Perang Badar adalah perang
pertama Rasulullah saw.. Pada perang itu keimanan dan kesetiaan kepada Islam benar-benar
dipertaruhkan.
Sebab, tidak sedikit dari
umat Islam yang harus berperang melawan keluarganya sendiri. Melawan ayah,
saudara, dan seterusnya.
Ya, terjun dalam perang
itu benar-benar pengorbanan yang luar biasa. Tak heran jika kemudian para
sahabat yang ikut bertempur dalam perang Badar mendapat keistimewaan.
Selain itu, perang Badar merupakan
uji nyali dan tawakkal kepada Allah. Bagaimana tidak? Orang-orang kafir
berjumlah 1000, sedangkan umat Islam hanya 300-an. Satu banding tiga.
Maka, Rasulullah saw. tak
henti-hentinya berdoa. Beliau bermunajat kepada Allah agar beliau dan
tentaranya dimenangkan.
Imam Muslim meriwayatkan,
setelah Rasulullah melihat orang-orang musyrik yang berjumlah 1000, lalu
melihat tentarnya hanya berjumlah 319, maka beliau menghadap kiblat dan berdoa.
Rasulullah mengangkat
tangan lalu berdoa dengan suara keras. Doa beliau:
اللهم أنجز لي ما وعدتني،
اللهم آت ما وعدتني، اللهم إن تهلك هذه العصابة من أهل الإسلام لا تعبد في الأرض
Artinya: Ya Allah...
berikanlah apa yang kau janjikan kepadaku. Ya Allah... datangkanlah apa yang
kau janjikan kepadaku. Ya Allah... jika perkumpulan umat Islam ini dihancurkan,
maka engkau tak akan disembah di muka bumi ini"
Nabi terus berdoa dengan
mengeraskan suara sambil mengangkat tangan sampai selendangnya jatuh.
Sayyidina Abu Bakar
As-Siddiq mengambil selendang itu lalu diletakkan kembali ke dua bahu
Rasulullah Saw.
Sayyidina Abu Bakar
berdiam di belakang Rasulullah lalu mengatakan, "Cukuplah doamu, Allah
akan memenuhi janji-Nya.
Dalam riwayat Imam
Bukhari, doa Rasulullah sebagaimana berikut:
اللهم إني أنشدك عهدك
ووعدك، اللهم إن شئت لم تُعبد
"Ya Allah... aku
meminta janjimu. Ya Allah... jika kau ingin, kau tak akan disembah (lagi).
Menurut riwayat Imam
Baihaqi yang diceritakan Sayyidina Ali, doa Rasulullah saw dalam perang Badar adalah:
يَا حَيُّ يَا قَيُّومُ
يَا حَيُّ يَا قَيُّومُ
Perang itu memang sangat
genting. Rasulullah berperan sebagai panglima perang sekaligus memohon doa.
Beliau mengatur barisan
tentara, memotivasi, dan mengingatkan mereka pada akhirat.
Ketika perang berkecamuk,
Rasulullah ikut dalam dahsyatnya pertempuran. Rasulullah ada dalam barisan
paling depan.
Tapi, sesekali beliau
kembali ke tenda. Beliau bermunajat kepada Rab-nya agar menang dalam
pertempuran.
Yang menarik untuk dibahas
adalah dalam kejadian doa Rasulullah itu adalah Abu Bakar yang meminta beliau
berhenti berdoa.
Apakah Abu Bakar lebih
percaya kepada Allah dari pada Rasulullah? Tidaklah! Rasulullah lebih tawakkal
dan lebih percaya kepada Allah.
Lalu bagaimana kita
mengartikan kejadian di atas? Menurut Al-Hafidz Qadi Abu Bakar, pada waktu itu
Rasulullah saw sedang berada dalam makom khauf, sedangkan Abu Bakar
dalam makam roja'.
Makom Khauf adalah
Rasulullah merasa takut kalah karena Allah bisa saja melakukan apa yang Dia kehendaki. Makom Roja' Abu Bakar
berharap kepada Allah agar dimenangkan dalam pertempuran.
Pendapat lain mengatakan,
Abu Bakar meminta kepada Rasulullah agar berhenti berdoa karena Abu Bakar tidak
tega kepada Rasulullah. Abu Bakar memang sangat cinta pada Rasulullah sehingga
ia tidak mau melihat beliau susah.
Menurut Al-Khithabi yang
dikutip Ibnu Hajar, Rasulullah berdoa sedemikian rupa karena ingin meyakinkan
para sahabatnya.
Rasulullah ingin para sahabatnya
optimis, bersemangat, dan percaya kepada Allah. Maklum, perang itu adalah
perang pertama umat Islam.
Ketika Abu Bakar meminta
beliau berhenti berdoa, tahulah Rasulullah bahwa Abu Bakar sudah merasakan
keyakinan hati.
Baca juga: Orang Hebat Sumber Inspirasi
Lalu kenapa Rasulullah
berdoa, “Jika umat Islam kalah, kau tidak akan disembah”? Apa maksudnya? Apa
Nabi Muhammad SAW. mengancam Allah? Waduh bahasa wong-wong politik neh.
Imam Ibnu Hanajr Al-‘Asqalani
menulis dalam Fath Al-Bari, Rasulullah berdoa demikian itu berdasarkan realitas.
Sebab, Rasulullah tahu beliau adalah nabi terakhir. Tidak akan ada nabi lagi
setelah beliau.
Baca juga: Tasfir Surat An-Nisa’ 157-159 : Ke Manakah Nabi Isa Al-Masih Diangkat?
Jika beliau kalah, umat
Islam porak-poranda, hancurlah kekuatan yang memperjuangkan agama tauhid itu. Syariat
Islam tumpul. Orang musyrik akan terus menyembah berhala. Umat manusia dalam
kesesatan. Allah pun tidak lagi disembah.
Begitulah maksudnya. Salam!
Posting Komentar