Hai Guys…
ketemu lagi dengan sahabatmu neh. Kali ini saya ingin berbagi tentang pengalaman
membeli HP baru. Wah, HP baru neh. Iya HP baru. Tapi ngutang. Wkwkwk
Beberapa
hal ini yang saya lakukan sebelum membeli HP:
1. Melihat
isi dompet
2. Inginnya
merek apa
3. Membaca
spesifikasinya
4. Tentukan
pilihan
Saat
saya ingin beli HP, saya lihat dulu uang saya. Saya punya uang berapa. Saya mencari
HP yang sesuai dengan keadaan dompet. Jika melebihi kapasitas isi dompet, bisa
gak makan bro. Apa lagi anak perantauan.
Lalu
saya browsing hp yang harga 2 jutaan. Uang saya mampu segitu. HP yang saya cari
merek Oppo. Kok Oppo? Ingin saja. Soalnya udah dua kali kan beli Samsung. Ingin
yang berbeda gitu.
Muncullah banyak HP. Diantaranya Oppo F5 dan
Oppo A3S. Saya tertarik pada keduanya, karena sepertinya cock dengan keuangan.
Say
abaca spesifikasi keduanya. Saya banding-bandingkan. Lama sekali. Sampai berjam-jam.
Setelah lelah membaca spesifikasi, saya juga browsing dengan kata kunci “Kelebihan
dan Kekurangan”.
Eh,
ternyata HP itu semuanya memiliki kelebihan dan kekurangan. Itu mungkin sudah
disengaja oleh pembuatnya. Strategi pemasaran.
Setelah
saya membaca kekurangan HP Oppo F5 saya jadi enggan untuk membelinya. Saya baca
lagi deh spesifikasinya Oppo A3S. Juga kelebihan dan kekurangannya.
Nah,
setelah membaca kekurangannya, saya juga tidak mau membeli Oppo A3S. Aduh…. Saya
browsing lagi HP selain Oppo F5 dan Oppo A3S. Banyak sih yang lebih bagus, tapi
uangnya gak sampai segitu. Hehehe
Sekedar
informasi saja, kelebihan Oppo F5 itu di camera. Cameranya bagus sekali. Camera
depannya 20 MP. Belakangnya berapa gitu. Lupa saya. Kalau Oppo A3S kelebihannya
di batrai. Batreynya berkekuatan 4000-an mAh.
Pokoknya
saya membandingkan keduanya ini lama sekali. Sampai dua hari. Kadang lihat
selain mereka berdua, tapi gak cocok. Gak cocok uagnya. (-_+) Akhirnya, dengan
segala kelebihan dan kekurangannya, saya memilih Oppo A3S.
Jadi
guys, kalau kita berani mencintai kelebihan sesuatu itu, maka kita juga harus berani
memaafkan kekurangannya. Termasuk dalam jodoh. Loh loh loh. Kok bahas jodoh?
Sory, sory. Kebablas.
Kadang,
kita tidak merasakan kebahagiaan, karena belum mampu berdamai dengan
kekurangan. Kata orang sufi, Qona’ah. Menerima apa yang diberi Allah
sambil selalu berusaha dan berharap kepada-Nya untuk mendapatkan yang terbaik.
BELI HP AJA KOK REPOT
DI SINI AJA PASTI PAS & PUAS
Setelah
saya sudah yakin untuk membeli HP A3S, saya berangkat ke toko terdekat. Saya tidak
datang ke toko HP besar, seperti Marina dan lain-lain. Males. Saya cari
toko-toko yang di pinggir jalan raya.
Kalau
masalah harga, saya tidak tahu lebih murah di toko besar atau di toko pinggir
jalan. Saya beli di toko yang dekat saja. Gak mau lelah.
Setelah
kutemukan, saya parkir speda lalu saya masuk. Saya cari HP yang sudah saya
pilih. Nanya-nanya harga. Jadi deh.
Jadi
guys, kalau mau berangkat ke toko HP (untuk beli HP ya, bukan hanya mau
lihat-lihat saja, wkwkw), sebaiknya sudah ada pilihan mau beli HP apa. Soalnya,
kalau tidak, nanti ketika di toko bisa bingung. Saking bingungnya, gak jadi deh
beli HP.
Ini pengalaman
loh ya. Jadi dulu saya nemenin teman untuk beli HP. Dia belum tahu mau beli HP
apa. Kita berangkatnya ke Galaxy. Di sana banyak tuh macam-macam HP.
Bagian
marketing menjelaskan produku-produk yang dijualnya. Lancar sekali ngomongnya. Setelah
satunya selesai, satunya lagi yang dijelaskan. Sampai teman saya ini bingung. Lalu
bilang ke saya, “Beli besok-besok aja ya.” Anjay…
Saya
lihat di toko tempat saya beli HP ini ada gambar beberapa Tokoh Indonesia. Ada foto
Pak Habibie, juga ada foto Alm. Gusdur. Di samping foto itu, ada kata-kata
mutiara. Tapi, kata mutiaranya sudah diplesetkan ke “HP”.
Nah,
saya yang hafal hanya kata mutiara yang ada di samping foto Alm. Gusdur. Kata
mutiaranya begini, “Beli HP aja kok repot. Di sini aja! Pasti pas dan puas.”
Saya sempat mempotretnya dengan HP baru saya. hehehe.
Uang Saya Gak Cukup
Iya,
saya bawa uang lebih sedikit dari harga HP-nya. Tadinya saya sudah mencari ATM,
pas ketemu, ternyata rusak. Suasana hujan deras lagi.
Saya
nanya apa di toko HP itu ada mesin gesek. Gak ada katanya. Walah gimana? Eh,
pihak toko menawarkan untuk mengantarkan saya ke ATM. Saya mengiakan. Wah, baik
neh.
Yang
mengantarkan saya itu namanya Dairi. Kalau gak salah. Dia dari Nganjuk. Bekerja
di Toko HP sudah dua tahunan. Tapi kalau di tempat yang saya beli HP itu cuma
beberapa bulan aja.
Pulang
ke Nganjuk satu bulan sekali. Biasanya dua hari. Saya bilang, dulu pernah ke
Nganjuk. Ke rumah teman. Tap, gak tahu Nganjuk mana. Hehe.
Kata
Dairi ini, hari minggu toko HP-nya tidak tutup. Yang tutup hari Jumat jam 11. Lalu
buka lagi jam 1-an. “Oh, sepertinya islami ya,” pekik saya dalam hati.
Oh,
ternyata pemiliki toko HP-nya sepertinya muslim. Sebab, saya lihat di plastic wadah
HP, tokonya bernama “El-Najah”. Alhamdulillah, ada kebahagiaan tersendiri
dalam hati saya.
Sekian
ya… semoga yang ingin beli HP, dapat HP yang sesuai harapan!
Posting Komentar