Assalamualaiku
sahabat-sahabat… Alhamdulillah, bisa menyapa sahabat-sahabat lagi. Semoga kita
selalu berada dalam anugerah dan rahmat-Nya. Amin.
Baik
sahabat-sahabat… Kali ini saya mau berbagi
neh. Saya ingin berbagi, motivasi menulis.
Karena
dalam setiap aktivitas itu pasti ada motivasinya. Seperti minum motivasinya
kaarena haus, makan karena lapar, rindu karena cinta, dan seterusnya.
Alasan
itu sangat penting loh. Karena alasan itu yang akan membuat kita bertahan meski
badai menghantam. Ciye ciye… Makanya kata orang bijak, “Saat kamu mulai ingin
behenti, cobalah ingat kenapa kamu memulai!”
Motivasi
di sini juga bisa disebut alasan menulis. Kenapa kita harus menulis? Kenapa kita
harus berkarya?
Baiklah,
ini 5 alasan dan motivasi menulis saya…
1.
Saya menulis karena terlanjur hobi
Jadi,
saya menulis karena hobi yang terlanjur. Hobi juga bisa diartikan mencintai. Kalau
udah cinta, pasti kita jalani meski tidak mendapatkan materi. Wong
namanya udah cinta.
Kata
orang yang terkena virus cinta, “Lautan akan kuseberangi, gunung nan tinggi
akan kudaki, bla bla bla…”
Terlanjur
hobi? Maksudnya? Gini, dulu saya itu gak hobi-hobi amat nulis. Keinginan
menjadi penulis muncul ketika duduk di kelas 1 MA. Itu pun karena ingin keluar
dari pondok. Bukan lillah. Hehehe…
Dulu
saya punya dua teman. Penulis semua. Tiap hari Jum’at keluar dari pondok karena
ngeliput di luar pesantren. Wah, pikiran saya, enak jadi penulis. Bisa keluar
dari pondok. Pengen nulis juga ah….
Dan
saya belajar banyak dari kedua teman saya itu. Di tahun berikutnya, saya tes
menjadi redaksi di sebuah majalah yang dikelola teman-teman OMIM (kalau di luar
namanya OSIS). Alhamdulillah diterima. Akhirnya saya gabung dengan kedua teman
saya itu.
Yah,
bisa dibilang, saya bisa menulis sampai sekarang berkat mereka. Baik secara
langsung atau tidak secara langsung.
2.
Saya menulis karena ingin berbagi
Motivasi
menulis saya yang kedua adalah saya ingin berbagi. Berbagi itu indah rasanya.
Terasa seakan-akan kita bermenfaat untuk orang lain. Tentu, hal itu akan
membuat kita merasa ada.
Prinsip
hidup kan diantaranya begitu, beremenfaat untuk orang lain. Jika wujuduhu wa
‘adamuhu sama saja, ya perlu koreksi diri. Perlu nanya ke diri sendiri,
saya ini untuk apa sih hidup? WKWKWKWK…. Gayae muncul.
Bagi
saya, menulis itu sarana termudah untuk berbagi. Juga, tidak terbatas jarak dan
waktu. Meski peminat pembaca minim di Indonesia. Tapi saya yakin, pasti ada
yang baca. Saya yakin, tulisan saya akan ketemu juga dengan jodohnya.
Saya
jadi ingat dawuh guru tulis-menulis saya di MA. Kata beliau, “Kalau santri gak
nulis, lalu siapa yang nulis keislaman di internet?” Dan dari situlah saya
memulai buat blog.
3.
Saya menulis karena ingin selalu belajar
Menulis
itu ternyata butuh usaha. Apa lagi yang berupa kajian keislaman. Harus belajar
dan memakan banyak waktu. Kadang, dua hari belum selesai.
Tapi,
dari sanalah saya mendapatkan banyak hal. Mungkin, andai saja saya tidak
menulis, saya tidak akan mendapatkan hal-hal itu.
Misalnya,
saya tetap membuka kitab kuning dan membacanya, meski sudah tidak di pesantren.
Keuntungannya, ilmu baca kitab saya tidak hilang. Bisa tetap terjaga, bahkan
mungkin bisa berkembang.
Juga,
pengetahuan tambah banyak dan pengalaman tambah luas. Dan masih banyak lagi. Semua
itu menjadi alasan mengapa saya menulis.
4.
Saya menulis karena eksistensi diri
Motivasi
menulis saya yang keempat karena ingin eksis. Ya, setiap orang pasti butuh
eksistensi diri kan. Apa lagi anak muda. Maka tak heran, jika di medsos
anak-anak muda banyak yang ‘gila’.
Hanya
karena ingin banyak followers dan likers, mereka melakukan hal-hal yang tak
wajar. Bahkan bisa merenggut nyawa.
Nah,
bagi saya, menulis itu sebagai usaha diri untuk eksis. Ketika ada tulisan yang
lahir dari saya, berarti saya ada. Nulisnya gak ikhlas dong? Kayaknya iya. Ya,
diikhlaskan saja. hehehe..
5.
Saya menulis karena ingin mendapatkan uang
Motivasi
menulis saya yang kelima ini alasan yang gak usah dicontoh ya. Walaupun
sebenarnya, sampai sekarang saya gak makan dari hasil menulis kok.
Baca juga:
Ya
menulis saja. Bismillah. Uang bukan tujuan. Kalau ada, anggap saja bonus. Yang
paling penting menurut saya, “Kalau bukan santri, lalu siapa yang mau nulis
keislaman di internet?”
Nah,
itu 5 motivasi saya tetap menulis. Jadi, ketika kita ingin istikamah dalam satu
hal, maka temukan motivasi dan alasannya. Temukan alasannya kenapa kamu naksir
kepadaku. (+_+) Salam…
Posting Komentar