Ùˆَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ ÙˆَالصَّÙ„َاةِ ÙˆَØ¥ِÙ†َّÙ‡َا Ù„َÙƒَبِيرَØ©ٌ Ø¥ِÙ„َّا عَÙ„َÙ‰
الْØ®َاشِعِينَ (45) الَّØ°ِينَ ÙŠَظُÙ†ُّونَ Ø£َÙ†َّÙ‡ُÙ…ْ Ù…ُÙ„َاقُÙˆ رَبِّÙ‡ِÙ…ْ ÙˆَØ£َÙ†َّÙ‡ُÙ…ْ
Ø¥ِÙ„َÙŠْÙ‡ِ رَاجِعُونَ )46(
45. Jadikanlah sabar dan sholat
sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali
bagi orang-orang yang khusyu',
46. (yaitu) orang-orang yang
meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali
kepada-Nya.
Dalam hidup ini pasti ada
masalah-masalah yang kita hadapi. Kadang, masalah itu bikin sedih hati. Kesedihan
itu begitu dalam, sehingga air mata menetes tanpa henti.
Al-Quran mengajarkan
kepada kita cara menghadapi masalah dengan sabar dan sholat. Allah berfirman:
Ùˆَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ ÙˆَالصَّÙ„َاةِ ÙˆَØ¥ِÙ†َّÙ‡َا Ù„َÙƒَبِيرَØ©ٌ Ø¥ِÙ„َّا عَÙ„َÙ‰ الْØ®َاشِعِينَ
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu',
Ya, sabar dan sholat
sebagai penolong atas masalah-masalah yang menghampiri. Penolong agar kita
kuat. Agar hanya kepada Allah kita semakin mendekat.
Menurut Imam Mawardi,
sabar itu mencegah diri dari apa yang sangat diingini. Misalnya, ketika musibah
menimpa, kita menahan diri agar tidak frustasi. Kita pasrahkan semuanya kepada ilahi.
Misalnya puasa, kita
menahan diri dari apa yang kita ingini, seperti makan, minum, dan hal yang
dilarang dalam berpuasa. Itulah arti sabar dalam ayat di atas.
Sabar di atas juga erat
kaitannya dengan kewajiban dan larangan Tuhan. Artinya, kita bersabar atas
kewajiban yang Allah wajibkan kepada kita. Juga bersabar atas larangan yang
ditanggungkan kepada kita.
Sabar pada kewajiban Tuhan
tidak akan pernah terjadi kecuali jika melakukannya. Sabar pada larangan Tuhan
tidak akan kita dapatkan kecuali jika kita meninggalkan larangan itu.
Lalu bagaimana cara agar kita
sabar menjalani semua itu?
Mengutip pendapat Syaikh
Al-Maraghi, kita kembalikan kepada Allah. Coba kita pejamkan mata. Lalu mengingat
janji Allah, bahwa ada pahala luar biasa bagi siapa pun yang menuruti perintah
dan menjauhi larangan-Nya.
Juga, mengingat bahwa
semua yang terjadi kepada kita murni atas takdir-Nya. Maka kita kembalikan
kepada Allah. Kita hamba-Nya. Kita milik-Nya. Pasrahkan saja kepada-Nya.
***
Tentang sholat? Kenapa
Al-Quran menyuruh kita sholat ketika tertimpa masalah? Apakah sholat bisa
menyelesaikan masalah?
Masalah itu tidak hanya
menimpa kita loh. Masalah juga menimpa orang banyak. Termasuk Nabi
Muhammad saw. dan para sahabatnya.
Diceritkan, ketika
Rasulullah tertimpa masalah, maka beliau sholat.
Diceritakan juga, suatu
ketika Ibnu ‘Abbas dalam perjalanan. Tiba-tiba ada kabar salah satu putrinya meninggal
dunia. Ibnu ‘Abbas langsung menepi. Lalu mengerjakan sholat.
“Minta tolonglah kalian
dengan sabar dan sholat!” kata Ibnu ‘Abbas selesainya sholat seraya membaca
ayat di atas.
