Sekarang
Bulan Syawal. Musim nikah. Banyak teman-teman dan famili saya yang nikah. Teriring
doa untuk mereka, semoga sakinah.
Saya
jadi tertarik untuk membahas dan mengkaji masalah nikah. Hitung-hitung untuk
bekal saya menikah. Hehehe
Basa-basi
dulu…. (Dilewati saja)
Saya
lihat-lihat buku di rak lemari. Mata saya tertuju pada kitab Ihya’ Ulumiddin. Saya
ambil satu. Saya lihat daftar isinya. Bab Nikah ternyata ada di juz 3. Saya ambil
dan saya buka.
Kitab
karangan Imam al-Ghazali itu adalah kenangan bagi saya. Kenangan ketika
nyantri. Saya lihat, sudah ada maknanya (arti lafadz ala pesantren). Makna itu
hasil saya mengaji pada kiai Nawawi bin Kiai Abdul Jalil.
Kitab
Ihya’ itu saya bolak-balik. Ada judul tentang kriteria wanita yang boleh kita
nikahi. Tapi sayang, di bagian ini tidak ada maknanya. Saya bolak-balik buka
kamus, karena ada lafadz yang tidak saya ketahui artinya.
Hasil
baca-baca itu saya tulis. Siapa tahu bermenfaat untuk sahabat-sahabat.
Mulai
ya….
Jika
ingin hidup bahagia, tujuan menikah kita dapatkan, dan tali pernikahan kuat
sampai surga, maka menikah jangan dengan sembarang orang.
Ada
delapan hal yang perlu kita lihat pada diri calon. Yaitu, agamanya, akhlaknya,
kecantikannya, ringannya mahar, bisa memiliki anak, perawan, nasab, dan bukan
kerabat dekat.
Saya
cuma selesai baca kriteria yang pertama. Yaitu tentang agama (Islam). Saya
tulis intinya sebagaimana berikut:
1.
Jika
kamu ingin menikah, jadikanlah baiknya agama sebagai pertimbangan utama
Memilih
jodoh itu yang baik agamanya. Ini harus menjadi pertimbangan utama. Kata Imam
Al-Ghazali, baiknya agama ini adalah pondasi.
Baiknya
agama juga bisa diistilahkan dengan shalihah. Ya, wanita shalihah.
Kenapa
kita harus memilih jodoh yang baik agamanya? Karena dialah yang akan menjadi
sahabat kita, menjadi ibu dari anak-anak kita, dan menjadi ratu dalam rumah
kita.
Jika
dia baik agamanya, maka akan sangat berperan untuk kebaikan agama kita dan
anak-anak kita. Jika tidak baik agamanya, dia akan mengganggu bahkan merusak
keagamaan kita.
2.
Istri
yang tidak baik agamanya hanya akan membuat hidup sengsara
Imam
Al-Ghazali menjelaskan, jika jodoh kita tidak baik agamanya, lalu tidak bisa
menjaga diri sehingga selingkuh, habislah hidup kita. Kita akan dirundung
cemburu, dibuat malu, dan kehidupan dipenuhi dengan susah dan pilu.
Misalnya
kita larang dia, kekacauan dan musibah akan menimpa kita. Pertengkaran
dengan istri tidak bisa dihindari. Jika kita biarkan saja, berarti kita
main-main dengan agama. Kita biarkan istri kita masuk neraka.
3.
Istri
cantik yang tidak baik agamanya akan membuat hidup lebih sengsara
Pria
mana pun pasti ingin memiliki istri yang cantik. Namun, jika ingin hidup kita
bahagia, maka kecantikan tidak menjadi pertimbangan utama.
Istri
yang cantik, tapi tidak faham agama dan tidak baik dalam beragama, hanya akan
membuat hidup kita sengsara.
Kata
Imam Al-Ghazali, istri cantik tapi tidak shalihah (tidak baik agamanya), lebih
besar bahayanya (bala’nya) dari pada istri yang tidak cantik dan tidak baik
dalam beragama.
Hal
seperti ini pernah dialami oleh salah satu sahabat Rasulullah saw.. Sahabat itu
sowan dan curhat kepada Rasulullah.
“Wahai
Rasulullah…Istriku sering selingkuh (La taruddu yada Lamis),” curhatnya.
“Ceraikan
dia!” Rasulullah memberi arahan.
“Sungguh,
aku masih mencintainya wahai Rasulullah,” balas pria itu.
