Sudah beberapa kali saya merasa dekat dengan Raudah, taman surga diantara mimbar dan kamar Rasulullah saw.. Pertama kali saya merasakan hal itu pada waktu membaca novel Habiburrahman El-Shirazy. Judulnya, Api Tauhid.
Di awal novelnya itu, pengarang menulis tokoh utama berada di Raudah. Bermunajat dengan khusyuk sambil meneteskan air mata. Waktu itu, saya merasa benar-benar ada di Raudah. Merasa sangat dekat dengan Raudah.
Kedua, saat Ba Ali bercerita saat pergi haji. Beliau menceritakan saat ada di Raudah. Katanya, beliau tak dapat membendung air mata. Air mata beliau menetes begitu saja. Bukan hanya membasahi pipi, tapi membanjiri. Air mata benar-benar mengalir deras. Saya pun berkaca-kaca. Sperti apa Raudah Rasulullah?
Ketiga, ketika salah satu teman kelas menceritakan saat ada di sana. Kebetulan dia selesai umrah. Dia juga cerita, saat berada di Raudah dia menangis sejadi-jadinya. Entahlah, air mata mengalir begitu saja. Lagi-lagi saya membayangkan Raudah. Seperti apa ya?
Semuga kita semua bisa berziyarah ke Raudah. Berziyarah ke makam Rasulullah saw.. Amin.
Posting Komentar