وَقَوْلِهِمْ
إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ وَمَا
قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا
فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِنْهُ مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلَّا اتِّبَاعَ الظَّنِّ
وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا (157) بَلْ رَفَعَهُ اللَّهُ إِلَيْهِ وَكَانَ اللَّهُ
عَزِيزًا حَكِيمًا (158) وَإِنْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ إِلَّا لَيُؤْمِنَنَّ بِهِ
قَبْلَ مَوْتِهِ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكُونُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا (159(
Artinya:
dan karena ucapan mereka: "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih,
Isa putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak
(pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan
dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang
(pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu.
Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali
mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh
itu adalah Isa. (157)
Tetapi
(yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana. (158)
Tidak
ada seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum
kematiannya. Dan di hari kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap
mereka. (159)
***
Ayat
ini menjelaskan detik-detik ketika Nabi Isa ‘alaihissalam ingin dibunuh
oleh orang Yahudi. Pembunuhan itu tidak terjadi karena Allah yang Maha Perkasa
menyelamatkan nabi-Nya. Kemudian mereka membunuh seseorang, tapi ternyata orang
itu bukan Nabi Isa.
Lebih
jelasnya, akan penulis urai kandungan ayat di atas sebagaimana berikut:
وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ
dan karena ucapan mereka: "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka.
Ayat
ini merupakan lanjutan dari ayat sebelumnya. Bahwa orang Yahudi mendapat laknat
dan kehinaan dari Allah disebabkan mereka berkata, “Kita membunuh Al-Masih Isa
putra Martam”. Padahal mereka tidak berhasil membunuh rasul sebelum Nabi
Muhammad itu.
Mereka
memang membunuh seseorang, tapi yang dibunuh bukan Nabi Isa. Yang dibunuh
adalah orang yang diseupakan dengan Nabi Isa.
Ini
menurut Al-Quran. Dalam kitab agama lain yang kita yakini sudah mengandung
distorsi, bisa berbeda.
Mengenai
kejadian pembunuhan itu, terdapat dua riwayat yang dikemukakan ulama tafsir.
Riwayat
pertama: Waktu itu, orang-orang
Yahudi mengepung rumah Nabi Isa ‘alaihissalam. Nabi Isa di dalam rumah
bersama 12 murid-muridnya. Lalu datanglah wahyu, bahwa Nabi Isa akan diangkat
dan salah satu diantara murid-murid beliau akan diserupakan dengan beliau.
Nabi
Isa menawarkan kepada murid-muridnya siapa yang mau wajahnya diserupakan dengan
beliau, kelak dia akan masuk surga. Maka murid beliau yang paling muda
menawarkan diri. Nabi Isa diangkat, dia diserupakan dengan Nabi Isa kemudian
dibunuh oleh orang-orang Yahudi.
Riwayat
kedua: Ketika orang-orang Yahudi
ingin membunuh Nabi Isa Al-Masih ‘alaihissalam, ada seseorang yang
menawarkan diri untuk menunjukkan persembunyian Nabi Isa. Orang ini sebenarnya
orang dekat Nabi Isa.
Tapi dia munafik. Menusuk dari belakang. Dia mau
melakukan hal ini dengan imbalan harta benda, yaitu dirham.
Masuklah
orang itu ke sebuah tempat. Lalu orang-orang Yahudi masuk dan membunuh orang
munafik itu. Karena orang-orang Yahudi melihat wajahnya mirip dengan Nabi Isa Al-Masih
‘alaihissalam.
Dalam
ayat ini, orang Yahudi mengatakan bahwa Nabi Isa adalah Rasulullah, utusan
Allah. Loh, kalau mereka mengakui Nabi Isa utusan Allah, kenapa mereka jahat
kepada Nabi Isa? Perkataan itu bukan dari hati yang tulus. Perkataan itu hanya
untuk mengejek Nabi Isa Al-Masih saja.
***
وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِنْهُ مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلَّا اتِّبَاعَ الظَّنِّ
Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka,
Sebenarnya, orang-orang yang berselisih dalam
masalah Nabi Isa itu ragu. Ya, orang-orang Yahudi ragu yang dibunuh itu Nabi
Isa apa bukan. Mereka tidak tahu pasti. Mereka hanya mengira-ngira saja.
Dan mereka ditimpa keganjalan-ganjalan. Kalau
yang dibunuh itu Nabi Isa, lalu ke manakah orang munafik yang membantu mereka
menemukan Nabi Isa? Kalau yang dibunuh adalah orang munafik itu, lalu ke manakah
Nabi Isa ‘alaihissalam?
