Saya waktu memberi cinderamata kepada Bapak Aguk Irawan, Penulis Nasional dari Jogja. (@saufuddinsyadiri) |
Kira-kira
dua tahun yang lalu, saat saya menjadi Pimpinan Umum Lembaga Pers Mahasiswa
(LPM) Akses Unsuri, saya mengenal istilah “Jurnalis Entreprenuer”. Yah, saya
dituturi oleh Bapak Aguk Irawan, penulis nasional dari Jogja.
Waktu
itu, saya dan teman-teman LPM Akses ingin mengadakan seminar. Saya konsultasi
kepada salah satu dosen. Namanya Pak Basyir Beak. Pak Basyir ini gus dari
Jombang. Beliau alumni Mesir dan Amerika.
Beliau
ini baik sekali. Selain arahan dan bimibingan, beliau juga memberikan uang
untuk keperluan LPM Akses. Kebahagiaan yang luar biasa bagi saya waktu itu.
Juga bagi teman-teman yang ‘berjuang’ untuk Akses.
Nah, Pak Basyir ini yang merekomendasikan Pak Aguk Irawan. Kata
beliau, Pak Aguk ini teman beliau. Jadilah saya menghubungi Pak Aguk. Saya
informasikan semua yang berkaitan dengan seminar. Termasuk tema seminar.
Saya dan Bapak Basyir, dosen Unsuri (@saifuddinsyadiri |
Akan
tetapi, Pak Aguk meminta tema seminar diganti. Beliau meminta, tema seminar
diganti dengan, “Jurnalis Entrepenuer”. Tapi bahasa beliau saya lupa. Apa
“penulis entrepreneur” atau “Eentreprenuer Writing”. Saya lupa.
(Dalam
mustholah hadis diistilahkan “Syakkun min rowi”, keraguan dari yang
meriwayatkan) hehe
Kebetulan
sekali, kampus saya yang baru berganti rektor mengusung selogan baru. Selogannya,
“Entrepreneur University”. Nyambung dengan tema seminar LPM Akses.
Seminar
berjalan lancar. Peserta membeludak. Tidak hanya mahasiswa Unsuri yang hadir,
tapi juga dari kampus tetangga. Banyak peserta yang terpaksa duduk lesehan.
Maklum, pematerinya kelas nasional.
Saya
sebelumnya tidak pernah nyangka, LPM Akses bisa menyelenggarakan acara sebesar
itu. Rezeki anak sholeh, mungkin.
***
Konsekuensi
selogan baru kampus saya itu, setiap mahasiswa diberi mata kuliah tambahan:
Entrepreneur. Tapi waktu itu belum merata. Ternyata tidak mudah mewujudkan
“Entreneur University”.
Buktinya,
saya baru diberi mata kuliah entrepreneur ketika semester tujuh. Padahal,
selogannya tercetus waktu saya semester tiga. Tapi, tidak apalah. Mending
terlambat dari pada tidak sama sekali. Iya kan?
Saya
suka matkul entreneur ini. Suka banget. Terlebih, dosennya keren.
Menginspirasi. Nama panggilannya Pak Zain. Masih muda. Energik. Ditambah,
landasan entrepreneur beliau religius.
Logo Toko Buku Online Najat |
Dari
beliau inilah, saya mendapat suntikan semangat untuk menjadi pengusaha. Saya
seakan mendapat bimbingan untuk terus menjalan bisnis buku saya. Ya, saya
jualan buku. Alhamdulillah, laku meski tidak selalu.
Butuh buku keislmana? Klik di sini atau di sini !
***
Jualan
buku ini sebagai langkah awal. Kedepannya, saya ingin mendirikan Self
Publishing. Saya ingin menerbitkan buku-buku saya lewat penerbit saya ini.
Insyaallah. Ya, kalau sudah berjalan, bisa juga menerima penerbit dari penulis
lain.
Sedikit
demi sedikit saya mengembangkan “Entrepreneur Writing”. Tulis-menulis
yang kreatif dan inovatif. Selain bisa berbagi, saya juga bisa mendapat rezeki.
Amin!
“Entrepreneur
Writing” ini bahasa saya sih. Benar tah susunannya? Sorry, for my bad
English.
Tapi,
tujuan utamanya tetap berbagi. Sebab, jujur saja, saat saya menulis karena
ingin mencari uang, rasanya gimana gitu. Kayak terkekang.
“Entrepreneur
Writing” ini saya wujudkan dengan membuat blog berdomain ini. Target bulan
depan sudah bisa didaftarkan ke Google Adsense.
Selain
itu, juga mengirim tulisan ke berbagai media online. Seperti IDN Times,
DatDut.com, Harakatuna, dan lain-lain. Insyaallah, menuju Penulis Entrepreneur.
Baca juga: Kesempatan Hanya Satu Kali
***
Mengenai
Self Penerbit yang akan saya dirikan, saya sudah memiliki nama loh. Logonya
juga sudah jadi. Sederhana, tapi hasil karya sendiri. Saya yang buat lewat
corel. Berkat belajar di Pesantren dulu.
Ingin
memesan pada yang sudah professional, belum ada uang. Yaudah, adanya dulu. Nama
penerbit itu adalah “Najat Penerbit”. Logonya sebagaimana di bawah ini.
Logo Najat Penerbit |
Filosofinya:
Najat
memiliki arti “selamat”. Nama ini diambil dengan harapan buku yang lahri dari
Najat Penerbit mengispirasi pembaca untuk menjadi orang salih di sisi Allah,
sehingga menjadi orang yang selamat di dunia sampai akhirat.
Logo
Najat Penerbit memiliki dua warna: hijau dan kuning keemasan. Warna hijau
dimaksudkan Islam yang indah sebagaimana yang diajarakan oleh Rasulullah saw..
Warna
hijau juga warna yang disukai oleh Rasulullah saw.. Mudah-mudahan Najat
Penerbit menjadi media untuk mendapatkan rida Allah dan Rasulullah.
Warna
yang kedua adalah kuning keemasan. Warna ini ada pada tulisan “Penerbit”. Hal
ini menggambarkan emas yang berarti kekayaan yang luar biasa. Artinya, siapa
pun yang menjadi kru Najat Penerbit akan menjadi orang kaya. hehehe. Mimpi.
“Bermimpilah setinggi langit! Jika engkau jatuh, kau akan jatuh di antara bintang-bintang” (Ir. Soekarno)
Akan
tetapi, kekayaan ini tidak sampai melalaikan dari Allah, karena warna hijau
lebih dominan dan menyelimuti, serta tulisan “Najat” yang bermakna selamat
lebih besar dari tulisan “Penerbit” yang lebih menggabarkan arti kekayaan.
Gambar
buku bertulis huruf “N” dimaksudkan identitas “Najat Penerbit”. Buku
menggambarkan penerbit, huruf “N” insial
dari “NAJAT”.
Itu
sekilas saja tentang planning saya ke depan. Utamanya mengenai tulis-menulis dan
bisnis saya. Semoga saja planning ini bersamaan dengan kehendak yang Maha
Kuasa.
Kata
peptah Inggris, “Lets have a dream and let your curiosity lead you to the
fascinating journey!”. Atau kata Bung Karno yang pernah saya baca di sebuah
blog, “Bermimpilah setinggi langit! Jika engkau jatuh, kau akan jatuh di antara
bintang-bintang”.
Baca juga: Ingin Kaya ? Ini 5 Tips Ampuh dari Bapak Zulkifli Hasan
Bismillah,
Sukses, Alfatihah….
#UnsuriPreneur
#entrepreneuruniversity #unsurisurabaya
1 komentar