“Kalau
begitu, jangan dicerai!” kata Rasulullah lagi.
Coba
deh bayangkan, betapa sempit dan sengasaranya hidup pria ini. Memiliki istri
yang tidak baik agamanya.
Mau
mencerai si istri, tidak mungkin. Dia masih sangat mencintainya. Tidak mencerainya,
selalu tersakiti karena si istri masih melirik pria lain. Maju kenak, mundur
kenak.
4.
Wanita
yang baik agamnya akan tampak cantik dan anggun saat memandangnya
Dalam
masalah ini, Imam Al-Ghazali mengupit tiga hadis Rasulullah saw..
Hadis
yang pertama:
تنكح المرأة لمالها وجمالها وحسبها ودينها فعليك بذات
الدين تربت يداك
Artinya: Wanita dinikahi karena hartanya,
kecantikannya, nasabnya, dan agamanya. Maka nikahilah wanita yang baik agamanya
maka kamu akan bahagia.
Hadis ini mengabarkan, biasanya orang-orang
menikahi wanita karena empat hal tersebut. Tapi, bagi orang yang beriman,
nikahilah wanita yang baik agamanya. Maka rumah tangganya akan bahagia.
Hadis yang kedua:
من نكح المرأة لمالها وجمالها حرم جمالها ومالها ومن
نكحها لدينها رزقه الله مالها وجمالها
Artinya: Barangsiapa yang menikahi wanita karena
harta dan kecantikannya, maka dia akan terhalang dari kecantikan dan hartanya. Dan
barangsiapa yang menikahinya karena agamanya, maka Allah akan memberinya harta
dan kecantikannya.
Hadis
yang ketiga:
لا تنكح المرأة لجمالها فلعل جمالها يرديها ولا لمالها
فلعل مالها يطغيها وانكح المرأة لدينها
Artinya: jangan kau nikahi wanita karena
kecantikannya, (karena) bisa jadi kecantikannya malah membuatnya rusak.
Jangan kau nikahi wanita karena hartanya, (karena)
bisa jadi hartanya malah membuatnya congkak. Tapi, nikahilah wanita karena
agamanya.
***
Ada salah satu ustadzah bilang, wanita yang
shalihah itu akan cantik dan anggun saat dipandang. Benarkah? Saya gak tahu
juga. wkwkwkwk
Tapi
yang jelas, wanita yang shalihah akan membuat hati bahagia. Melihatnya membikin
hati berbunga. Tentu dia akan tampak anggun tiada duanya. Cantik kan relatif?
5.
Hai
wanita… pilihlah pria yang jika mencintaimu, dia akan memulikanmu. Jika tidak
mencintaimu, dia tidak akan menyakitimu
Keterangan
di atas semunya untuk pria. Lah, kalau wanita gimana? Ya, sama saja. Wanita
juga menikahlah dengan pria yang baik agamanya.
Kata
Syaikh Ibnu Bathal, ketika mencari jodoh, maka carilah yang baik agamanya. Ketentuan
ini berlaku untuk pria dan wanita.
Ada
cerita bagus neh. Keterangannya adalah dalam kitab Taudlih al-Ahkam. Syarah
Bulughul Maram.
Baca juga:
Ceritanya
begini:
Ada
seorang ayah datang kepada Syaikh Hasan Al-Bashari. Dia menceritakan bahwa dia
memiliki anak wanita yang sangat dia sayang. Lalu dia bertanya, kira-kira
dengan siapa putrinya itu hendak dinikahkan?
Syaikh
Hasan Al-Bashri menjawab, “Nikahkanlah putrimu dengan pria yang takut kepada
Allah (baik agamanya). Karena, jika dia mencintai putrimu, dia akan
memuliakannya. Jika dia tidak mencintai putrimu, dia tidak akan menzaliminya.
Baca juga:
Keterangan
Tambahan:
1.
Penjelasan di atas
bukan berarti kita tidak boleh menikah dengan yang cantik atau yang ganteng. Jika
ada wanita cantik/pria ganteng dan baik agamanya, ya bagus dong menikah dengan
dia.
2.
Yang dimaksud
dengan baik agamanya adalah baik dalam menjalankan ajaran agama (Islam).
Wallahu A’lamu Bishhowab.
Baca juga:
Oea,
keterangan lanjutan dari Imam Al-Ghazali tentang kereteria jodoh, apa perlu
ditulis juga ya?
Posting Komentar