Mereka bingung. Bahkan diantara mereka ada yang
mengatakan, “Ini wajahnya mirip Nabi Isa, tapi badannya mirip teman kita (orang
munafik itu)”.
Orang Yahudi mengatakan, “Kita membunuh Isa”.
Satu golongan dari Nasrani mengatakan, “Kita membunuh Isa”. Satu golongan lagi
dari Nasrani mengatakan, “Tidak! mereka tidak membunuh Nabi Isa. Kita melihat
sendiri Nabi Isa diangkat ke langit”.
Intinya, mereka tidak tahu secara pasti
(Qath’i) bahwa yang dibunuh dan disalib adalah Nabi Isa ‘alaihissalam.
***
وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا
mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa.
Ayat ini menjelaskan kepada Nabi Muhammad saw
bahwa orang-orang Yahudi tidak membunuh Nabi Isa ‘alaihissalam. Jadi, mereka
ragu apa mereka itu membunuh Nabi Isa atau tidak. Lalu Allah menegaskan, bahwa
mereka tidak membunuh Nabi Isa.
***
بَلْ رَفَعَهُ اللَّهُ إِلَيْهِ وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا
Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Lalu ke mana Nabi Isa? Allah memberitahukan,
Nabi Isa diangkat ke tempat yang tidak ada yang tahu kecuali Allah. Dalam
redaksi lain diangkat ke langit (as-Sama’). Tapi bukan berarti Allah ada
di langit.
Pertanyaan berikutnya, Nabi Isa diangkat ke
langit ruhnya saja atau dengan jasadnya? Ulama Tafsir ada yang mengatakan, yang
diangkat ke langit adalah ruhnya saja. Jasadnya tidak.
Lalu kenapa orang-orang Yahudi tidak menemukan
jasad Nabi Isa di bumi? Itu kekuasaan Allah. Allah bisa membutakan mereka dari
jasad Nabi Isa. Seperti halnya Nabi Musa berada di tengah-tengah umatnya, tapi
umatnya tidak merasa.
Baca juga: Pergi Sholat dengan Santai-Santai Saja!
Namun, menurut Jumhur (mayoritas) ulama tafsir,
bahwa yang diangkat adalah ruh dan jasadnya Nabi Isa ‘alaihissalam. Pendapat
ini didukung banyak hadis yang menjelaskan, kelak di akhir zaman Nabi Isa akan
turun dengan membawa syariat Nabi Muhammad saw..
Masalah diangkatnya Nabi Isa, tidak usah
diragukan lagi. Sebab, Allah Maha ‘Aziz, Maha Perkasa. Juga maha bijaksana.
Allah kuasa untuk menyelamatkan utusan-Nya dari orang-orang durjana.
***
وَإِنْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ إِلَّا لَيُؤْمِنَنَّ بِهِ قَبْلَ مَوْتِهِ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكُونُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا
Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya. Dan di hari kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka.
Sungguh, Ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani) akan
beriman kepada Nabi Isa sebelum mereka meninggal. Jadi, di detik-detik akhir
kehidupan Ahli Kitab akan mengakui bahwa Nabi Isa adalah utusan Allah.
Baca juga: Obat Hati Menurut Imam Al-Ghazali
Orang Yahudi akan mengakui bahwa Nabi ‘Isa
adalah utusan Allah. Orang Nasrani akan mengakui bahwa Nabi Isa adalah utusan
Allah, bukan Tuhan, bukan anak Tuhan. Hanya saja keimanan mereka itu sudah
tidak berguna lagi.
Namun, ada yang berpendapat beda. Menurutnya,
maksud ayat ini adalah bahwa kelak ketika Nabi Isa turun ke bumi di akhir
zaman, Ahlu Kitab akan beriman kepada beliau. Jadi, sebelum Nabi Isa meninggal,
tidak ada satu pun dari Yahudi dan Nasrani yang tidak beriman. Semuanya
beriman.
Dan pada hari kiamat, Nabi Isa ‘alaihissalam
akan bersaksi bahwa orang Yahudi mendustakannya. Nabi Isa juga akan bersaksi
bahwa orang Nasrani menyekutukan Allah. Memang, pada hari kiamat nanti, semua
nabi akan bersaksi untuk umatnya.
Baca juga: Arti Qobiltu: Janji untuk Mencintai Istri Sepenuh Hati
_______________________________________________
Referensi:
Tafsir ar-Razi
Tafsir al-Maraghi
Tafsir al-Wasith Li Sayyid Thontowi
Tafsir al-Baghawi
Posting Komentar