فَأُوَارِيَ سَوْءَةَ أَخِي فَأَصْبَحَ مِنَ النَّادِمِينَ
(31
(
“Kemudian
Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk memperlihatkan
kepadanya (Qabil) bagaimana seharusnya menguburkan mayat saudaranya. Berkata
Qabil: "Aduhai celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung
gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?" Karena itu
jadilah dia seorang diantara orang-orang yang menyesal.”
Kisah
Qabil dan Habil selanjutnya, Qabil bingun mau diapakan mayat saudaranya itu.
Maka Qabil menggotong mayat Habil selama 40 hari. Ada yang mengatakan selama
satu tahun.
Hewan
buas melihat kelakuan Qabil. Hewan-hewan itu menunggu kapan mayat Habil
diturunkan. Mereka akan menyantapnya.
Sehingga
datanglah burung Gagak mengajari cara memendam. Ada dua burung gagak
bertengkar. Salah satunya mati. Lalu burung gagak yang hidup itu memendam burug
Gagak yang mati.
Baca juga:
Akhirnya
Qabil dapat inspirasi untuk melakukan hal yang sama pada mayat Habil. Qabil juga
mengakui, bahwa dirinya sangat bodoh. Lebih bodoh dari burung Gagak. Karena burung
Gagak bisa mengurus mayat saudaranya, sedangkan dia tidak bisa.
Maka
Qabil menyesal. Bukan karena membunuh, tapi karena dia bodoh.
Begitulah
kisah Qabil dan Habil. Semoga bermenfaat ya guys…
Referensi:
·
Tafsir Ibnu Katsir
·
Tafsir al-Baghawi
·
Tafsir al-Maraghi
·
Tafsir al-Wasit
at-Thonthowi
Posting Komentar