Pertama saya ingin
bertanya, apakah kamu ingin sukses? Apakah kamu ingin menjadi orang yang
dibanggakan? Apakah kamu ingin jadi presiden?
Saya kira semua orang
menginginkan semua itu. Setiap orang pasti ingin sukses. Bahkan, saat kita
masih kecil lalu Bu Guru bertanya ingin jadi apa, kita langsung jawab, ingin
jadi ini dan itu. Ada yang ingin menjadi presiden, polisi, ustadz, dokter, dan
seterusnya.
Sumber foto: https://krjogja.com |
Menginginkan hal yang
besar itu tidak masalah. Mencita-citakan kesuksesan itu juga tidak dosa. Bahkan
itu kewajiban kita semua. Sebab, gerakan-gerakan kita sangat ditentukan oleh
keinginan dan cita-cita itu.
Saya teringat dawuh
Syaikh Musthofa Al-Ghalayayni dalam kitab ‘Idhatun-Nasyi’in. Kata
beliau, “saya tidak pernah melihat seseorang yang teguh keinginannya kecuali
dia mendapatkannya”.
Keinginan yang benar akan
menggerakkan tubuh kita. Keinginan yang kuat akan membuat kita terus berusaha. Seberapa
pun sulit dan susahnya.
Coba deh sekarang kita
tanya ke diri sendiri, apakah kita punya keinginan? Apakah keinginan itu
sungguhan? Apakah keinginan itu benar-benar kita perjuangkan? Jika tidak, nggak
usah deh kita berharap menjadi orang besar.
Namun demikian, ada satu
hal yang perlu banget untuk kita sadari, bahwa jadi orang besar itu gak enak. Jadi
orang sukses itu gak slow. Loh kok bisa? Ya bisa aja. Kalau tidak
percaya, mari kita urai.
Ada sebuah pepatah, “Semakin
tinggi sebuah pohon, semakin kencang pula angin menerpanya”. Pernah tahu kan
pepatah ini? Pepatah yang menurut saya luar biasa. Pepatah yang perlu banget
kita jadikan senjata dalam menjalani kehidupan ini.
Entah apa arti yang
sebenarnya dari pepatah di atas. Tapi kalau boleh saya tafsiri, maka artinya
bigini:
Orang itu semakin sukses,
semakin banyak cobaannya. Orang itu semakin tinggi derajatnya, semakin banyak
godaannya.
Orang itu semakin
terkenal, semakin banyak pula yang nyinyir kepadanya. Orang itu semakin tinggi
jabatannya, semakin banyak orang yang mengkritiknya, bahkan menghinanya.
Begitulah kurang lebih
arti dari pepatah di atas. Karena itu, jika ingin sukses, maka bersiap-siaplah menjadi
sasaran tembak nyinyiran orang. Jika ingin jadi ketua sebuah organisasi, maka bersiaplah
dicacimaki. Jika ingin jadi presiden, bersiaplah dikritik dan dihina.
Bukankah menghina itu
nggak boleh ya? Mencacimaki juga gak boleh kan? Loh, siapa yang mengatakan
boleh? Tulisan ini tidak membahas tentang boleh-tidaknya mencacimaki. Tulisan ini
membahas tentang ‘keinginan yang besar’ dan ‘cita-cita yang luar biasa’.
Senior saya dulu pernah
bilang begini ke saya, “Jika ingin menjadi orang besar, kita harus meniti dari
bawah. Kudu berproses. Jika kita ujuk-ujuk ada di atas, maka gampang robohnya”
Ya, pohon yang tinggi,
jika tidak memiliki akar yang kuat maka akan gampang tumbang. Karena angin tidak
akan henti-hentinya menerjang. Pohon yang tinggi, tapi akarnya kuat ke bawah,
Insyaallah tidak gampang roboh.
Baca juga:
Nah, ketika pohon itu
mengakar kuat ke bumi, maka akan menjadi seperti pohon yang banyak buahnya. Setiap
ada orang melemparinya, buahlah yang dibalaskannya.
Pepatah Arab mengatakan,
كن كالنخيل عن الاحقاد مرتفعا
يرمى بالحجر فيلقي أطيب الثمر
"Jadilah
seperti pohon kurma yang tinggi!
Saat
dilempari dengan batu, ia membalas melempari dengan buah”
Baca juga:
Masih ingin jadi orang
besar? Masih ingin jadi ketua organisasi? Masih ingin jadi pemimpin? Masih
ingin jadi presiden? Maka bersiap-siaplah menerjang terpaan angin. Jika tidak
siap, sudah tidur saja sana. Nanti jadi orang besar yang baperan.
Posting Komentar