Kapan
Malam Lailatul Qadar? Pertanyaan yang sering muncul dalam benak kita. Tapi,
siapa pun tidak mungkin bisa menjawabnya. Ulama sekalipun. Kenapa? Ya karena
memang tidak mungkin tahu.
Kenapa
kita harus bertanya kepan Malam Lailatul Qadar? Karena Malam Lailatul Qadar
adalah bulan mulia. Malam yang terjadi hanya satu kali dalam satu tahun. Hanya
dalam Bulan Ramadan.
Sumber Foto: https://unsplash.com/@spencerarquimedes |
Keutamaan
Malam Lailatu Qadar
Sebelum
kita membahas kapan Malam Lailatu Qadar, penulis akan membahas keutamaan Malam
Lailatul Qadar.
Dalam
literatur ulama salaf, keutamaan Malam Lailatul Qadar banyak sekali.
Disebutkan, pada malam ini Allah menentukan takdir satu tahun.
Imam
‘Atha meriwatakan dari Ibnu ‘Abbas, bahwa sesungguhnya Allah mentakdirkan
kejadian tahun itu pada Malam Lailatul Qadar. Misalnya Allah mentakdirkan
kehidupan, kematian, dan rezeki.
Selain
itu, Alquran juga menyebutkan, Malam Lailatul Qadar lebih baik dari pada seribu
bulan. Waw… kerennya.
Menurut
Syaikah Ibnu Bathal, yang dimaksud “lebih baik dari 1000 bulan” di sini adalah
bahwa beribadah pada Malam Lailatul Qadar itu lebih baik dari pada beribadah selama
1000 bulan di selain Malam Lailatul Qadar.
Yang
perlu digaris bawahi, Malam Lailatul Qadar akan menjadi biasa-biasa saja, jika
kita tidak ngapa-ngapain. Karena sebenarnya, waktu itu sama saja. Yang
membedakan adalah apa yang ada di dalamnya. Seperti ibadah, dan lain
sebagainya.
Lalu
Kapankah Malam Lailatul Qadar?
Malam
Lailatul Qadar tidak tahu terjadi pada tanggal berapa. Allah memang
menyembunyikannya. Kenapa disembunyikan? Agar kita sungguh-sungguh mencarinya
dari awal sampai akhir Ramadan. Jika demikian, maka amal ibadah kita akan
menjadi banyak.
Kata
Imam Ar-Razi, Allah menyembunyikan Malam Lailatul Qadar agar kita memuliakan
semua bulan Ramadan. Dari Awal sampai akhir.
Sebagaimana
Allah menyembunyikan rida-Nya dalam taat kepada-Nya agar kita selalu taat. Menyembunyikan
diterimanya doa agar kita selalu dan tidak bosan-bosan berdoa. Menyembunyikan
nama-nama agung-Nya agar kita memuliakan semua nama-Nya.
Juga,
menyembunyikan “Shalatul Wustho” agar kita menjaga semua shalat lima waktu.
Menyembunyikan diterimanya taubat agar kita selau bertaubat. Dan, menyembunyikan
waktu kematian agar kita selalu takut dan waspada.
Selain
itu, diantara hikmah disembunyikannya Lailatul Qadar agar umat manusia tidak
bertambah besar dosanya. Maksudnya gimana?
Gini,
misalnya Malam Lailatul Qadar ditentukan oleh Allah, lalu ada seseorang yang
tidak kuat dan bermaksiat pada malam itu dan dia tahu malam itu Malam Lailatul
Qadar, maka dosanya lebih besar.
Bedahalnya
jika tidak tahu malam itu Malam Lailatul Qadar. Dosanya lebih kecil. Karena itulah
Malam Lailatul Qadar disembunyikan, tidak dijelaskan.
Meski
demikian, ada beberapa ulama yang berpendapat dan mencoba menebak tanggal Malam
Lailatul Qadar. Menurut Ibnu
Hajar al-Asqalani dalam kitabnya, Fath al-Bari, ada 40 pendapat lebih mengenai
waktu Lailatul Qadar ini.
Akan tetapi, pendapat yang unggul
(Rajih), Malam Lailatul Qadar akan datang pada sepuluh malam terakhir Ramadan. Khususnya
tanggal ganjil.
Hal ini senada dengan pendapat yang
ditulis oleh Sayyid Alwi al-Maliki dalam Fathu al-Qarib Ala
at-Tahdzibi wa at-Targhib-nya.
Baca juga:
Menurut
beliau, tidak ada ketentuan Malam Lailatul Qadar itu jatuh pada tanggal berapa.
Artinya semua bulan Ramadan berpotensi disinggahi Malam Lailatul Qadar.
Hanya
saja, yang paling berpotensi adalah pada tanggal ganjil sepuluh malam terakhir bulan
Ramadan.
Hal
ini sesuai dengan sabda Rasulullah saw.,
تحروا ليلة القدر في الوتر من العشر
الأواخر من رمضان
Artinya:
“Bersungguh-sungguhlah mencari Lailatul Qadar pada tanggal ganjil 10 malam
yang terakhir dari Bulan Ramadan.” (HR. Imam Bukhari)
Akhiran, Malam Lailatul
Qadar bisa kapan saja. Bisa tanggal satu, tanggal dua, tanggal tiga, dan
seterusnya. Dan yang paling mungkin Malam Lailatul Qadar terjadi pada 10 malam
terakhir bulan Ramadan, khususnya tanggal ganjil. Semoga!
Baca juga:
Referensi:
· Fathu al-Qarib Ala at-Tahdzibi wa at-Targhib, Hai’ah
as-Shofwah. Karya Sayyid Alwi bin Sayyid al-Abbas Al Maliki,
· Fath al-Bari, karya Abul-Fadl Ahmad
bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Hajr Al-Asqalani.
· Mafatih
al-Ghaib, Dar Ihyak at-Turats al-Arabi. Karya, Muhammad bin Umar bin Husain Ar-Razi,
· Syarh
Ibnu Bathal, Syarh Shahih Bukhari
· Jami
al-Bayan, Juz 24, hal 542, Dar Hijr. Karya
At-Tabari,
Abu Jakfar bin Jarir,
· Ad-Dibaj Ala Muslim, hal 253. Juz III,
Posting Komentar