Apa arti dari semua ini? Sholat
itu pelipur lara. Sholat itu membuat hati tenang dan sentosa.
Kata baginda, “Ketenangan
terindahku ketika aku dalam sholat”.
Kenapa dalam sholat ada ketenangan?
Syaikh Muhammad Amin as-Syanqithi menulis, ketika seseorang berdiri di hadapan
Rabnya, maka dia tenggelam dalam munajatnya. Pada waktu itulah, keduniaan hampa
baginya. Akhirat menjadi prioritasnya.
Sehingga dia hanya
memikirkan Allah. Dia hanya memikirkan bagaimana mendapatkan rida Allah.
Menurut Syaikh Al-Maraghi,
sholat yang benar akan menjadikan empunya terhindar dari perkara keji dan
munkar. Pula, dia merasa selalu diawasi oleh Allah baik ketika sendirian atau
banyak orang.
***
Menghadapi masalah dengan
sabar dan sholat sudah dijelaskan dengan rinci di atas. Akan tetapi, sholat dan
sabar itu berat. Sangat berat. Kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.
Orang-orang yang khusyuk
adalah orang tawadu’ kepada Allah. Orang-orang yang takut pada siksaan Allah.
Orang-orang yang khusyuk
juga dijelaskan oleh ayat berikut ini:
الَّØ°ِينَ ÙŠَظُÙ†ُّونَ Ø£َÙ†َّÙ‡ُÙ…ْ Ù…ُÙ„َاقُÙˆ رَبِّÙ‡ِÙ…ْ ÙˆَØ£َÙ†َّÙ‡ُÙ…ْ Ø¥ِÙ„َÙŠْÙ‡ِ رَاجِعُونَ
(yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.
Ya, orang-orang yang
khusyuk itu adalah mereka yang meyakini kelak akan bertemu Allah. Lalu Allah akan
meminta pertanggung jawaban atas semua perilaku mereka.
Mereka meyakini, ada
akhirat, ada hari pembalasan, ada hari pembangkitan, dan seterusnya.
Karena keyakinan itu, mereka
selalu menghadirkan akhirat dalam setiap langkahnya. Mereka selalu mengingat
akhirat. Maka khusyuklah mereka.
Kenapa sholat tidak berat bagi
orang khusyuk? Kata Imam Al-Baidhawi, karena mereka terbiasa. Terbiasa sholat,
terbiasa bersabar, terbiasa melakukan hal-hal yang berat.
Benarlah kata pepatah Madura,
“Toman panikah nyaman”. Jika sudah terbaiasa, maka nyaman rasanya.
Baca juga: Doa Nabi di Perang Badar agar Pasukannya Tak Gentar
Kata Syaikh Al-Maraghi,
sholat itu tidak mungkin berat bagi orang yang khusyuk. Karena sholat itu
menjadi media menenangkan hati mereka. Dalam sholatlah mereka merasakan
kebahagiaan luar biasa.
Dalam hidup, mereka
disibukkan dengan kebutuhan dunia. Disibukkan dengan kerja dan lain sebagainya.
Itu semua menjadi beban tersendiri. Maka, ketika sholat, lepaslah semua itu.
Pula, mereka mengharapkan
pahala dari Allah. Sehingga mereka tidak merasa berat ketika melakukannya.
Baca juga: Tafsir Surat Al-Baqarah 41-44: Mengajak pada Kebaikan, tapi DirinyaTidak Melakukan
Maka tidak mengherankan,
ketika Robik bin Khutsaim ditanya mengapa lama sekali ketika sholat, Robik
menjawab, “Aku tenang di dalamnya”.
Begitulah tafsir ayat di
atas. Ayat yang berbicara tentang ‘menghadapi masalah dengan sabar dan sholat’.
Semoga!
Wallahu A’lam. Wa Qola
al-Mushonnifu
_____________________________________________________
Referensi:
Tafsir Al-Baidhowi
Tafsir Syaikh Al-Maraghi
Tafsir an-Nukat Wa al-Uyun
(karya Imam Mawardi)
Tafsir
Adwa’ul-Bayan (karya Imam as-Syanqithi)
Posting Komentar