Hal kedua
yang sangat membahagiakan adalah saat bisa berbagi tulis-menulis dengan
adik-adi IPNU, IPPNU dan Kartar Pejangkungan. Aset dan penerus masa depan
bangsa.
Acara
ini merupakan acara pertama setelah pelantikan pengurus baru IPNU-IPPNU
Pejangkungan. Saya kasih tema, “Menulis itu Keren Dunia Akhirat”.
Pertama-tama
saya memotivasi mereka, kenapa harus menulis. Dinatara yang saya tampilkan adalah
kalam Imam Al-Ghazali (kalau tidak salah ya), “Jika bukan putra ulama besar,
bukan putra raja, maka menulislah”
Saya
juga sampaikan puisi Abul Fath Al-Busti yang dikutip Al-Qurthubi dalam
tafsrinya, yang inti isi puisinya, jika para pendekar dan musuhnya bersumpah
bahwa pedang adalah cara meraih kemuliaan, maka cukuplah pena bagi penulis
sebagai pedang meraih kemuliaan itu. Sebab, Allah pun bersumpah (dalam Alquran)
dengan “Walqolam”. Demi Pena!
Nulis
di mana ? Zaman sekarang mah gampang. Blog, Facebook, IG, dan lain-lain
adalah media untuk kita nulis.
Mereka
mendengarkan, sesekali saya utarakan candaan ala anak muda. Dalam menjelaskan
masalah tulis-menulis, saya ditemani Jamal. Saya dan dia saling bergantian. Kita juga ditemani Mas Anang.
Ternyata,
diantara teman-teman sudah ada yang senang nulis, punya blog, bahkan sudah ada
yang bertanya masalah google adsens. Alhamdulillah, saya ada sedikit
pengalaman tentang itu.
Ada yang
bertanya, bagaimana caranya agar istikamah menulis ? Saya juga belum istikamah.
Masih ikut mood. Kadang, males banget nulis. Biasanya kalau ingin nulis,
tapi males banget, saya nyari-nyari motivasi untuk memotivasi diri. Kadang saya
isi dengan baca-baca. Baca buku atau apa saja di media online.
Saya
tidak sampai menjelaskan tata cara menulis. Karena masih banyak yang pemula. Saya
cuma memberi informasi, kalau kita ingin menjadi penulis, ya nulis. Gitu aja. Sama
dengan jika kita ingin bisa bersepeda, ya bersepeda. Mereka tertawa.
Nah,
bagi pemula yang pemula banget, nulislah seperti lagi curhat. Jadi, curhat aja
lewat tulisan. Saya teringat kisah Habiburrahman El-Shirazy, bahwa beliau dulu
juga nulis curhatan. Nulis curhatan itu melatih tulis-menulis kita.
Selain
itu, saya juga minta temen-temen untuk menceritakan pengalaman tulis
menulisnya. Ada yang mau. Satu orang. Perempuan. Dari IPPNU. Katanya, dia
menulis karena seseorang. Ah, sebegitu berarti ya orang itu untuk dia.
Saya
ceritakan kapan-kapan aja ya. Insyaallah. Ceritanya bagus kok. Bagi saya sangat
menginspirasi.
Posting Komentar